26. gadis masalalu

1.5K 79 5
                                    

Hai hai, hehe.
Jangan lupa vote nya ya teman-teman 🤍
Jangan lupa juga kalian komen yang baik-baik 🥰

SELAMAT MEMBACA 🤍

~GALAZELL~

Seorang gadis keluar dari toilet dengan pakaian acak-acakan itu menatap penampilan nya di pantulan cermin wastafel, sangat buruk sekali keadaan nya. Rasa nya begitu lelah harus bolak-balik toilet hanya untuk mengeluarkan makanan yang mama nya siap kan tadi pagi. Dia tau betul, di dalam makanan nya sudah ada obat-obatan terlarang yang akan membuatnya menjadi overdosis. Mama nya sangat dendam dan sudah beberapa kali ini mencoba ingin membunuhnya dirinya.

Awal nya gadis itu tak tau kalau mama nya beberapa kali ini mencoba membunuh nya, kali pertama mama nya tiba-tiba menyuruh untuk menaiki mobil milik mama nya, dan ternyata mobil itu rem nya sudah disabotase. Dan sampai sekarang, usaha mama nya untuk membunuh gadis itu hanya sia-sia.

"Lo pikir gue bego?" Ia menatap wajah nya yang di penuhi dengan luka memar di bagian sudut bibir nya dan alis nya, ada juga beberapa luka basah yang berada di pipi kiri nya. Berharap pantulan cermin wastafel itu tiba-tiba pecah. Lalu menusukkan beberapa kaca di tubuh mama nya, hingga benar-benar puas melakukan nya, tapi sayang nya dia tak sekejam itu.

Setelah merapihkan rambut dan seragam nya, gadis itu keluar kamar mandi. Karena sudah memuntahkan semua sarapan nya, gadis itu kembali terasa lapar. Ia berjalan menuju kantin.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, semua meja sudah ada yang menempati, tidak ada satu pun yang tersisa, mungkin ada di pojok kantin. Melihat ada seseorang yang ia incar, gadis itu berjalan menuju meja yang tepat berada di depan laki-laki itu. Semua teman-teman nya serentak menatap nya, mungkin mereka menyadari kehadiran nya.

Dia mulai memakan makanan yang ia pesan sebelum nya. Satu, dua dan tiga suapan masih aman, sebelum ke empat suapan itu masuk ke dalam mulut nya tiba-tiba tangan nya bergetar hebat, ia juga mulai mual ingin memuntahkan semua makanan yang baru saja masuk di dalam perut nya.

Gadis itu langsung lari ke arah kamar mandi, lagi. Entah harus menghabiskan waktu berapa menit, setelah itu dia keluar. Karena sudah tidak ada selera untuk kembali makan, ia memutuskan untuk pergi ke kelas saja, baru saja satu langkah gadis itu meninggal kamar mandi, dia tiba-tiba pingsan begitu saja. Untung nya ada seseorang yang sigap menangkap nya.

~GALAZELL~

Bel pelajaran sudah di bunyikan, Galang dan teman-teman nya mulai beranjak dari tempat duduk mereka. Berbeda dengan Galang dan Hazeel yang dari tadi masih perang dingin.

"Zel," panggil nya lembut, laki-laki itu mengelus rambut panjang Hazeel. "Lo cemburu?"

Hazeel menjauhkan tengan nya. "Dih ngapain?!"

Dia sedikit tertawa. "Siapa tau gara-gara gue ngeliatin Vanillia dari tadi."

"Berarti bener, lo dari tadi merhatiin Vanillia?"

Sial.

Siap salah ini mah.

Galang mulai gelagapan, "bukan gitu maksudnya, sayang."

"Udahlah mau ke kelas aja!" Dengan rasa kesal ia mendorong tubuh Galang dengan keras, yang tadi nya sedikit dengan kini mulai jauh. Gadis itu mulai berdiri, namun tangan nya tiba-tiba di tarik lagi.

"Handphone aku, Zel. Aku mau ke kamar mandi." Ucap nya dengan memberikan handphone milik nya ke pada Hazeel.

Setelah itu Galang berlari meninggalkan Hazeel di sana. Laki-laki itu sempat melihat seorang perempuan yang ia kenal, sedang berdiri lemas di ambang pintu toilet khusus perempuan. Galang tak acuh dengan itu, dia langsung masuk ke dalam toilet khusus laki-laki.

Selang beberapa menit, ia mulai keluar dari toilet. Perempuan yang ia lihat ternyata masih ada di sana. Ia hanya melihat nya dari kejauhan, tapi seperti nya gadis itu sangat lemas dan pucat sekali. Dalam hitungan ke lima, dan benar saja dia pingsan. Untung Galang sigap menangkap nya.

