Lima hari berlalu, Kini saatnya nabila dan Paul membawa lio pulang ke rumah. Nabila rasanya senang sekali terlepas dari jarum infuse yang menganggu kebebasannya bergerak.
Berjalan menuju mobil dengan Tangan paul yang menenteng tas dan nabila yang menggendong lio.
Paul segera melajukan mobilnya menuju rumah dengan santai.
"Ternyata semenyenangkan ini ya by punya bayi" ucap paul
"Iya by, aku tuh masih gak nyangka loh, sekarang udah punya Lio" jawab nabila
"Gemes gitu yaa sekarang kalo pergi kemana-mana bawa Lio" ucap paul
"Apalagi besok kalo Lio udah bisa bicara pasti suasana di mobil jadi lebih rame by" lanjut Paul
"Iya by, aku juga suka gemes kalo liat pasutri bawa anak yang lagi aktif-aktifnya bicara gitu" jawab nabila
Jalanan Jakarta yang kali ini begitu senggang, menjadikan paul tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah.
"Assalamualaikum" ucap nabila memasuki rumah
"Akhirnyaa kita pulang ke rumah ya sayang, kita duduk disini dulu sambil nunggu papa turunin barang yah" ucap nabila pada Lio
Nabila memang suka sekali mengajak Lio berbicara meskipun Lio belum bisa menjawabnya. Seperti saat ini, sembari menunggu suaminya mengambil barang di mobil, Nabila terus mengajak Lio berbicara.
"Loh kok masih disini by ?" tanya paul yang baru saja masuk ke dalam rumah
"Emang sengaja nungguin kamu by" jawab nabila
"Yaudah ayok ke atas" ajak paul
Berjalan beriringan menaiki tangga, kemudian membuka pintu kamarnya yang selama ini Ia rindukan. Kasur yang selalu memberi kenyamanan dan yang pasti teman tidur yang membuat tidurnya semakin nyaman.
Paul mengambil kasur khusus untuk Lio yang sudah Ia beli bersama nabila setelah sepulang dari Malaysia waktu itu.
Meletakkan kasur Lio di dekat Ranjang, agar mereka siap siaga jika Lio membutuhkan sesuatu sewaktu-waktu.
Nabila menaruh Lio di kasurnya, karena sujujurnya ia juga sudah pegal menggendong Lio sedari tadi.
Merebahkan tubuhnya di atas kasur yang ia rindukan. Satu lagi, ia juga merindukan tidur di dekapan suaminya.
Baru saja nabila ingin memejamkan matanya, terdengar suara rengekan anak bayi yang ingin menangis. Benar saja, ternyata Lio bangun dari tidurnya dan menangis.
"Biar aku aja by yang ambil Lio" ucap paul
"Kenapa sayang ?" ucap paul yang mengambil Lio dari ranjangnya dan mulai menggendongnya
"Lio pipis kali by, kalo ga pup " ucap nabila
"Ga bau kok by, tapi kayaknya pipis deh ini" ucap paul
"Sini biar aku gantiin" ucap nabila
"Biar aku aja by, kamu liatin dari situ, nanti kalo kebalik lagi kamu ingetin ya" ucap paul
"Iya coba by, apakah kali ini bapak paul berhasil ?" gurau nabila
"Pasti doooong" ucap paul
Paul pun mengganti popok Lio yang basah. Ia belajar dari kesalahan sebelumnya dan ia pastikan tak akan terulang lagi.
Benar saja, kali ini paul tak salah lagi seperti waktu itu.
"Apa sayang, kok liatin papa terus ?" tanya paul pada Lio
"Mau apa, Lio mau minum ? atau Lio mau adik ?" ucap paul
Seketika mata nabila terbuka lebar mendengar ucapan paul pada lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN HATI ( PAUL NABILA ) SUDAH TERBIT
RomancePROLOG Kita tidak pernah tau bagaimana kehidupan kita kedepannya. Kita hanyalah manusia yang menjalankan kehidupan yang telah diatur oleh pemilik semesta. Aku tidak pernah tau kemana hati ini akan berlabuh. Tetapi aku selalu percaya bahwa rencana-Ny...