Chapter 13

4.9K 547 875
                                    

⚠️TYPOS⚠️


Richard tidak melupakan fakta bahwa Bianca belum makan seharian.

Di tengah permainan panas itu, dia berhenti dan menarik diri.

Bianca tidak protes, demi apapun tidak akan mengeluarkan sepatah kata pun meski urusannya belum tuntas.

Tidak akan pernah.

Dia tidak tahu mengapa Richard berhenti tiba-tiba?

Pria itu bahkan memakai lagi bathrobe dan keluar dari kamar tanpa mengatakan apapun.

Bianca pikir pria itu memang sudah gila. Dia yakin Richard mulai sinting dan semakin menyebalkan.

Tenggorokan Bianca kering, sialnya baru sadar sejak tiga puluh menit lalu mendesah kesetanan. Dia beringsut dengan perasaan lelah, berniat melupakan reaksi tubuhnya yang menjerit ingin menuntaskan segala hal tapi pintu kamar itu kembali terbuka setelah beberapa menit.

Richard kembali membawa nampan, di atas piring itu tersedia sandwich dan susu hangat.

Sederhananya, Richard menyuruh Bianca makan setelah nampan itu diletakkan di atas kasur.

"Makan."

Tapi, Bianca tidak suka sikap dominannya itu.

"Kenapa aku harus makan?"

"Kamu perlu makan."

"Aku enggak mau."

Richard menghela kecil. "Kamu belum makan apapun seharian..." dia melunak, sejatinya selalu seperti itu.

Bianca bergeming, dia memang kelaparan, tapi benci setiap kali Richard bertingkah seolah tidak terjadi apapun.

"Makan, Bianca."

Kenapa sih tatapannya seolah mengatakan 'Selagi saya masih baik'?

Bianca mengecam kecil sebelum menarik nampan itu dan menyantap sandwichnya.

Richard mengusap puncak kepalanya, itu penghargaan karena Bianca tidak membantah terlalu jauh.

"Habiskan."

Lagi-lagi tatapan penuh perintah mutlak. Bianca terintimidasi hingga susu yang Bianca teguk itu menetes di dada, membuat Richard seketika menelanjanginya dengan tatapan yang agak lain. Tatapan lapar.

Bianca tidak tahu pria itu amat sangat mesum.

"Itu pelecehan. Tatapan kamu itu melecehkan."

"Kamu sebut itu pelecehan? Yang bikin kamu mendesah—"

Mulut Richard dijejali sandwich oleh Bianca. Wanita itu tidak sudi mendengarnya mengolok-olok reaksi tubuh Bianca yang serupa jalang akan sentuhan sensualnya.

Richard mengunyah sandwich itu sambil menggeleng kecil.

"Habiskan, Bianca. Malam ini masih panjang."

Kalimat itu membuat sandwich yang Bianca makan sempat tertahan di tenggorokan.

Menyebalkan melihat Richard bertingkah seolah dia sedang menguasai seluruh alam semesta.

After BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang