Our Page 19

47 11 0
                                    

•••

Park Sooyoung
Maafkan aku tidak bisa mencegahnya.

Son Seungwan
Tidak apa-apa.
Aku akan mengabarimu jika sudah bertemu dengannya.

Seungwan yang baru saja memasuki gedung fakultas menatap tidak percaya pada pesan Sooyoung yang mengatakan bahwa Chanyeol akan menghampirinya segera, mungkin hanya tinggal menghitung jam sebelum pertemuan mereka.

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar tapi juga bukan waktu yang lama, tergantung pada siapa yang menjalaninya. Baginya lima tahun terakhir terasa sangat menyenangkan seakan baru kemarin dirinya menginjakkan kedua kakinya di Washington. Dua tahun selama pemulihannya Seungwan melakukan banyak hal yang menarik minatnya, di mulai dengan mengikuti kelas seni, bekerja paruh waktu di salah satu galeri seni dan bahkan mulai mencoba kelas memasak.

Dan yang lebih mengejutkan saat ini adalah dirinya berada di tingkat yang sama dengan Kim Hyeyoon.

"Eonni!"

Seungwan membalas lambaian tangan Hyeyoon lalu berjalan dan duduk di sampingnya, kebetulan semester ini keduanya mengambil dua mata kuliah umum yang sama.

"Hai Owen!" Sapa seorang pria tampan dengan senyum manisnya.

"Hai Sam. Bagaimana pesta malam kemarin?" Tanya Seungwan.

Malam kemarin, salah satu teman sekelas mereka Elli mengadakan pesta ulang tahun di salah satu klub malam dan mengundang semua temannya, bahkan mereka di persilahkan membawa orang lain. Tetapi Seungwan tidak hadir karena ada banyak pekerjaan di galeri yang harus di kerjakannya.

"Sangat luar biasa, sayang sekali kau tidak datang." Ucap Sam yang kemudian membuka catatannya.

"Pastikan kau tidak tertidur saat kelas berlangsung hari ini. Kau tahu bagaimana Prof. Issac bukan?" Ucap Hyeyoon mengingatkan.

Seketika Sam bergidik ngeri mendengarkan nama Prof. Issac, "Kumohon! Kalian berdua bantu aku agar tetap sadar." Ucapnya mendapatkan kekehan dari Hyeyoon.

Park Chanyeol
Mengirim gambar

Kedua mata Seungwan menatap terkejut pada layar ponselnya. Park Chanyeol mengirim sebuah foto yang Seungwan tahu lokasinya, restoran makanan terkenal yang ada di bandara. Pria itu sudah tiba dengan cepat lebih dari perkiraannya.

Bergerak cepat Seungwan mulai membereskan buku catatannya dan melangkah keluar kelas dan tepat saat itu Prof. Issac memasuki kelas dan memulai mata kuliahnya.

•••

Seungwan memasuki bandara dengan berlari, kedua matanya menatap sekitar dengan ponsel yang menghubungi Chanyeol. Seharusnya pria itu berada di pintu kedatangan luar negeri tapi Seungwan belum menemukannya sama sekali.

Ada banyak orang keluar dari pintu kedatangan luar negeri mengingat jika malam tahun baru akan segera tiba dan hotel akan menjadi sangat penuh dengan turis ataupun wisatawan lokal.

Langkahnya kini secara perlahan berhenti. Kedua matanya menatap pria di hadapannya dengan jantung yang berdetak. Pria tampan yang tingginya bahkan hampir sama dengan tinggi orang-orang Amerika pada umumnya. Mantel hitam yang di gunakannya semakin membuatnya terlihat lebih tampan.

"Kau sudah datang." Ucap Seungwan menatap Chanyeol.

"Bisakah aku memelukmu?"

Seungwan mengulum senyum di wajahnya, "Kau bahkan tidak meminta ijin saat menciumku."

Rasa hangat memenuhi perasaannya, rasa rindu yang selama ini dirasakan oleh keduanya terobati dengan pertemuan mereka saat ini.

"Aku merindukanmu. Benar-benar merindukanmu." Gumam Chanyeol memeluk erat Seungwan. Menghirup aroma buah dan bunga yang menguar dari tubuh Seungwan.

OUR PAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang