•••
Pemakaman di lakukan di gedung yang berada tepat di samping gedung rumah sakit. Mengingat Sooyoung yang belum sadarkan diri pasca operasi membuat Chanyeol dan keluarganya menjadi lebih berjaga-jaga.
Selagi Sehun dan Baekhyun membantu Chanyeol. Seungwan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu tanpa mengatakan apapun pada Chanyeol, hanya meninggalkan pesan pada Sehun bahwa dirinya akan pulang sebentar menggunakan taksi.
Udara musim dingin kali ini menerjang keluarga Chanyeol dengan kencang dan mereka harus bertahan dengan angin yang berhembus.
Kepulangan Seungwan mendapatkan reaksi tidak terduga dari keluarganya yang ternyata sedang berkumpul, membicarakan hal apa saja yang akan mereka lakukan saat mengunjungi Seungwan nanti.
"Kemarilah." Ucap Taeri menghampiri Seungwan untuk di peluk. Tangisnya kembali pecah rasa takut akan kehilangan Sooyoung kembali muncul.
Kenangan saat mereka sekolah dan menghabiskan waktu bersama teringat dengan jelas seakan baru kemarin terjadi. Isaknya semakin keras membuat siapapun yang mendengarnya akan ikut merasakan kesedihan yang Seungwan rasakan.
Tidak butuh waktu lama bagi Seungwan bersiap untuk pergi ke pemakaman Paman Park. Menggunakan setelan hitam dan juga kacamata yang sering di gunakannya saat mengerjakan tugas. Kedua matanya sembab dan wajahnya sangat sendu.
Seungwan datang dengan kedua orang tuanya dan juga Dongju. Mereka memang tidak saling mengenal secara pribadi tetapi karena anak-anak mereka berteman baik dan juga sebelumnya Paman Park di rawat di rumah sakit yang juga tempat bekerja keluarganya.
"Tegakkan bahumu. Ayahmu tidak akan suka melihat bahu ini turun seperti saat ini." Ucap Son Sungjae.
Chanyeol membalas dengan menegakkan bahunya lalu memberikan senyum kecilnya yang bahkan tidak sampai ke ujung matanya. Mereka pun mulai menyantap makanan yang di sediakan, sedangkan Seungwan menghampiri teman-temannya.
Seulgi datang setelah memastikan keadaan Sooyoung stabil. Dirinya juga tidak bisa berada di pemakaman terlalu lama karena masih harus memantau kondisi temannya yang masih belum sadarkan diri. Meskipun begitu masih ada banyak orang yang akan menemani Chanyeol termasuk kehadiran teman-temannya.
"Sooyoung?" Tanya Seungwan begitu melihat Seulgi.
"Baik-baik saja." Gumamnya menahan laju air matanya yang keluar.
Kedua mata Seungwan bahkan bisa melihat beberapa polisi yang datang sebagai ucapan bela sungkawa dan mencari tahu lebih banyak mengenai kecelakaan yang terjadi.
Pemakaman ramai oleh rekan kerja Paman Park, sebagai salah satu Direktur di salah satu bank ternama ada banyak orang mengenalnya dari berbagai kalangan, mereka datang mengantarkan kepergian Paman Park dengan rasa tidak terkejut. Pria yang selalu ramah dan mengumbar senyum itu pergi begitu cepat.
"Seungwan, kami akan kembali lebih dulu." Ucap Dongju menghampiri adik perempuannya.
Seulgi, Sehun dan Baekhyun membungkuk pada kedua orangtua Seungwan yang berada beberapa langkah dari mereka dan Dongju yang berdiri di hadapan Seungwan saat ini. Sebagai salah satu Dokter Koas melihat langsung Son Sungjae merupakan hal yang baik terutama jika bisa belajar secara langsung darinya, tapi saat ini bukan waktunya bagi Seulgi mengagumi orangtua Seungwan.
"Aku-"
"Aku tahu. Kau bisa tetap tinggal disini, ayah dan ibu akan pulang sedangkan aku akan kembali ke rumah sakit." Ucap Dongju.
Lalu kedua kakinya melangkah memeluk adik perempuannya yang sedang bersedih, "Hubungi aku jika kau butuh sesuatu." Pesannya melepaskan pelukkan.
