🌼
“demikian sambutan dari saya, dan terima kasih.” selesailah pidato dari ketua prodi yang cukup bikin setengah tidur.
“udah login website buat liat kelas?.” tanya Netta pada Bira yang sedari tadi fokus melihat ke arah Danes di atas panggung.
Iya, karena Danes lulus S1 di kampus yang sama begitupun dengan segudang prestasi nya, tentu saja pihak kampus tidak akan mensiasiakan moment ini untuk flexing ke para peserta didik baru, jika kampus mereka berhasil mempunyai anak didik seproduktif Danes, bayangkan saja dia mampu membuka tempat les nya sendiri untuk anak SMP/SMA.
“Ra? Bira?.” Cheva mengikuti arah pandang Bira ke seseorang yang dia tidak kenal.
“nih anak aneh Chev gua kata, eh Bira, lu belom sehari masuk dimari udah nemu cemceman kayaknya.”
“hah? Siapa?.”
“lu lah, siapa lagi.”
“kalian ini ngarang aja to, itu mas Danes udah ada yang punya, mas Khalil nama nya."
"Aahh.. abang-abangan radio? semua tau kok Danes pacar nya Khalil."
"Loh Netta? Lu kenal?." Tanya Cheva yang udah mulai kepo nih."
"Lu berdua gak tau ya? Gua kan S1 nya disini juga, Khalil tuh dulu kerja jadi penyiar Radio khusus kampus kita, Danes kan aktif kegiatan, jadi ketemu terus pacaran, sempet rame tuh dulu."
Sambutan dari banyak dosen kalah menarik sama gosip hot kampus.
"Kenapa rame?." Si Bira yang sebenernya gak suka ghibah gak tahan buat gak dengerin, soalnya kalo masalah percintaan temen di kampung dulu cuma sebatas di jodohin.
"Ya lu liat aja, pendidikan keluarga Danes tinggi semua, kakaknya kan dulu disini juga, sekarang jadi CEO perusahaan multinasional, tajir mampus keluarga mereka, jauh banget sama Khalil yang bukan anak kuliahan di tambah kerja serabutan."
"Terakhir dari saya, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran dosen yang telah membantu saya dalam masa perkuliahan."
Kalimat penutup dari Danes sekaligus menghentikan obrolan mereka yang segera ikut memberikan tepuk tangan.
"Capek banget padahal duduk doang." Sekarang mereka sudah selonjoran di depan kelas kosong, karena sebenarnya masa perkuliahan belum mulai, hanya pengenalan kepada mahasiswa baru, yang sebenarnya bikin Netta mual karena dia udah bersarang di Prasetya 4 tahun lamanya.
"Cheva... Balik kos nanti mampir Lawson ya?." Cheva cuma nganguk sambil fokus makan kuaci.
"Kalian ngekos?." Tanya Bira sambil ngemil snack box yang dibagiin panitia.
"Iya Ra, beda beberapa kamar doang, sama-sama penghuni baru kok."
"Loh, kok penghuni baru? Selama S1 tinggal dimana Ta?."
"Rumah, cuma gua capek bolak balik Ra, jauh dari kampus."
"Lu tinggal dimana Ra?." Nah, sekarang Cheva udah fokus, karena kuaci nya udah ludes.
"Di tampung sama bundanya mas Caya."
"Hah?."
"Oh, maksudnya di tampung sama temen nya ibu, nah mas Caya itu nama anaknya."
"Bentar..." Netta menegakkan tubuhnya "karena nama dia cukup unik gak mungkin dia orang yang beda kan Ra? Maksudnya Caya temen kakaknya Danes?."
"Tuh kan Netta, lu macam kenal semua orang."
"Abis jadi bahan ghibahan lo Ra, sumpah deh."
"Lah ngopo to?." Kesel dikit Jawa nya Bira keluar.
"Gini, gua gak kenal sama Caya, tapi dia sering banget anter jemput Danes, anak-anak banyak yang kepo, ternyata ya dia temennya Arshaka, kakak nya Danes, jadi ya gitu Ra Danes sering di gosipin sana sini mau, karena posisi dia udah punya Khalil tapi jalan terus sama Caya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLE (CHANBAEK)🔞 END.
Historical FictionRetrouvaille (n.) the joy of meeting or finding someone again after long separation; Sepenggal kisah kasih, senang sedih dan juga tawa dalam perjalanan menemukan bongkahan puzzle yang sebelumnya tak pernah utuh.