"Tenang kan dirimu Robert, Ayah tau cara membuat putra mu itu tidak ikut dalam penyerangan besok," Seringai Setan terbit di wajah Robert, Joseph dan tentu nya Calvin yang masih berada di sana.
"Menggunakan cara memaksa tidak terlalu asing, bukan begitu Opa?" Celetuk Calvin santai. Pemuda itu tersenyum tipis saat kembali mengingat wajah Sang adik ketika menangis tersedu-sedu sangat lucu dan indah apalagi wajah yang memerah saat tengah menangis ataupun kesal.
"Yes boy, kau benar. Anak itu perlu cara pemaksaan agar menurut." Joseph kembali duduk di sofa dengan menghisap nikotin di sela sela jadinya.
"Jadi, rencana ini yang akan kita lakukan pada putra ku itu, ayah." Joseph mengangguk santai dengan Calvin yang menatap Robert Dengan menyeringai puas. Dia tak sabar melihat wajah memelas adiknya itu.
Kembali ke Luhan yang saat ini berontak hebat padahal baru tadi pagi anak itu terlihat sangat lemas karena terus menjerit saat tengah di urut tapi sekarang lihatlah. Anak itu seperti babi lepas bahkan tak segan segan memukul badan Tegap Sang kakak sulung dengan kedua tangannya. Semua barang tampak hancur berserakan di lantai.
"Keluarkan aku dari sini kakak!! Aku ingin bicara dengan Daddy dan tuan Joseph! " Ujar Luhan berteriak maran tapi Cronus tetap tak bergeming dari tempat nya. Pemuda itu malah dengan santai berdiri di belakang pintu dengan badan bersandar sepenuhnya pada pintu dan kedua tangan Bersidekap dada.
"Tak ada kata keluar, terserah kau mau melakukan apa," Ucap Cronus santai. Pemuda itu membuka ponselnya dan memainkan nya dengan santai tanpa ada beban.
Luhan mengepalkan tangan nya kuat dia sungguh kesal sangat kesal sekarang. Dengan menjinjit di hadapan Cronus tanpa aba aba langsung merampas ponsel pemuda itu lalu membanting nya ke lantai. Suasana cukup Hening. Luhan ingin melihat reaksi Cronus yang marah pada nya agar dirinya bisa keluar dan menemui Robert.
Cronus terkekeh pelan, sialan. Adiknya nya ini selalu saja bisa membuat nya tersenyum. "Aku masih mempunyai banyak ponsel jadi hancur satu masih ada lagi," Ujar nya santai.
Luhan mengepalkan tangannya kuat wajah nya kini merah padam karena penurunan Cronus. Kakak nya itu sungguh menguji kesabaran nya.
"Sialan kau! ---hmppp... Hmppp... " Luhan melotot kan matanya saat tiba tiba saja Cronus menyambar bibir nya. Bahkan pemuda itu mengigit bibir bawah nya agar dia membuka mulutnya.
"Hmpppp.." Cronus kembali mengigit bibir sang adik membuat Luhan mau tak mau membuka mulut nya. Tak menyia nyiakan kesempatan Cronus langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut sang adik.
Luhan berontak berusaha mendorong badan besar Cronus tapi kakak nya itu malah semakin merengkuh badan nya erat. Anak itu mulai kehabisan nafas nya. Cronus tersenyum miring dia menjilati bibir sang adik dan melepaskan tautan nya.
Melepaskan rengkuhan nya dari sang adik. Pemuda itu mengusap bibir Luhan yang tampak Membengkak karena ulah nya itu. "Manis baby, sekarang kau harus tidur karena besok kau akan tetap di Mansion ini," Ujar Cronus pemuda itu keluar dari kamar Luhan tak lupa mengunci pintu kamar Luhan dari luar.
Luhan yang masih sibuk mengambil oksigen kembali melotot kaget saat Cronus mengunci pintu nya dari Luar. Anak itu menggedor gedor pintu kamarnya.
"Kakak!! Buka pintu nya! Kau tidak bisa mengurung ku di sini!! " Luhan terduduk di lantai dengan menatap penuh kesal kearah pintu yang tertutup rapat. Tak lama anak itu menangis dengan tangan terkepal Kuat.
Brak..
Luhan memukul pintu cukup keras membuat tangannya menjadi merah sangat kontras dengan kulit putih bersihnya.
Charles membuka knop pintu kamar Luhan setelah tadi dia meminta kunci kamar Luhan dari Cronus. Pemuda itu membuat pelan pintu kamar Luhan sampai atensi nya melihat kamar sang adik yang sangat berantakan. Netra nya meliar mencari makhluk mungkin yang ia cari sampai akhir nya terlihat di belakang pintu. Luhan yang tengah terduduk di lantai dengan mata terpejam dengan kepala yang bersandar di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖆𝖓𝖌𝖊𝖗𝖔𝖚𝖘 𝕷𝖚𝖍𝖆𝖓
FanfictionFransen De Corlius... Pemuda berdarah Dingin dengan raut wajah yang selalu datar dan dewasa. Seorang ketua mafia dari Hurgronje mafia milik Daddy nya yang sekarang berada di bawah kendalinya Pemuda yang hidup selama 18 tahun tanpa emosi di dalam dir...