•••
"Kau bahkan belum pulang ke rumah." Ucap Seungwan begitu melihat Chanyeol yang masih memakai seragam sekolah saat ini.
Besok hari kelulusan mereka dan Seungwan baru saja selesai membereskan keperluannya, jadi keadaanya cukup sibuk saat ini. Tapi secara mengejutkan Chanyeol menghubunginya, mengatakan bahwa dirinya sedang berada di taman dan menunggunya untuk bertemu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Seungwan duduk di ayunan sebelah Chanyeol.
"Saat kau pergi, apa aku bisa terus menghubungimu?" Tanyanya.
Gerak kaki Seungwan terhenti lalu menatap wajah Chanyeol saat ini, "Bukankah aku selalu membalas pesanmu." Ucapnya.
"Seungwan apa kau tahu aku menyukaimu?" Tanya Chanyeol.
Kali ini Seungwan memalingkan wajahnya menatap pejalan kaki yang melewati taman, lalu bergumam, "Aku tahu."
Seungwan tidak bodoh untuk tidak menyadari bahwa Chanyeol memberikan perhatian lebih terhadapnya. Melakukan hal yang tidak biasanya sebagai teman dan terus menatapnya dengan tatapan memuja. Bagaimana bisa Seungwan tidak menyadarinya?
Saat itu juga Seungwan melihat bagaimana kedua telinga Chanyeol memerah di saat suhu udara mulai terasa hangat secara perlahan. Manis sekali.
"Sebenarnya aku sedikit ragu untuk mengatakannya." Ucap Seungwan menatap pasir di bawah kakinya.
Diamnya Chanyeol membuat Seungwan kembali berucap, "Saat kau masuk universitas nanti, kau akan bertemu dengan banyak orang dan mungkin saja akan tertarik dengan salah satu wanita disana. Begitu juga denganku. Tetapi jika saat kita bertemu, kau dan aku masih bertahan dengan perasaan yang sama, mungkin kita bisa mencobanya." Ucapnya dengan gugup menatap Chanyeol.
Chanyeol mengusap wajahnya yang kini sedang tersenyum begitu lebar, "Katakan saja kau tidak percaya diri dengan hubungan jarak jauh." Ucapnya membuat Seungwan tertawa.
Mungkin saat melihat Chanyeol dengan napas terengah di depan pintu kamar rawat, Seungwan sudah mulai menyukainya.
•••
"Aku akan pulang sekarang." Ucap Chanyeol begitu keduanya tiba di depan rumah Seungwan.
Memberikan senyuman, Seungwan lalu melambaikan tangan kanannya dengan tersipu, "Sampai jumpa besok."
Kedua kakinya terasa berat untuk segera beranjak masuk ke dalam rumah, kedua matanya masih menatap punggung Chanyeol yang kian menjauh tapi saat itu juga berbalik memandang ke arahnya.
Seungwan tidak bisa menebak seberapa jauh jarak keduanya saat Chanyeol berlari dengan langkah yang besar dan berdiri tepat di hadapannya dengan napas terengah.
"Aku akan mengantarmu, besok." Ucapnya.
Seungwan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Ya."
Secara mengejutkan wajahnya memerah di iringi dengan suara tawa renyah milik Chanyeol yang berlari menjauh. Jantungnya berdegup lebih kencang dari seharusnya dan perutnya terasa tergelitik. Sebuah kecupan mendarat di pipi kanannya.
Apa Chanyeol baru saja mencium pipinya?
"Kau punya kekasih tepat setelah ujian akhirmu." Ucap Dongju menyapa.
"Se-sejak kapan kau berdiri disana?" Tanya Seungwan dengan terkejut juga gugup.
Apa Dongju melihatnya?
"Sejak awal hingga akhir." Ucapnya dengan wajah lelah lalu berjalan memasuki rumah dengan kantung cokelat di tangan.
Anak muda saat ini benar-benar tidak memiliki rasa malu dan mengumbar kemesraan dimana pun tanpa melihat sekitar.
"Kau suka pria tampan?" Tanya Dongju secara mengejutkan.
Seungwan menatapnya bingung tetapi wajahnya tersipu malu, "Tentu saja."
Langkahnya lalu terhenti untuk menatap adiknya yang terlihat sangat kecil. Sebelum kehadiran Seungwan, Dongju sudah berulang kali mengatakan pada Naeun yang masih sangat kecil untuk tidak terlalu akrab dengan lawan jenis karena akan mengganggu belajarnya dan Naeun masih menurutinya hingga saat ini tapi Seungwan berbeda, mereka bertemu saat keduanya sudah dewasa dan Dongju menjadi khawatir dengan masa depan Seungwan yang saat ini sedang memiliki hubungan dengan lawan jenis.
"Apa kalian berkencan?" Tanya Dongju.
"Ah~ Tidak, kami tidak berkencan. Bukankah kami tidak akan bertemu lagi." Ucap Seungwan yang teedengar kecewa di telinga Dongju.
"Satu tahun hanya sebentar." Ucap Dongju.
Seungwan mengangguk setuju, satu tahun memang sebentar, "Tapi aku tidak benar-benar yakin dengan hubungan kami. Lagipula masih ada banyak hal yang harus kami lakukan, bukan?" Ucap Seungwan lalu berjalan memasuki rumah lebih dahulu.
Mendengar apa yang di ucapkan Seungwan membuat Dongju menyadari bahwa Seungwan tidak siap dengan hubungan lebih dari pertemanan. Ada banyak keraguan di dalamnya.
Ya bukankah itu hal bagus. Dongju menjadi tidak perlu banyak bicara mengenai larangan hubungan dengan lawan jenis bukan?
•••
Suasana sekolah saat ini sangat ramai terutama di dalam aula, dimana semua siswa kelas akhir berada untuk mendengar ucapan selamat dari para guru dan juga wali siswa yang duduk dengan wajah bahagia. Ucapan selamat akhirnya datang dari salah satu perwakilan yayasan sekolah yang kemudian ucapan terima kasih akan di ucapkan oleh peringkat pertama ujian akhir tertinggi.
Park Sooyoung berdiri dari kursinya dengan wajah senang, kedua matanya bahkan hampir hilang karena senyumnya yang terlalu lebar.
Menjadi ketua kelas selama tiga tahun, ada banyak hal yang dilakukan Park Sooyoung. Hampir setiap siswa yang pernah menjadi teman sekelasnya mendapatkan bantuan, sulit di percaya Sooyoung benar-benar orang yang hebat bahkan sebelum terjun ke lingkungan masyarakat.
Tepuk tangan begitu keras menandakan akhir dari acara. Satu per satu orang keluar dari aula dan mulai dengan berfoto bersama.
Seungwan tersenyum begitu salah satu temannya membantu untuk foto keluarga. Ayahnya Son Sungjae dan Bibi Taeri mengambil hari libur karena kelulusannya dan juga keberangkatannya, hari ini mereka akan menikmati waktu bersama. Naeun yang merasa jika mereka sulit berkumpul bahkan menyiapkan jadwal, di mulai dari makan siang bersama, menonton di bioskop lalu pergi bermain di Sungai Han.
"Teman-temanmu datang." Ucap Bibi Taeri begitu melihat lima orang teman Seungwan datang dengan membawa bucket bunga.
Sebelumnya mereka sudah berjanji akan saling memberikan bucket bunga dan juga hadiah kelulusan. Bukan bucket bunga ukuran besar tetapi bucket bunga ukuran sedang yang bisa mereka bawa bersama tanpa kerepotan. Dengan gerak cepat Seungwan mengambil paper bag di tangan Dongju yang berisikan lima hadiah yang sudah Seungwan bungkus dan hias dengan cantik.
Lalu mereka berfoto bersama dengan wajah tersenyum lebar. Hari terakhir mereka di sekolah benar-benar menyenangkan.
Seungwan menatap Chanyeol di sampingnya, sedangkan tangan keduanya saling bertautan tanpa disadari oleh teman-teman mereka yang kini sibuk berfoto dengan gaya yang konyol.
"Ya! Byun Baekhyun berhenti mendorong!" Ucap Sooyoung di sampingnya.
"Ah! Sehun yang mendorongku!" Sahut Baekyun tidak terima di salahkan.
"Kalian berhentilah!" Ucap Seulgi dengan tidak nyaman.
Mereka lalu tertawa di depan kamera dengan saling dorong mendorong di setiap sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAGE
FanfictionOrang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan ramah, bahkan ketika ibunya jatuh sakit. Son Seungwan tetap bersikap seperti biasanya, memberikan senyum tipis dan bersikap dengan sopan layaknya tidak terjadi apapun dalam hidupnya.