Our Page 15

48 12 0
                                    

•••

"Kau tidak lupa terapimu hari ini, bukan?" Tanya Dongju berdiri di ambang pintu kamar Seungwan.

Seungwan yang baru saja membersihkan diri menatap Dongju dengan kesal. Sejak dirinya menjadi pasien, Dongju menjadi lebih lembut dan perhatian, memperlakukannya dengan manis layaknya seorang adik. Tetapi Dongju seakan lupa bahwa Seungwan berumur delapan belas tahun, remaja perempuan yang butuh privasi.

"Oh God! Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?!" Ucap Seungwan dengan kesal.

Dongju memakan keripik kentangnya dengan tidak peduli dan membaginya pada Naeun yang datang akibat pekikkan Seungwan. Keduanya memperhatikan Seungwan yang berwajah masam berjalan dari sisi lain kamar ke sisi lainnya. Memasukkan dompet, lipstick, botol parfum dan terakhir mangambil ponselnya.

"Apa kau akan terus memakannya?" Tanya Seungwan.

Dongju lalu memberikan kaleng keripiknya pada Naeun dan ketiganya pun berjalan keluar. Ayah dan ibu mereka sudah berada di rumah sakit sejak pagi hari sedangkan Dongju mendapatkan hari libur minggu ini dan bertugas mengantar Seungwan untuk melakukan terapinya.

Jalanan akhir pekan menjadi lebih padat dengan banyaknya orang berlalu lalang menikmati waktu istirahat mereka setelah bekerja sepanjang minggu hingga larut malam. Dan Seungwan menatap layar ponselnya dengan geli melihat teman-temannya sedang belajar bersama tetapi terus saja bercanda dan memakan cemilan.

Ingatannya kembali pada kejadian malam lalu.

Hah~ mengingatnya kembali sungguh membuatnya malu. Bagaimana bisa kalimat kencan keluar dari mulutnya dengan lancar dan wajah yang tersipu. Son Seungwan benar-benar memalukan.

"Ada apa denganmu?"

Seungwan lalu menatap kakaknya, "Bagaimana perasaanmu saat seorang wanita mengajakmu berkencan?"

"Kencan?" Tanya Naeun dari kursi belakang. Anak kecil itu bahkan mengalihkan perhatiannya dari tablet yang di pegangnya.

"Kau mengajak pria berkencan?" Tanya Dongju dengan wajah mengejek.

Permulaan yang salah.

Dan jelas Dongju adalah orang yang salah untuk ditanya.

Seungwan memalingkan wajahnya dengan wajah masam, berpura-pura tidak mendengarkan ejekan kakak dan juga adiknya, tetapi mereka sungguh menyebalkan.

Hal seperti ini bukanlah kali pertama Seungwan dapatkan. Mendapatkan perhatian dari lawan jenis, hadiah dan ungkapan cinta yang bahkan Seungwan sendiri merasa tidak begitu tertarik.

Tetapi Park Chanyeol, sejak awal bertemu mereka memiliki hubungan yang kurang baik. Lalu saat kembali bertemu dan menjadi teman satu kelas keduanya memiliki rasa canggung yang cukup kuat. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat rasa canggung perlahan hilang dan menyisakan rasa tertarik.

Dengan sadar Seungwan menerima semua perhatian yang Chanyeol berikan, yang entah bagaimana membuatnya terkadang terdiam dengan jantung yang berdebar.

Park Chanyeol
Pukul berapa kau selesai terapi?

"Oh apakah itu bocah laki-laki yang memelukmu di malam hari?" Tanya Dongju yang seketika membuat Seungwan menatapnya dengan terkejut.

"Memeluk?" Pekik Naeun bertanya.

"Eonni memeluk laki-laki?" Tanya Naeun dengan penasaran, "Ayah harus tahu tentang ini." Gumamnya.

"Ba-bagaimana bisa kau?"

Dongju mengangkat bahunya sekilas dengan wajah tersenyum mengejek, "Tentu saja aku melihatnya."

Rasa pening menyerangnya dengan tiba-tiba, rasanya seperti ketahuan bertindak hal buruk. Malam itu Seungwan merasa sangat takut dan bingung, entah bagaimana dirinya mencari Sooyoung dan Seulgi tapi tak ada balasan apapun dari mereka dan berakhir dengan menghubungi Chanyeol.

OUR PAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang