Chapter 15

3.4K 466 422
                                    

⚠️TYPOS⚠️


Bianca terbangun lebih dulu pagi itu.

Di sampingnya masih ada Richard yang terlelap dalam keadaan paling polos yang pernah Bianca lihat.

Pria bringas yang menyetubuhinya semalam lenyap, berganti pria lugu yang terlihat minim dosa.

Apakah benar kini pria itu sepenuhnya miliknya?

Sejauh ini, Richard tidak pernah membual atas ucapannya, jika hubungan pria itu benar-benar sudah berakhir dengan Aruna, maka itu adalah kenyataannya.

Karena Richard begitu yakin bahwa putus hubungannya dengan Aruna bukan karena Bianca, maka wanita itu perlu tahu apa penyebab sebenanrnya.

Tangan Bianca terulur merapikan rambut Richard, sambil mendekat dan mengecup pipinya.

Richard sempat terbangun lalu menghela kecil dan mendekap Bianca erat. Senyum kecil terulas di bibir karena tidak mendapati penolakan dari wanita itu.

Pria yang masih dilanda kantuk itu kembali memejamkan mata, tidak membutuhkan apapun lagi ketika Biancanya sudah berada di sampingnya, ketika wanita itu sudah menyadari di mana seharusnya tempat paling aman di hidupnya.

"Aa..."

"Hmm..."

"Aku... masa subur." Bianca menggigit bibir, sejatinya ingin mengatakan hal itu sejak awal Richard menyentuhnya, tapi dia tidak yakin Richard akan menaruh banyak perhatian pada hal seperti itu.

"Lalu?"

"Ish!"

"Kok ish?" Richard menarik rasa kantuk agar menguap jauh lalu menatap Bianca.

"Kalau hamil gimana?"

"Gimana apanya?—aak jangan maen cubit kenapa sih?"

"Malah nanya gimana apanya!"

"Loh kan iya... kalau hamil ya kenapa? Tinggal ke KUA."

Bianca menatapnya dengan satu tanya, apakah Richard memang setenang itu dalam segala keadaan?

"Atau kalau enggak mau nunggu sampe hamil, kita ke KUA besok."

"Kok besok?!"

"Hari ini mah tutup, sayang."

"Ish! Maksudnya—kok situ tenang amat sih hidupnya?"

"'Situ'?"

Bianca menelan kering setiap kali respon tidak suka Richard mengemuka hanya karena tidak dipanggil dengan sebutan semestinya.

Wanita itu menebusnya dengan kecupan di pipi.

Tapi sepertinya tindakan Bianca itu kurang tepat, dia seolah memancing, akibatnya kini berakhir di pangkuan Richard dengan sebuah tonggak yang menancap keras ke dalam tubuhnya.

Wanita itu meringis sambil menggeliat kecil.

"Sekali lagi ya?" Bisik Richard.

After BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang