Bab 8 (Tugas Kuliah)

18 3 0
                                    

Pagi ini Azrina kembali beraktivitas. Ada segudang tugas dipikiran gadis berjilbab merah jambu itu. Presentasi makalah, presentasi laporan studi kasus, jadwal pendampingan praktikum dan masih banyak lagi.

Azrina mulai memasuki gerbang kampus dengan berjalan cepat.

Seorang laki-laki berlari kecil mengikuti langkah Azrina.

"Assalamualaikum Mbak Nana," sapa laki-laki itu saat sudah berdiri di sebelah kanan Azrina.

"Waalaikum salam."

Azrina menoleh sembari tersenyum.

"Buru-buru sekali, apa ada kuliah pagi ini?"

"Mmm..."

Azrina mengangguk.

"Mbak Nana ini, kos di rumahnya ibu Zakiah?"

"Iya. Dari mana Mas Aif tau?"

"Tadi malam saya sempat berbincang dengan Bu Zakiah. Beliau bercerita kalau Mbak Nana membantunya membawa konsumsi pengajian ke masjid."

"Oooh."

Azrina tersenyum.

"Mbak Nana?"

"Iya."

"Saya suka kerudung merah jambu yang Mbak Nana pakai."

Kata-kata laki-laki itu sontak membuat Azrina membeku.

"Saya permisi dulu, selamat belajar! Assalamualaikum, Mbak," pamitnya seraya meninggalkan Azrina yang masih bergeming di tempatnya.

Satu menit, dua menit, tiga menit, akhirnya Azrina tersadar dari kebekuan.

Laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi, langkahnya menghilang di depan gedung berlantai empat fakultas hukum yang ada di ujung kanan area kampus.

Azrina mulai menghela napas dalam dan kembali mengayunkan langkah.

*****

Setelah perkuliahan usai Azrina bergegas menuju perpustakaan untuk mencari referensi tugas kuliah.

Beberapa menit mencari, akhirnya dia menemukan tiga buah buku yang sesuai dengan tugasnya.

Perlahan gadis itu melangkah menuju meja panjang yang ada di perpustakaan untuk meresume isi buku-buku tersebut.

Azrina mulai duduk, dan membuka laptop. Gadis berkulit kuning langsat ini mulai membaca buku dengan jari menari-nari di atas keyboard laptop.

Beberapa menit kemudian konsentrasinya terpecah saat melihat seorang laki-laki tengah fokus mengetik sebuah tugas tepat di hadapannya.

Entah kenapa ketidak sengajaan selalu mempertemukan mereka.

"Ehm!"

Azrina mulai mendehem.

Seketika konsentrasi laki-laki itu terpecah, dia mendongak melihat ke arah Azrina.

"Mbak Nana," sebut laki-laki itu lirih.

Azrina membalasnya dengan tersenyum kecil.

"Sibuk mengerjakan apa, Mas?" tanya Azrina penasaran.

"Revisi skripsi, hampir satu tahun lebih terbengkalai," ceritanya dengan tersenyum.

"Oooo...."

Mulut Azrina membulat.

"Kamu yang rajin kuliah, ya? Biar nggak kayak Mas Aif," katanya dengan masih tersenyum.

"Menurut Nana, skripsi Mas Aif terbengkalai, pasti karena sibuk berkecimpung di UKM, bukan karena nggak rajin kuliah. Bener, kan?"

Gus Aif tersenyum dengan sejenak memalingkan wajah.

Janji Untuk Azrina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang