⚠️TYPOS⚠️
•
•
•Richard berulang kali mendengus dan di saat yang sama Bianca protes melalui video call yang masih tersambung.
"Terus apa lagi?"
Richard tengah berada di rumah Bianca, atas permintaan wanita itu untuk membawakan keperluannya selama di rumah sakit.
"Celana dalemnya di dalam laci,"
"Kami serius nyuruh saya bongkar laci kamu buat ambil—"
Richard berhenti sejenak lalu meneliti bra merah menyala milik Bianca yang baru saja ia tarik dari kolong ranjang.
"Hey! Itu kotor!"
Richard refleks melempar bra itu lalu menatap galak Bianca.
"Siapa suruh liat-liat kolong!"
"Kamu beresin rumah enggak sih? Kamu kan anak gadis! Jorok banget astaga..."
"Jangan main hakim ya! Aa enggak tau apa-apa tentangku!"
"Saya cukup tau kamu ya sekarang, tukang nyuruh-nyuruh!"
"Oh, jadi Aa enggak ikhlas? Hmm padahal gara-gara siapa aku masuk rumah sakit?"
"Celana dalem nya berapa?"
Bianca tak lantas menyahut dan itu membuat dengus Richard kembali lolos.
Bianca pikir rengutannya saat ini akan mempan?
"Saya bawain enam."
"Sekalian pembalut."
Richard kembali memasang wajah jengah pada Bianca.
"Yang ada sayapnya." Timpal Bianca.
Richard menekan kesabaran karena enggan mendengar Bianca menyindir dirinya perihal siapa yang bertanggungjawab atas dilarikannya wanita itu ke rumah sakit.
"Jangan lupa peralatan kuku sama kutekku. Kuteknya warna merah sama hitam. Terus skincare, list nya udah aku chat ke Aa. Terus bandana sama peralatan mandi."
Richard mendengarkan dengan seksama sambil menguak isi kamar mandi Bianca.
"Aa denger enggak sih? Awas aja kalau ada yang kelewat."
"Anak gadis, cuciannya numpuk banget. Kamu kan pengangguran, di rumah ngapain aja?"
"Kok Aa kasar sih? Kenapa itu jadi urusan Aa? Jangan ikut campur tentang hidupku ya."
Si ratu drama itu mulai lagi, pikir Richard.
"Udah semua belum? Ada lagi enggak?"
Bianca terlihat memasang wajah berpikir. "Itu... di kasurku, ada boneka. Tolong bawain."
Bianca main boneka?
Richard tidak menduganya.
"Kok wajah Aa kayak ngeledek gitu sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Bad
RomanceSetelah menjadi korban dan dilimpahkan tanggung jawab atas kesalahan yang tidak dilakukannya, Bianca dipecat secara tidak hormat. Dedikasinya selama bertahun-tahun di perusahaan yang selama ini dia yakini sebagai rumah kedua itu tercoreng, Bianca di...