•••
Seungwan merasa beruntung sudah dua hari ini tidak bertemu dengan ayahnya. Taeri memberitahukannya bahwa sang ayah memiliki jadwal operasi yang padat dan kembali ke rumah saat Seungwan sudah tertidur. Selama itu juga Seungwan berhasil menyelesaikan lukisannya yang akan di pamerkan pada akhir pekan nanti di pusat kota Pohang.
Dan selama dua hari ini juga Seungwan selalu mendapati sekotak susu dengan rasa berbeda di atas mejanya. Rasanya seperti seseorang sedang memperhatikannya dan Seungwan merasa tidak nyaman.
"Kau punya penggemar rahasia?" Tanya Chanyeol yang baru saja tiba dan berdiri di belakang Seungwan.
Seungwan lalu memberikan kotak susu itu pada Chanyeol, sama seperti yang dilakukannya sebelumnya, "Untuk kau saja." Ucapnya.
"Kau tidak akan meminumnya? Ini kotak susu yang ketiga dengan rasa yang berbeda dari sebelumnya." Ucap Chanyeol yang mulai meminum susu dengan rasa pisang.
Seungwan mengukir senyum tipis, "Minum saja sana!" Ucap Seungwan dengan terkekeh.
Keduanya pun mulai duduk di kursi mereka, suasana kelas yang ramai pun membuat Seungwan mulai memainkan ponselnya. Ah benar, dirinya harus membeli tiket kereta untuk ke Pohang akhir pekan nanti. Di kursi depan, Kang Seulgi menatap kecewa pada susu kotak yang di minum oleh Chanyeol.
•••
"Kang Seulgi!" Panggil Seungwan membuat langkah kedua kaki Seulgi terhenti dan menoleh ke belakang, menatap Seungwan yang berjalan ke arahnya.
Di sisi lain Seulgi juga bisa melihat tiga siswi yang selalu menganggunya mulai berdecak dan memandang tidak suka ke arahnya. Bisakah Seulgi mengartikan sapaan Seungwan sebagai bantuan agar hari ini dirinya bisa makan siang tanpa ganguan dari siapapun.
"Ketua Kelas sudah menyisakan kursi untuk kita, ayo!" Seru Seungwan dengan wajah tersenyum cerah.
Di depan sana sosok Sooyoung melambaikan tangan kanannya dengan kedua pipi yang mengembung penuh dengan makanan. Hatinya menghangat untuk kesekian kalinya karena Seungwan.
"Seulgi, kau makan dengan sedikit sekali." Seru Sooyoung memperhatikan makan siang Seulgi dengan porsi yang bahkan tidak bisa di sebut setengah dari porsi makan Sooyoung.
"Ah.. Aku memang tidak banyak makan." Ucap Seulgi dengan wajah memerah malu.
Sooyoung berdecak lalu memindahkan sebagian nasinya dan juga dua telur gulung miliknya pada makan siang Seulgi, "Kau harus makan dengan banyak, karena hari ini kita akan olahraga."
Seungwan terkekeh lalu memberikan susu kotak rasa pisang miliknya pada Seulgi, "Setidaknya kau harus kuat saat pemanasan nanti." Ucapnya.
"Tapi bagaimana denganmu?" Tanya Seulgi menatap kotak susu yang di berikan Seungwan.
"Ah... Aku tidak suka susu." Ucapnya dengan ringan.
"Seungwan lebih menyukai minuman soda." Sahut Sooyoung yang kembali memberikan potongan wortel iris pada makan siang Seulgi.
"Ketua Kelas, berhenti memberikan Seulgi makan, dia bisa sakit perut karena mendadak makan banyak." Tegur Seungwan membuat Sooyoung memasang wajah bersalah pada Seulgi dan meminta maaf.
Untuk sesaat Seulgi tertegun dengan cara Seungwan menegur, terdengar lembut dan juga tegas. Ucapan yang tidak membuat lawan bicaranya tidak merasa tersinggung dan sebaliknya Sooyoung merasa bersalah dan meminta maaf padanya.
Mungkin saja bukan hanya karena wajah cantik dan sikap ramah yang Seungwan miliki hingga membuat orang-orang menyukainya tetapi karena Seungwan memang memiliki pribadi yang lembut dan juga tegas. Baik pada orang lain maupun pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAGE
FanfictionOrang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan ramah, bahkan ketika ibunya jatuh sakit. Son Seungwan tetap bersikap seperti biasanya, memberikan senyum tipis dan bersikap dengan sopan layaknya tidak terjadi apapun dalam hidupnya.