•••
Seungwan menatap sedan hitam dengan sosok Naeun yang berdiri di sampingnya, anak kecil itu melambaikan tangannya ke arah Seungwan dengan wajah yang manis. Seungwan bahkan masih tidak percaya dirinya memiliki adik perempuan yang manis.
Siapa sangka Naeun dengan tidak sabar berlari menghampiri Seungwan yang kemudian hampir terjatuh akibat tersandung kakinya sendiri, beruntung Chanyeol menangkapnya dengan sigap. Seungwan sendiri cukup terkejut dan berlari cepat menyusulnya.
"Kenapa kau berlati seperti itu. Lihat! Kau hampir saja terjatuh!" Ucap Seungwan dengan khawatir.
"Seungwan adikmu manis sekali." Ucap Sooyoung.
Seungwan lalu menatap Sooyoung dan Chanyeol bergantian lalu mengucapkan terima kasih. Harusnya Seungwan mengirim pesan agar di jemput di dekat halte bus saja, mana tahu jika Paman Gong akan menjemput dan menunggunya tepat di depan gerbang sekolah bersama Naeun.
"Terima kasih sudah menolong Naeun, Oppa." Ucap Naeun memegang erat tangan Seungwan dan bersembunyi di balik tubuh kakak perempuannya. Wajahnya merah karena malu.
Chanyeol yang gemas pun mengusap puncak kepala Naeun, "Lain kali harus hati-hati ya." Ucapnya dengan lembut.
Sooyoung menatap Chanyeol dengan pandangan tidak percaya lalu segera berpamitan untuk pulang. Keduanya terlihat serasi sekali membuat Seungwan tersenyum tipis.
"Ayo pulang."
Seungwan harus segera pergi membeli seragam baru untuknya walaupun hanya akan terpakai tidak lebih dari satu tahun. Ada beberapa buku paket juga yang harus di belinya yang untung saja tidak semua pelajaran berbeda dengan buku paket yang di milikinya.
"Eonni mau beli seragam, Naeun juga mau ikut?" Tanya Seungwan.
Naeun mengangguk, "Apa setelah itu kita bisa makan es krim?" Tanyanya dengan tidak sabar.
Seungwan bergumam, makan es krim saat ini memang tidak ada masalahnya tetapi angin musim gugur sudah mulai terasa. Tapi tidak akan ada masalah kan jika hanya sedikit, "Baiklah, tapi hanya sedikit saja ya. Karena angin musim gugur sudah mulai berhembus, Eonni takut Naeun akan sakit."
Naeun memekik kegirangan memasuki mobil, tidak peduli pada Seungwan yang masih berada di belakangnya. Ah, Seungwan juga harus segera mengisi beberapa formulir yang Sooyoung berikan tadi dan memberikannya besok.
•••
"Kau tahu, saat aku berjalan bersama Seungwan ada banyak siswa laki-laki meliriknya. Sepertinya akan jadi masalah nanti, benarkan Chanyeol?" Tanya Sooyoung.
Chanyeol mengedikkan bahunya tidak tahu. Baginya semua wanita terlihat merepotkan, lihat saja ibu dan saudari kembarnya ini. Tapi jika masalah yang Sooyoung katakan sepertinya Chanyeol setuju karena ada anak perempuan di sekolah mereka yang selalu membuat masalah dengan anak perempuan lainnya. Tidak jelas alasannya dan selalu berakhir dengan pertengkaran.
"Terlebih Seungwan duduk disampingmu." Gumam Sooyoung.
Chanyeol lalu menatap Sooyoung. Benar. Anak perempuan itu yang selalu mengejarnya dan selalu membuat masalah untuknya. Merepotkan.
"Mau tukar tempat duduk saja?" Tanya Sooyoung dengan khawatir.
"Tidak perlu sampai seperti itu." Ucap Chanyeol. Baginya duduk di belakang dan tepat di pojok kelas merupakan tempat terbaik untuk tidur.
Sooyoung bersenandung dengan wajah mengukir senyum senangnya. Orang lain yang melihatnya pun akan berpikir Sooyoung menang lotre. Sejak mereka kecil, Sooyoung akan bersenandung seperti hari ini saat menyukai sesuatu atau mengalami hal baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAGE
FanfictionOrang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan ramah, bahkan ketika ibunya jatuh sakit. Son Seungwan tetap bersikap seperti biasanya, memberikan senyum tipis dan bersikap dengan sopan layaknya tidak terjadi apapun dalam hidupnya.