Di sisi lain tepatnya di kehidupan lain terlihat Seorang pria paruh baya nampak menatap datar ke arah sebuah pulau yang membentak luas tepat di hadapan nya. Pria itu menghisap nikotin yang ada diapit di sela sela jari nya. Tak ada raut wajah lain selain datar tanpa ekspresi.
"Tuan," Panggil park pada sang tuan nya tak lain adalah Douwes. Daddy dari Fransen. Tak ada jawaban, membuat Park menghela nafas pelan sampai akhirnya mulai berbicara.
"Ketua Stamford dan keluarga nya. Keberadaan mereka sudah di Temukan. Sebagian anggota Hurgronje sudah mengawasi mereka," Ujar Park tegas. Membuat Douwes mengalihkan pandangan mya kearah sang tangan kanan.
Pria berperawakan tegas, dan Awet muda itu terlihat menyeringai setan. Dia menjatuhkan nikotin yang sedari tadi ia pegang ke lantai marmer lalu menginjak nya.
"Kumpulan semua anggota Hurgronje. Satu jam lagi kita akan pergi menemui keparat itu," Suara berat dengan intonasi penuh penekanan itu terdengar membuat beberapa anggota Hurgronje yang berjaga di dekat nya tertunduk dalam.
"Dimengerti Insinyur," Ucap Park menunduk. Pria itu beranjak keluar dari sana. Untuk melaksanakan perintah sang tuan besar.
"Docs, aku memberi mu misi untuk menghancurkan seluruh markas Magellan yang tersisa dan semua anggota keluarga ketua nya. Aku yakin kau sangat ingin menghabisi mereka semua bukan," Douwes menatap datar kearah Docs. Tangan kanan putra nya. Yang kini mengabdi sepenuhnya pada nya setelah tepat dua tahun kematian Fransen putra tunggal nya.
"Tanpa anda minta saya akan melakukan nya, Insinyur." Docs menunduk 90° kearah Douwes dan beranjak pergi dari sana.
Douwes menatap datar kepergian Docs. Pria itu meremat kuat gelas wine di tangan nya. Pandangannya kian menghunus tajam walaupun wajahnya tetap lah datar. Amarah dan rasa balas dendam kini kian membuncah di dalam dirinya. Hati dingin tak tersentuh nya kian memanas saat kembali mengingat putra Tunggal nya tewas karena ulah ketua Mafia Magellan dan Stamford.
Dirinya tak mengira jika kedua kelompok mafia itu bersekongkol untuk menyerang putra nya, di tambah lagi Kelompok mafia Letnan yang juga ikut andil dalam penyerangan itu.
Prang...
Douwes melemparkan gelas Wine itu hingga hancur lebur. Rahangnya mengeras saat kembali mengingat hal itu. Douwes akui diri nya memang tidak pernah dekat dengan sang anak. Dan juga semua ini terjadi juga karena dirinya yang menyuruh Fransen melakukan pengamanan di daerah itu. Dia pikir hanya dua kubu itu yang akan menyerang tapi perkiraan nya salah. Letnan juga ikut andil.
Tak dapat di pungkiri dirinya merasa sangat sangat kehilangan putra tunggal nya itu. Walau bagaimana pun diri nya lah yang telah merawat sang anak saat sang istri meninggal setelah melahirkan Fransen.
Douwes itu terkenal kejam dan pandang bulu untuk menyiksa siapa saja. Dia akan menghalalkan segala cara agar semua keinginan dan hasrat nya terpenuhi. Melatih Fransen sampai bisa menjadi pribadi yang keras dan tangguh seperti nya bukan lah perkara yang susah, karena pada dasarnya dia hanya ingin anak nya kuat. Memiliki pribadi yang tangguh tak kenal takut sama seperti dirinya.
Terus melatih dan mendidik keras sang putra sampai akhirnya Fransen tumbuh menjadi pribadi yang kejam tak kenal takut dan tak pandang bulu. Fransen yang sudah berhasil ia didik. Pemuda yang baru menginjak usia 18 tahun itu namun memiliki pemikiran yang sangat dewasa itu. Aura penuh kewibawaan yang selalu tercipta jelas dalam diri sang putra membuat siapapun yang berada di dekatnya atau pun mengenal nya mampu tertunduk dalam saat Ada Fransen di dekat mereka.
Douwes berhasil mendidik nya tapi satu yang pria itu sesali. Yaitu dia seakan lupa jika hati putra tunggal nya itu tetap nya lembut sama seperti sang istri, Clarisse. Sampai akhirnya Fransen menyembunyikan semua itu dan tetap selalu berusaha menjadi apa yang diinginkan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖆𝖓𝖌𝖊𝖗𝖔𝖚𝖘 𝕷𝖚𝖍𝖆𝖓
FanfictionFransen De Corlius... Pemuda berdarah Dingin dengan raut wajah yang selalu datar dan dewasa. Seorang ketua mafia dari Hurgronje mafia milik Daddy nya yang sekarang berada di bawah kendalinya Pemuda yang hidup selama 18 tahun tanpa emosi di dalam dir...