Delapan belas

38 2 0
                                    

Aisyah yang kini asik melihat pemandangan di taman itu, banyak orang orang yang berkunjung ditaman itu

Meong meong meong

Suara kucing yang tubuhnya sangat masih kecil tepat dibawah gamis aisyah, aisyah pun tersentak dan melihat kebawah

"astaghfirullah" aisyah langsung turun dari kursi taman itu dan merubah posisinya menjadi jongkok

Kucing itu terlihat sangat gemas, mempunyai bulu yang berwarna putih, mata biru sabit, dan bulu yang lumayan tebal kucing itu menatap wajah aisyah dengan memiringkan kepalanya

Aisyah mengelus kepala kucing itu dengan sangat lembut"kamu kok sendiri cing? orang yang ngerawat kamu kemana? "tanya aisyah pada kucing itu walaupun tak akan menjawab pertanyaan nya

Meong meong meong

Sepertinya kucing itu ingin berada digendongan aisyah, seperti anak kecil yang ingin meminta digendong oleh ibunya

Aisyah pun ngerti bahasa kucing itu tanpa lama ia menggendong nya dan posisi kucing itu seperti orang tertidur

"yaampun kamu lucu banget cing" Aisyah yang mengelus ngelus bulu si kucing

Memang aisyah dari dulu pecinta kucing, awalnya ia takut kucing sejak SD sampai SMP kls 2,tetapi kebetulan dirumah nya ada peliharaan kucing yang dipelihara oleh sarah selama 2 tahun, Sarah yang sangat suka mengganggu aisyah dengan kucing peliharaan itu lama kelamaan aisyah berani dengan kucing dan sampai sekarang sangat menyukai yang namanya kucing

"yang ngerawat kamu kok jahat banget sih, tega teganya ninggalin kucing segemes ini"

"kalo jadi aku ya cing, aku bakal rawat kamu sebaik mungkin layaknya seorang ratu kecil dirumah aku" aisyah yang berbicara sambil menatap kucing itu

Kucing kecil itu hanya memerhatikan wajah aisyah, dengan sangat lucu

"Kamu aku rawat mau gak cing? soalnya kamu lucu banget tau"

"Biar ada temen aku dirumah suami aku pergi pergi terus si paling urusannya  banyak" Aisyah yang membicarakan tentang hafidz seolah olah curhat dengan kucing itu

"Aku ditinggal mulu, aku ke pesantren ya, aku kesini ya, biasalah cing bisnisnys banyak" Curhatnya lagi

Tanpa aisyah sadar, hafidz berdiri dibelakang nya dan curhatan aisyah mampu didengar sempurna di telinga nya

"Ekhm" Hafidz berdehem tepat dibelakang aisyah, aisyah pun langsung menoleh kebelakang dan terkejut hafidz yang sudah dibelakang nya

Kenapa lelaki itu tak bersalam? Sungguh

"M-mas hafidz? " Aisyah yang sangat gugup dan sambil memikirkan apakah hafidz mendengar curhatan pada si kucing tadi?

"Lagi ngomongin saya? " hafidz yang mulai melangkah berjalan dan duduk disebelah aisyah

"e-enggak" Aisyah yang menggeleng cepat dan hanya fokus pada kucing yang di gendongannya

Aisyah langsung merubah duduknya menjadi kesamping "tapi kan emang iya yang aisyah bilang itu fakta, kerjaannya mas banyak dikit dikit aisyah ditinggal"

Hafidz yang tertawa kecil melihat aisyah yang sepertinya mengomentari tentangnya, tapi memang benar

"Baru hari ini saya tinggal, kangen sama saya? " Hafidz menautkan kedua alisnya mencoba menggoda aisyah

"ih apa sih mas" Aisyah yang sedikit gerogi dengan tatapan hafidz yang berbeda

"saya tau kamu kangen" Hafidz yang menatap arah depan sungai yang banyak angsa, dan bunga tirai di atas air

Cintanya Gus HafidzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang