48; kuning biru

125 7 5
                                    

🌼


"bun aku gimana?"

"Ganteng, anak bunda selalu ganteng."

Riuh suara bersahutan memenuhi rumah orang tua Lian.

"Mami sama papi dirumah aja deh ya." Kali ini orang tua Lian membantu menantunya memakai dasi, karena Lian sedang sibuk dengan Pampers dedek Iyu.

"It's okay mami, do'a nya aja." Seehan menjawab sambil menutup mata karena wajahnya sedang dirias tipis oleh Danes.

"Danes, Lu gak ganti baju?" Caya menegur Danes yang sibuk mendandani Seehan dan Khalil.

"Gampang gua mah, lu mas itu ya ampun, sini deh." Layaknya yang lain kini Caya duduk tenang sembari di beri riasan sedikit, serta entah apa yang menyentuh bibirnya terasa sangat basah.

"Biar bibir lu lembab kacay, kalo kering ilfeel banget kalo gua jadi bapaknya Bira."

"Untung bukan."

"Nyaut aja."

Dilain tempat ada ibuk yang masih sibuk di dapur dengan berbagai sajian.

"Pak boss ini istrinya suruh siap-siap aja nggeh biar kita aja yang di dapur." Itu ibu-ibu penjual sayur yang biasa ngambil di bapak, sekarang di kasih freelance jadi tukang masak, soalnya berita ini gak boleh sampe keluar.

"Wes buk, urus Bira sek kae rung tangi."

"Hihh ya Allah Gusti, bapak kok gak bangunin to?" Ibuk berlari menuju rumah dan segera mendobrak pintu kamar Bira yang sebenarnya tidak terkunci.

"Nang bangun nang, masyaallah." Ibuk membuka lebar gorden yang menutup cahaya matahari.

"Aduh ibuk, masih ngantuk."

"Ada temen ibuk mau pada arisan, mandi sana."

"Lah kan tamune ibuk to."

"Gak sopan ah, ada yang liat kamu pulang waktu itu, jadi yo gak enak to kalo gak salim."

Ibuk dengan sekuat tenang menarik tubuh yang terpapar gravitasi, mata Bira yang sayu, serta baju yang compang-camping coba ia fokuskan sebelum melarikan kakinya ke kamar mandi.

"Nih pake." Bira mengernyitkan keningnya.

"Ibuk sengaja beliin buat adek, biar rapihan loh nang, pake ya."

"Ibu rapih banget." Bira segera memakai baju yang ibuk siapkan tanpa bertanya apapun lagi.

"Mau arisan to, ya rapih, turun dulu kamu sarapan deh."

Langkah kecil itu ia ambil menuruni tangga, pemandangan di bawah sejenak membuatnya heran, sebesar apa acara arisan ini? Karpet sudah tertata, sofa disingkirkan ke pojok ruangan, kipas besar di letakan memutar, mengembuskan angin ke seluruh ruangan.

"Arisan nya sama menteri opo piye buk?"

"Yo harus totalitas to, nggeh pak?"

Bapak hanya berdeham sambil menikmati makanan yang ada di piringnya, tanpa ada yang tau dirinya juga gugup setengah mati, sebentar lagi, anak semata wayangnya akan di bawa oleh orang lain.

RETROUVAILLE (CHANBAEK)🔞 END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang