26; udah gadis

69 10 18
                                    

🌼

Davina gundah, hari ini tidak ada satupun pesan yang Cakara balas, tidak seperti hari-hari lalu, walaupun singkat Cakara tetap meladeni celotehan nya.

Bertanya pada Seehan bukanlah solusi karena Vina mengerti betul jika selepas perpisahan mereka Seehan seakan memotong semua tali yang berkaitan.

Bunda? Jalan satu-satunya.

Tanpa mengirim pesan terlebih dahulu, Vina melesat ke salah satu supermarket untuk membeli beberapa barang dan makanan untuk bunda, hanya bermodalkan kepercayaan diri Vina masuk ke area perumahan yang sudah bertahun-tahun tidak pernah ia jamah.

Sudah pukul setengah delapan malam, yang biasanya para tetangga sudah masuk ke rumah masing-masing, tapi tidak hari ini, mereka semua berkumpul untuk merayakan malam tahun baru bersama.

Vina memarkir mobil nya di lapangan seberang rumah bunda karena di depan rumah cukup ramai dan tidak ada space untuk mobilnya.

"Malam Bun..." Siapa yang tidak kenal Vina? Semua tetangga pasti tau, kabar pernikahan sudah pernah tersebar, bahkan bunda sempat bikin syukuran saat Caya dan Vina resmi bertunangan.

Semua tetangga dengan sigap langsung berpura-pura sibuk dengan banyak hal, ada yang membakar arang, memotong ayam bahkan menundukkan kepala ke kolong mobil dengan alasan mencari kucing nya, padahal peliharaannya anjing.

"Ehh, Vina..masuk yuk, sebentar ya ibu bapak."

"Aahh..santai jeng."

Vina mengikuti langkah bunda memasuki rumah yang ternyata sangat sepi.

"Sendirian Bun?"

"Iya, mau minum apa Vin?"

"Yang ada aja bunda."

"Kamu bawa apa tuh banyak banget."

"Ini sedikit makanan buat tahun baruan bunda, ada daging juga nanti bisa bunda bakar sama tetangga."

"Makasih loh Vin, kebetulan kita cuma ada ayam nih, emang udah pada janjian lama sama tetangga mau ngumpul."

"Yang lain kemana Bun sepi banget."

"Yang lain? Oohh...si mas sama Seehan? Kalo Seehan sih katanya mau pergi sama temennya, kalo mas gak tau sih bunda, cuma izin keluar doang, ga bilang kemana nya, paling juga kerumahnya Arsha." Vina mengangguk.

"Kenapa emang Vin?."

"Oh, gak papa Bun, Cakara di chat gak si balas maka nya Vina inisiatif langsung kesini."

"Oh gitu, lagi gak mau di ganggu mungkin si mas, udh makan Vina?"

"Udah kok Bun, eumm.. Vina boleh malem tahun baruan disini? Papi mami mau ada acara sama teman bisnisnya, Vina males mau ikut, ngomongin kerjaan terus."

Rasanya ingin menolak karena teringat omongan anaknya tapi mau apa di kata, rasanya cukup tak tega membiarkan Vina sendirian di malam tahun baru.

"Yuk ke depan, Vina bantu marinasi dagingnya."

"Okee Bun."

🌼

"Mas lama banget di luarnya." Waktu menunjukkan pukul 3 pagi, Bira menunggu di dalam mobil berbalut selimut yang hanya menyisakan mata nya yang cantik.

"Lama tapi belum tuntas."

"Kerjaannya?"

"Ini, ngurusin yang tegang." Caya memang sengaja di luar mobil beberapa waktu untuk menenangkan bagian bawahnya yang sudah sesak di balik celananya, jika saja ia ada di dalam apartemen nya, jelas sudah tuntas sedari tadi menggunakan tangannya, tentu saja dia belum bisa melakukan hal seperti itu tanpa persetujuan dari Bira.

RETROUVAILLE (CHANBAEK)🔞 END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang