"Kenapa sih kamu, Na? Senyum-senyum sendiri?" tanya Kinan saat mengekor di belakang Azrina.
Gadis itu terus melangkah tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Hmmh! Ini tanda-tanda jatuh cinta. Jangan bilang, kalau Si Gus itu, habis nembak kamu, ya!"
"Nembak apa?" Perlahan Azrina menoleh.
"Nembak hati kamu lah!"
"Nggak."
"Terus kenapa kamu senyum-senyum? Awas loh, Na! Jangan sampai kamu terjerat cinta Si Gus nggak jelas itu."
"Mmmm...."
Azrina tersenyum tipis kemudian kembali melanjutkan langkahnya.
"Na!" panggil Kinan dengan berlari kecil menjejeri Azrina.
"Ntar lagi ada kelas, yuk cepat!"
Azrina menarik lengan Kinan untuk berjalan lebih cepat menuju fakultasnya.
Gadis itu terlihat sengaja mengalihkan fokus Kinan agar tidak lagi bertanya tentang sikapnya yang berbeda siang ini.
****
Keesokan paginya Kinan dan Azrina tengah berkonsentrasi dengan buku-buku psikologi di meja perpustakaan.
Keduanya juga tampak serius mengetik sesuatu di laptop masing-masing.
Di tengah keseriusan sesekali Azrina melirik layar ponselnya, mengetik sebuah pesan, lalu tersenyum kecil.
Sikap yang ditunjukkan Azrina berulang-ulang membuat konsentrasi Kinan terpecah, gadis chubby itu mulai memperhatikan sahabatnya dengan tatapan curiga.
"Balas pesan siapa sih, Na?" tanya Kinan penasaran.
Perlahan Azrina mendongak dengan tersenyum.
Gadis berkerudung pastel itu tidak segera menjawab pertanyaan sahabatnya, dia kembali fokus menatap layar ponselnya untuk membalas pesan.
"Hmmh!"
Kinan membuang napas keras dengan memperhatikan Azrina kesal.
Gadis ini berusaha tidak larut, dia segera mengalihkan pandangan dan kembali fokus mengetik sesuatu di laptopnya.
****
Enam puluh menit telah berlalu, Kinan mulai menutup laptopnya.
"Aku udah selesai, aku duluan, ya!" pamit Kinan seraya mengemasi buku-buku yang berserakan di meja.
"Tunggu dong, Ki. Aku belum selesai nih!" sahut Azrina dengan terus mengetik.
"Makanya, jangan main hp terus, biar cepet selesai!"
Kinan mulai memasukkan laptop di dalam tas ranselnya.
"Kok gitu sih, Ki. Aku kan cuma balas pesannya Gus Aif."
"Haaaaa?" Spontan mulut Kinan menganga, gadis itu terperanjat menatap sahabatnya dengan mata membola.
"Mmmm ..."
Azrina yang tidak sengaja keceplosan berusaha tenang dengan mengatur napas perlahan.
"Jadi, kamu dari tadi chatting sama Si Gus?"
"Mmm ... Iya."
Azrina meringis sembari mengangguk.
"Kayaknya firasatku dari kemarin bener deh. Gus itu nembak kamu, dan kalian pacaran?" Kinan terdengar meninggikan suara.
Azrina mulai menyentuh mulutnya dengan jari telunjuk, mengisyaratkan agar Kinan mengecilkan suara, karena saat ini mereka berdua tengah berada di ruang perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Untuk Azrina
Roman d'amourDia adalah Saifuddin Zuhri, seorang laki-laki yang terlahir dari keluarga Nahdiyin. Cerdas, pintar, santun, dan ramah, itulah yang membuat pria ini digandrungi oleh kaum hawa. Bukan hanya itu, kesalihannya pun membuatnya diidam-idamkan untuk dijadik...