Dengan tatapan samar-samar, Vanillia bangun dari pingsan nya tadi. Gadis itu melihat sekeliling nya, sepi sekali, tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Ternyata seperti ini rasa nya kesepian? Tidak mempunyai teman, tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau dekat dengan nya. Masa remaja nya hancur hanya karena ulah mama nya sendiri. Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Pintu UKS tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok laki-laki dengan membawa teh hangat untuk nya. Vanillia mulai tersenyum, ia berusaha untuk bangun.

"Pelan-pelan." Ucap nya sambil membantu gadis itu duduk, ia mulai memberikan teh hangat untuk Vanillia. "Lo magh, Van."

Vanillia mengangguk.

"Gue lagi, ga enak badan, jadi ga ada selera buat makan."

Laki-laki itu mulai membuka obat, untuk meringankan rasa sakit di perut nya. "Gue tadi liat lo makan, terus lari ke toilet. Lo muntah?"

"Hm"

Ia memberikan obat itu ke Vanillia. "Di minum dulu,"

Gadis itu mengangguk lalu meminum obat nya, ia tersenyum lalu mengusap wajah laki-laki di depan nya. "Lo masih sama, ga pernah berubah."

"Lo yang berubah." Ia menyingkirkan tangan Vanillia dari wajah nya.

"Sorry, but I have to say," gadis itu mulai mendekat, memeluk nya dari samping. "I Miss you so bad." Suara nya melirih, tangan nya menggenggam baju belakang milik laki-laki itu. "Kita bisa mulai semua nya dari awal, Galang."

Galang mendorong tubuh Vanillia perlahan, membuat pelukan gadis itu terlepas. "Sorry, Van. Lo cuma masalalu."

"Kenapa, Gal? Lo bilang waktu itu, lo cinta sama gue!?" Nada nya sedikit tinggi.

Laki-laki itu mulai berdiri dari duduk nya. "Gue udah bilang. Lo cuma masalalu, gue udah ga cinta sama lo."

Tangan Vanillia terulur menggenggam tangan milik Galang. "Tapi gue cinta pertama lo."

"Lo udah buat gue kecewa, Vanillia. Meskipun lo itu cinta pertama gue, itu semua udah jadi masalalu. Sekarang lo cuma mantan sahabat gue." Ia menyingkirkan tangan Vanillia, "anggap aja kita ga pernah saling kenal."

Gadis itu mulai mengeluarkan air mata nya, membuat Galang tak tega untuk meninggalkan Vanillia sendiri. "Gue ga punya siapa-siapa, Galang. Gue cuma punya lo waktu itu, bahkan sekarang gue juga kehilangan lo."

Galang memeluk Vanillia, mencoba menenangkan gadis itu. "Ini yang terakhir gue bilang, kita ga bisa kayak dulu lagi."

Di balik pelukan Galang, gadis itu tersenyum. Rasa puas yang mendalam, ia tau sebenarnya Galang tidak akan pernah bisa pergi dari nya.

"Mama udah berkali-kali coba buat bunuh gue, Gal." Ucap nya lirih, membuat Galang melepaskan pelukan nya. "Bahkan tadi pagi pun dia coba naruh obat-obatan yang terlarang biar gue overdosis, makanya gue muntahin semua nya. Sampe gue kayak gini,"

Ia menarik tangan Galang lalu menggenggam nya. "Gue gak bisa terus-terusan tinggal sama mama gue. Takut terjadi hal-hal yang dia lakuin bakal lebih gila dari ini."

Laki-laki itu mengangguk. "Lo pindah aja, ke—"

"Ke rumah lo?" Vanillia memotong ucapan Galang.

Galang menggeleng. "Gak."

Vanillia hanya tertawa. "Kenapa, Galang? Apa karena lo sekarang udah jadi suami Hazeel, jadi lo gabisa nampung gue?"

Damn it!

"Lo tau dari mana?!" Sentak nya, padahal Galang dan Hazeel sudah menutup rahasia itu rapat-rapat, kenapa bisa ada yang tahu? Ga mungkin sekali jika Gio dan Aurel yang memberi tahu.

"Gue gak sebodoh itu Galang." Ia mengusap pipi kanan Galang. "Jadi, mau sama gue atau gue bongkar semua nya?"

~GALAZELL~

[19-12-2023]
Terimakasih udah baca, vote dan komen nya ya🤍
Tunggu update selanjutnya 🥰

GALAZELL || PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang