28. marah

1.7K 103 12
                                    

Hai hai hai
Sebelum kalian baca ini, boleh komen dulu?
Tinggalkan jejak kalian disini, ya🤗
Komen yang banyakkkkk, hehe
Jangan lupa vote nya juga 🥰

SELAMAT MEMBACA 🤍

~GALAZELL~

Cuaca sore ini sedikit berbeda, hujan deras di sambung dengan petir kini menghiasi langit sore yang sedikit gelap. Seorang gadis yang masih menggunakan seragam nya itu menangis di pelukan sepupu dari ayah nya. Keadaan nya sangat kacau ketika mengetahui kedua orang tua nya sudah tidak ada, meninggal dunia. Sudah lama ia mencari keberadaan orang tua nya, ia juga masih berharap mereka masih tetap hidup dan aman walaupun sudah berminggu-minggu berada di dalam hutan liar ini.

Tapi sayang nya tuhan berkata lain, kedua orang tua Faza tidak bisa di selamat kan lagi, bahkan mereka meninggal setelah berminggu-minggu terjebak di sana, kondisi jenazah orang tua Faza juga suda sedikit membusuk di beberapa bagian. Sebenarnya bisa saja mereka menelpon dan memberi tahu dimana mereka berada waktu itu, tetapi semua itu tidak bisa, di dalam hutan sana tidak ada sinyal sama sekali.

Kini polisi melakukan otopsi, supaya bisa lebih jelas lagi sebab kematian kedua oang tua Faza. Gadis itu masih tidak menyangka dengan semua ini, rasa nya seperti mimpi. Mulai detik ini, Faza membenci hujan petir, kehancuran nya di mulai dan hujan petir seolah menyambut kesedian gadis itu, ia benci hujan, ia juga benci Fadli dan papa nya.

Walaupun dulu papa nya sempat menjodohkan nya dengan Fadli dan ini semua penyebab kematian orang tua nya, tapi gadis itu sama sekali tidak membenci papa nya. Bahkan kalau sekarang mereka masih hidup, ia akan memeluk mereka dengan erat, untuk menyalurkan rasa rindu gadis itu. Sekarang ia juga melakukan nya, Faza memeluk jenazah papa nya di ruangan mayat, janazah itu sudah selesai di bersihkan oleh suter tadi. Walaupun yang di ingin kan Faza adalah memeluk orang tua nya yang masih hidup, tetapi walau suda tiada pun akan ia peluk ke erat mungkin.

"Mama, janga tinggalin Faza sendiri." Ucap nya di sela tangisan itu, ia memeluk mama nya begitu erat, seakan tidak mau kehilngan sosok mama nya. "Jangan pergi, ma. Faza sama siapa kalo gak ada kalian?"

Sedangkan Dama dan Fero yang dari tadi menemani gadis itu pun bingung harus bagaimana, sudah berbagai cara mereka lakukan untuk menenangkan Faza, tetapi juga yang namanya kehilangan dan kesedihan tidak ada yang bisa melawan, tidak ada obat yang paling ampuh, walaupun di peluk orang yang kita saying, kalua kehilangan orang tua pasti akan terasa amat berbeda dan tak ada guna nya.

"Faza," panggil Dama ketika mengetahui ada suster yang akan mengurus jenazah orang tua Faza lebih lanjut. Gadis itu berdiri dan mengusap air mata nya, melihat jenazah orang yang paling penting di hidup nya akan di bungkus dengan kain kafan membuat Faza semakin tak karuan.

Dama menarik lengan Faza pelan untuk sedikit menjauh, laki-laki itu memeluk Faza dan sedikit menenangkan nya. "Gue udah gak punya siapa-siapa lagi, Dam." Ucap gadis itu di dalam pelukan Dama yang sangat erat, tak lupa ia juga mengusap-isap punggung Faza.

"Lo masih ada gue, ada Fero, ada mama dan papa gue, ada mama papa Fero, ada temen-temen yang bakal selalu di samping lo dan selalu ada buat lo, Za. Gak perlu khawatir." Laki-laki itu terus mengusap-usap punggung Faza, menenangkan nya.

Faza melepaskan pelukan laki-laki itu lalu menatap Dama dengan wajah yang masih di basahin air mata nya. Dama mengusap air mata gadis itu lalu menangkup kedua pipi Faza, ia tersenyum kecil ketika melihat dia sudah tak menangis sebanjir tadi. "Gue janji bakal selalu ada di samping lo, gue gak bakal ninggalin lo. Bisa ikhlas in semua ini ya? Kita lewati ini bareng-bareng, oke?"

Mendengar penuturan Dama membuat ia mengangguk kecil, lalu tersenyum tipis. "Makasih, Dama."

"Gapapa kalo lo nangis, itu wajar karena kan lo juga lagi kehilangan orang tua lo. Tapi jangan sampe larut, ya? Kalo lo butuh sandaran atau pelukan hangat, gue selalu siap pasang badan buat lo. Atau kalo lo mau jalan-jalan keliling kota buat ngelupain semua nya, gue selalu siap, sayang" Faza sedikit kaget Mendengar penuturan laki-laki itu, dia bis semanis ini? Bahkan setiap kata yang dia lontarkan seakan percaya bahwa dia tak akan pergi dari kehidupan nya.

GALAZELL || PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang