🌼
Tidak terasa semester pertama di Prasetya akan segera berakhir, Bira sibuk dengan tugas akhirnya, begitupun dengan Danes, Netta dan Cheva.
"Mas..." Suara memanggil berserta ketukan terdengar di pintu kamar Caya "ini gua Seehan, jangan kayak bocah lu ngediemin gua mulu."
"Masuk tinggal masuk, biasanya lu nyelonong aja."
"Bira mana mas?."
"Mulai deh, cari sono di kamarnya."
"Sensi banget sih lu nanya doang yakali aja dia di sini kan."
"Diem..gua lagi fokus bikin desain buat client yang first time pakai perusahaan gua."
"Mas, gua mau ngomong serius dong."
Caya berdiri dari kursi memakai Hoodie lalu mengambil kunci mobilnya, "di luar aja Se, sambil minum."
Seehan dan Caya menuruni tangga yang melingkar dan melihat bunda sedang duduk santai di depan televisi.
"Keluar dulu bun." Ujar Caya, yang keduanya langsung mencium tangan bunda.
"Malem mingguan ya?."
"Iya bun, minum tipis gak papa kan Bun?."
"Asal tau tanggung jawab, kalo gak kuat nyetir nginep aja di hotel deket sana."
"Siaappp bundaku sayang." Ujar kedua anak lelakinya serentak.
"Bira gak di ajak?."
"Jangan atuh bun, mau siblings night out dulu." Jelas Seehan sambil cengengesan.
"Huuu.. yaudah ntar Bira sama bunda aja kita makan mie pangsit mang Aceng depan komplek."
"Nanti Caya transfer ya bun."
"Halah..makan mie aja udah macam mau beli apa aja kamu mas, gak usah .. ada uang bunda." Caya tertawa sambil kembali berpamitan lagi.
"Mas..mas pelan ada kucing, buang kanan juga masih jauh kok, naah...terus...terus...eeehhh bentar mas ada si kunti bogel, naaahh udah gua singkirin..mundur terus mas.. oke oke siiipp." Berisik nya suara Seehan saat membantu Caya mengeluarkan mobilnya sampai juga di kuping Bira, apalagi suara mobil Caya yang setiap hari selalu terekam.
'mau kemana sih?' seolah pak Tarno jadi apa prok prok prok, pertanyaan Bira langsung terjawab bersama dengan bunyi notifikasi dari ponselnya.
Sengaja, selama perjalanan tidak ada yang bicara, karena mereka sama-sama tahu topik pembahasan kali ini cukup serius.
Setelah memarkirkan mobil, mereka berjalan berdampingan memasuki bar langganan mereka yang para staffnya sudah mengerti ruang privat adalah tujuannya.
"Jadi lu mau ngomongin apa?." Tanya Caya setelah semua pesanan mereka siap di atas meja.
"Lu mending beli apartemen mas." Seehan terang-terangan bicara, "maksud gua, urusan lu sama Bira bukan urusan gua, mau lu ada apa sama dia gua gak peduli, dan gak berhak ikut campur juga, tapi mas itu rumah bunda yang dia dapetin pake kerja keras sendirian, gua takutnya lu berdua khilaf dan malah lebih jauh dari yang kemarin, bukan nya gua gak percaya sama lu mas, tapi jaga-jaga kan gak ada salahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLE (CHANBAEK)🔞 END.
Historical FictionRetrouvaille (n.) the joy of meeting or finding someone again after long separation; Sepenggal kisah kasih, senang sedih dan juga tawa dalam perjalanan menemukan bongkahan puzzle yang sebelumnya tak pernah utuh.