"Misi sudah di selesaikan Dad, para hama suruhan Damian sudah kami musnahkan,"
Robert memainkan gelas Wine yang ada di atas meja. Dengan tangan kanan yang memegang ponsel yang tertempel di telinga nya.
"Baiklah, jika sudah selesai. Kalian menetap lah satu hari dulu di sana, baru setelah itu kembali ke sini," Robert berujar santai. Membuat decakan kesal terdengar di seberang telepon. Robert terkekeh pelan.
"Tidak bisa, aku sudah mengemasi semua barang barang ku dan malam ini juga aku akan kembali ke California,"
"Aku merindukan adik ku, Dad." Itu suara Calvin yang terdengar setelah barusan Charles yang berbicara.
Robert memutar badan nya hingga kursi beroda yang ia duduki juga ikut berputar. "Tetap lah di sana dulu, kalian pasti lelah jadi jangan ceroboh. Belajar jauh dari Luhan satu hari saja mungkin tak masalah." Ujar Robert santai.
"Aishhh, mengapa bisa aku mempunyai Daddy securang dia," Desis Charles.
"Jika kalian curang maka Daddy juga bisa curang," Robert memutuskan sambungan telepon nya. Pria itu beranjak berdiri. Matanya menatap datar keadaan Luar yang menampilkan suasana malam yang cerah.
Senyum terbit di kedua sisi bibir nya. Yang benar saja, baru tadi pagi dirinya pergi dan kini saat malam nya dia sudah merindukan putra bungsunya itu. Pria itu merenggangkan otot tangannya. Urusan nya menghancurkan markas Damian yang ada di California telah selesai. Markas itu kini hancur tak bersisa. Robert memang belum terlalu ingin bermain serius dengan Damian tapi dia ingin bermain secara perlahan di mana saat nya tiba pria tua bangkotan itu terduduk malu di hadapan nya.
"Nyawa harus di bayar nyawa, tetesan darah harus dihapuskan dengan tetesan darah," Ujar Robert dingin.
Robert menarik asal Jas hitam nya dan kunci mobil yang ada di atas meja kerja nya. Langkah tegas nya ia bawah keluar dari ruangannya. Tujuannya saat ini kembali ke Mansion dan menemani bungsunya bersantai. Melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Sampai akhirnya Buggati biru tua milik nya berhenti di pekarangan Mansion.
"Selamat malam tuan Robert," Ujar Bodyguard yang berjaga di pintu utama Mansion.
"Di mana bungku ku?" Tanya Robert.
"Tuan muda ada di kamar nya," Robert berdehem singkat kembali melangkah kan kaki nya menaiki lift agar bisa cepat sampai di kamar Luhan.
Robert menelisik kamar Luhan sampai atensinya teralihkan pada makhluk Mungil yang duduk santai di atas kasur dengan pandangan sibuk melihat ke layar laptop di pangkuan anak itu. Dengan langkah pelan ia mendekati kasur Luhan.
"Baby, mengapa belum tidur hm?" Suara berat Robert mengalun di telinga Luhan membuat anak itu mengalihkan pandangan nya kearah lain guna mencari asal suara. Tapi tidak ada atensi orang itu yang ada hanyalah sebuah dekapan hangat dari seseorang.
"Daddy," Ucap Luhan pelan.
"Yes, baby. Ini Daddy," Robert mengecup pipi sang anak. Pria itu sungguh merasa gemas dengan respon putra nya itu, sangat lucu dan lugu.
"Sudah makan? " Luhan menggelengkan Kepala nya, anak itu memang belum makan. Diri nya mungkin terlalu hanyut dalam dunia nya hingga Melupakan itu.
"Ayo makan bersama Daddy saja," Ujar Robert. Luhan mengangguk dan mulai turun dari atas kasur. Robert menggenggam tangan yang lebih kecil dari tangannya itu, menuntun anak itu keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖆𝖓𝖌𝖊𝖗𝖔𝖚𝖘 𝕷𝖚𝖍𝖆𝖓
FanfictionFransen De Corlius... Pemuda berdarah Dingin dengan raut wajah yang selalu datar dan dewasa. Seorang ketua mafia dari Hurgronje mafia milik Daddy nya yang sekarang berada di bawah kendalinya Pemuda yang hidup selama 18 tahun tanpa emosi di dalam dir...