Bab 23

21.4K 1.3K 29
                                    

Luhan duduk santai di kursi nya saat ini anak itu tengah berasa di kantin setelah 5 menit bell istirahat berbunyi membuat anak itu langsung bergegas ke kantin, dan beruntung Gara dan Chris bersedia memesankan nya makanan. Jadi dia hanya tinggal bersantai saja. Mata anak itu tampak fokus pada layar ponsel yang menampilkan film kartun di kembar botak.

Baru kali ini dia bisa merasakan hidup bebas tanpa sebuah tekanan dan tuntunan biasanya sekarang dia akan membantai habis sebuah markas musuh nya hingga ke akar akar nya agar tidak menimbulkan konflik di kemudian hari nya.

Luhan tersentak kaget saat sebuah pelukan hingga di belakang tubuh nya tapi tak lama dia mencium aroma maskulin dari seseorang membuat nya hanya diam dia masih sangat asik menonton film itu.

"Adek, I miss you. I did too much to do until I was tired," Bisik Calvin tepat di telinga Luhan. Pemuda yang baru saja memeluk Luhan dari belakang itu tampak kelelahan terlihat dari wajah pemuda itu sendiri.

"Lalu, saya harus apa tuan muda?" Tanya Luhan melirik Calvin sekilas membuat pemuda itu tersenyum manis karena mendapatkan perhatian dari Adik nya itu dia senang bukan main seperti ada jutaan kupu kupu berterbangan di perut nya.

Pemuda itu tak menjawab. Calvin melepaskan pelukan nya pada Luhan lalu dia beralih duduk di samping Luhan dengan gerakan cepat dia mengangkat badan Mungil Luhan dan mendudukkan anak itu di pangkuannya membuat semua siswa yang berada di kantin memekik histeris apalagi pemuda itu juga memeluk erat pinggang Luhan lalu menaruh Kepala nya di bahu anak itu.

Luhan sendiri hanya bisa menghela nafas anak itu hanya acuh dan lebih memilih menonton si kembar botak.

"No. Need to do anything. Stay like this until the bell rings," Bisik Calvin. Pemuda itu memejamkan matanya dengan menghirup aroma menenangkan dari Luhan.

"Bagaimana kelas mu hari ini adik," Calvin berucap dengan masih memejamkan matanya. Calvin tak peduli dengan sekitar nya pemuda itu bahkan. Tersenyum dalam diam karena bisa lebih dekat lagi dengan Luhan. Dia akui dia menyesal karena dulu ia selalu menghina Luhan bahkan dia sudah menyakiti anak itu.

"Seperti biasa, membosankan," Ucap Luhan datar.

"Ada apa gerangan anda menemui saya tuan muda?"

Calvin mengerutkan dahinya perlahan matanya terbuka menampilkan netra biru laut nya dia menatap dalam Luhan membuat anak itu menghela nafas.

"Kenapa bicara seperti itu. Apakah diperlukan sebuah rencana untuk menemui adik sendiri heoh? Oh tidak jangan bilang kau belum menganggap ku sebagai kakak mu! Apa itu benar Luhan!" Ucap Calvin setengah berteriak. Luhan mendorong wajah Calvin.

"Jangan berteriak tuan muda telinga saya sakit karena suara anda itu,"

"Menjauh lah tuan muda, tidak enak di pandang mereka semua dengan posisi kita seperti ini," Luhan berusaha turun dari pangkuan Calvin. Tapi Calvin malah semakin memeluk erat Luhan.

"Tidak adik, kau tidak boleh pergi tetap seperti ini aku mohon," Calvin menatap Luhan dengan puppy eyes nya yang malah semakin membuat Luhan ingin sekali membogem wajah Rupawan pemuda itu.

"Terserah anda saja tuan muda,"

"Luhan maaf menunggu lama," Pekik Chris yang datang bersama semua teman teman Calvin dan di tangan mereka masing-masing membawa nampan berisi makanan.

"Tidak masalah," Jawab Luhan singkat. Anak itu tampak menunggu makanannya di sajikan oleh Gara yang saat ini juga sibuk menaruh semua makanan di atas meja tepat di hadapan anak itu.

"Apa benar itu Calvin?" Tanya Leonid yang sedikit terkejut saat melihat Calvin yang memeluk Luhan pemuda itu bahkan kembali memejamkan matanya.

"Tidak mungkin itu Calvin," Ujar Harvey. Pemuda itu sedikit ragu mengatakan nya karena tak mungkin juga Calvin ada dua.

𝕯𝖆𝖓𝖌𝖊𝖗𝖔𝖚𝖘 𝕷𝖚𝖍𝖆𝖓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang