•••
Bel pulang berbunyi dengan keras dan semua murid di kelasnya mulai mengumpulkan kertas jawaban ujian tengah semester dengan perasaan pasrah dan juga frustasi. Merasa jika soal yang keluar adalah soal tersulit dan tidak bisa menemukan jawabannya, atau menyesal karena tidak belajar dengan lebih baik dan berakhir dengan kebodohan saat membaca soal ujian.
Son Seungwan
Bawalah makanan yang banyak saat berkunjung.
Masukkan ke dalam tas! Jangan sampai perawat melihatnya!Pesan Seungwan pada teman-temannya yang akan pergi mengunjunginya. Karena masa tegang ujian sudah berakhir mereka harus menjernihkan kepala untuk bermain sebentar, sebelum kembali belajar untuk ujian akhir dan ujian masuk universitas. Menjadi siswa kelas tiga benar-benar berat dan melelahkan.
Sooyoung lalu mengirimkan balasan dan mulai merapihkan alat tulisnya. Mereka harus pergi ke minimarket sebelum ke rumah sakit. Hampir sepuluh hari Seungwan tidak hadir bahkan mengikuti ujian secara terpisah, teman-teman sekelas mereka bahkan seringkali menanyakan keadaan Seungwan.
Meskipun tidak tahu bagaimana kondisi pastinya, tetapi Sooyoung berharap bahwa Seungwan akan baik-baik saja.
•••
Seungwan menatap ayahnya yang sedang berbincang dengan guru dari sekolahnya. Membicarakan kesehatan Seungwan dan mendiskusikan pembelajaran yang sudah tertinggal cukup banyak. Walaupun Seungwan katakan jika siswa kelas tiga hanya mengulang pelajaran dari kelas satu dan kelas dua.
Di luar teman-temannya sedang menunggu hingga guru pengawas ujian keluar dari kamar rawatnya. Beruntungnya, Dokternya datang untuk melakukan kunjungan dan juga melakukan pemeriksaan setelah beberapa hari ini melakukan terapi.
"Bagaimana keadaanmu hari ini?" Tanya Dokter Kwon Younghwa.
Seungwan bergumam menatap tangan kanannya yang kini memakai alat bantu pada bagian sikutnya, "Meskipun masih tidak nyaman, tapi rasanya membaik."
Dokter Kwon pun tersenyum, "Sepertinya kita bisa melakukan rawat jalan. Bagaimana dengan dua hari sekali?"
"Ho~ Tidak bisakah seminggu sekali saja?"
"Seungwan." Tegur ayahnya membuat Seungwan berdecak. Kedua matanya melirik ke arah pintu dimana teman-temannya yang juga melihat dari balik kaca pintu kamar rawat.
"Sudahlah. Ayo belikan aku kopi di cafe bawah dan biarkan putrimu bersama teman-temannya." Ucap Dokter Kwon segera membawa ayahnya keluar.
Son Sungjae menghela napasnya, "Jangan-"
"Jangan terlalu sering menggunakan tangan kanan." Ucap Seungwan memotong ucapan ayahnya yang kini menatapnya dengan tidak percaya.
Bagaimana bisa Seungwan tidak menghapalnya jika anggota keluarga yang lain sering mengatakannya selama lebih dari sepuluh hari ini, "Ah~ Aku tahu, aku tahu, sekarang biarkan teman-temanku masuk." Ucap Seungwan dengan wajah tak kalah kesalnya.
Sudah lima hari ini kepalanya pusing dengan ujian tengah semester dan Seungwan ingin melakukan hal yang membuat kepalanya terasa ringan.
Dan bertemu dengan teman-temannya adalah hal yang menyenangkan!
"Seungwan aku merindukanmu!" Pekik Seulgi dan Sooyoung.
"Ya! Apa kau berada di atas ranjang selama ujian?" Tanya Baekhyun.
"Apa kau tidak bosan tinggal di rumah sakit lebih dari satu minggu, Son Seungwan?" Tanya Sehun dengan wajah melihat sekitar kamar.
Seungwan tersenyum dengan lebar lalu mengulurkan tangan kirinya, "Makananku?"
"Ya!!!" Pekik mereka membuat Seungwan tertawa dengan begitu cerah.
Tanpa sadar tangan Chanyeol terulur mengusap puncak kepala Seungwan dengan gemas membuat sang pemilik terkejut, "Ya! Aku belum keramas!"
•••
Son Seungwan merasa senang saat menginjakkan kedua kakinya di sekolah. Menyapa teman-temannya yang juga baru tiba, mendengarkan langkah sepatu yang berlari, pekikkan dari siswi atau guru yang menegur dan kursinya yang berada di barisan belakang dekat dengan jendela.
"Seungwan, apa kau baik-baik saja?" Tanya teman sekelasnya, Kim Huan.
Seungwan tersenyum dengan ramah lalu memperlihatkan tangan kirinya yang terdapat alat bantu untuk tennis elbownya, melingkari lengannya dengan warna hitam yang mencolok, "Jauh lebih baik dari sebelumnya."
"Hah~ Lain kali panggillah kami jika ada yang berbuat seenaknya padamu." Ucap Cho Kwanghee dengan menghela napas tetapi menyimpan rasa khawatir di kedua matanya.
Seungwan tidak menyangka sama sekali bahwa teman-teman sekelasnya begitu perhatian padanya, "Tentu saja." Balas Seungwan.
"Selamat pagi." Sapa Seungwan pada Chanyeol yang duduk dan sedang menatapnya sejak menginjakkan kaki di dalam kelas.
Wajah Seungwan tidak terlihat pucat seperti terakhir kali mereka bertemu. Kedua pipinya terlihat memerah dan bibirnya terlihat dipolesi lipstik dengan samar agar terlihat lebih cerah. Surai hitamnya yang panjang di ikat satu kebelakang dan menyisakan poni yang menutupi dahinya dengan samar, terlihat manis.
"Apa ada sesuatu yang aneh pada wajahku?" Tanya Seungwan menyentuh wajahnya.
"Kau terlihat cantik." Ucap Baekhyun.
"Sampai membuat Chanyeol tertegun." Lanjut Sehun. Lalu keduanya tertawa di bawah tatapan Chanyeol yang menyeramkan.
Seungwan ikut tertawa dengan nyaring, kedua teman yang duduk di meja sampingnya benar-benar sangat konyol hingga terlihat tidak cocok dengan Chanyeol yang serius.
Sosok Sooyoung datang bersama dengan Seulgi membawa tumpukan kertas yang siap di bagikan dan tak lama bunyi bel pelajaran pertama pun dimulai.
•••
Seungwan menoleh ke samping begitu Chanyeol mengambil minuman sodanya dan membuka tutup botolnya lalu memberikannya lagi. Sejak makan siang tadi temannya ini bersikap sangat baik hingga Seungwan merasa terbantu tetapi juga tersipu walau hanya sesaat.
"Tanganku baik-baik saja untuk membuka tutup botol." Ucap Seungwan lalu meminum sodanya, "Terima kasih."
"Hanya sedikit membantumu, karena kau terus terlihat meringis saat jam pelajaran tadi." Ucapnya.
Siapa sangka jika Chanyeol memperhatikannya, "Ayo beli makanan ringan setelah pulang jam belajar mandiri nanti." Ucap Seungwan.
Kalau di ingat kembali rasanya Seungwan belum mengajak teman-temannya untuk makan atau bermain bersama setelah kunjungan mereka di rumah sakit. Sebagai ucapan terima kasih tidak apa-apa bukan jika Seungwan mentraktir mereka makan.
"Beritahu yang lain juga." Ucapnya tanpa menoleh pada Chanyeol yang kini mengerutkan dahinya tidak suka.
Rasanya cukup aneh saat Chanyeol melihat Seungwan lebih dekat dan akrab dengan anak-anak yang lain di bandingkan dengan dirinya. Dan cukup menyebalkan saat Seungwan membicarakan pria lain dengan wajah yang tersenyum cerah.
"Tidak bisakah kita pergi berdua saja?" Tanya Chanyeol.
Langkah kaki Seungwan terhenti lalu berbalik menatap Chanyeol yang ada di belakangnya. Laki-laki tinggi itu menatapnya dengan wajah berharap membuat Seungwan menduga-duga dengan tindakannya.
Jam belajar mandiri akan di mulai sepuluh menit lagi tapi mereka masih berada di koridor setelah membeli makanan ringan.
"Kau ingin berkencan denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAGE
FanfictionOrang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan ramah, bahkan ketika ibunya jatuh sakit. Son Seungwan tetap bersikap seperti biasanya, memberikan senyum tipis dan bersikap dengan sopan layaknya tidak terjadi apapun dalam hidupnya.