"Kang Seulgi." Ucap Dongju melirik Seulgi.
"Dokter Son Sungjae mungkin akan ikut serta dalam pemulihan Park Sooyoung jadi beritahu dokter penanggung jawabnya untuk bersiap jika di panggil secara tiba-tiba." Ucapnya lalu menepuk pundak Seulgi yang merasa berterima kasih.
•••
Chanyeol menegakkan tubuhnya begitu melihat Seungwan datang menghampiri lalu duduk di kursi sampingnya. Kepalanya bersandar pada pundak Seungwan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Rasanya lelah hingga Chanyeol tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.
Kedua tangan mereka saling bertautan, Seungwan pun mencium pelan puncak kepala kekasihnya. Menikmati keheningan yang mereka ciptakan.
"Aku belum mengunjungi Sooyoung." Ucap Chanyeol memecah keheningan.
Seungwan membalasnya dengan bergumam, "Mau mengunjungi sekarang?"
Tubuhnya kembali duduk dengan tegak, menatap Seungwan yang berwajah lelah. Jika di ingat kembali, Chanyeol bahkan tidak bisa membayangkan dirinya yang kalut pulang seorang diri, jika bukan karena Seungwan saat ini akan seperti apa Chanyeol?
"Kau baik-baik saja?" Tanya Seungwan menyentuh wajah Chanyeol dengan khawatir. Pria di hadapannya hanya menatap ke arah Seungwan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Aku hanya senang kau ada disini." Ucapnya.
Memberikan senyum tipis Seungwan berkata, "Aku bahkan tidak tahu cara menghiburmu."
"Tidak. Aku hanya perlu kau tetap disisiku saja." Ucap Chanyeol membantah.
"Mau pergi sekarang?" Tanya Seungwan.
•••
Dalam ingatan Chanyeol, saat terakhir kali mereka saling menggenggam tangan adalah saat dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dan Sooyoung terus menangis dengan rasa sakit yang di rasakannya. Ikatan mereka terlalu dalam hingga saling merasakan sakit satu sama lain.
Saat itu keduanya sedang berjalan pulang setelah belajar di akademi. Hari belum terlalu malam tetapi entah bagaimana keduanya melewati jalan yang sepi dan mendapati seorang pria yang mabuk dengan botol alkohol di tangannya. Meminta di belikan alkohol dan mengancam keduanya dengan menodongkan botol alkohol.
Meskipun masih muda keduanya tidak begitu takut menghadapi pria yang mabuk walaupun saat di ingat kembali hal ini merupakan kesalahan yang besar. Karena terus menolak akhirnya pria itu memecahkan botol alkoholnya dan melayangkan botol pecah pada keduanya.
Siapa sangka bahwa Chanyeol mendapati luka tusuk yang cukup dalam setelahnya. Hingga saat ini luka pasca operasinya bahkan masih terlihat jelas di dadanya.
"Kau bilang selalu merasa bersalah padaku setiap melihat luka pada dadaku. Sampai beberapa saat yang lalu aku masih tidak mengerti, kenapa kau merasa bersalah padaku karena aku bisa melindungimu. Tapi melihatmu saat ini aku memahaminya, rasa bersalah karena tidak bisa melindungi orang yang kita cintai." Ucap Chanyeol.
"Kemarin saat pagi hari aku mengalami sesak seolah udara di sekitarku menghilang begitu saja. Sangat menyesakkan hingga aku tidak sadarkan diri. Sooyoung apa kau juga merasakan hal yang sama saat kejadian lalu?" Tanya Chanyeol.
"Lain kali aku akan membiarkanmu menggunakan mobilku. Lakukan apa yang kau mau dan aku akan mengabulkannya. Jadi cepatlah bangun. Kau tahu, aku sangat merindukanmu." Gumamnya lalu meninggalkan ruang rawat Sooyoung.
Melepaskan pakaian sterilnya Chanyeol kemudian menghampiri Seungwan yang sedang berbicara dengan Seulgi, wanita itu bahkan sudah berganti pakaian.
"Minumlah." Ucap Seulgi menyodorkan kaleng kopi.
Ketiganya duduk dengan kepala bersandar pada dinding, menatap langit-langit koridor perawatan intensif dengan pikirannya masing-masing. Hari ini mereka begitu lelah dan waktu seakan berjalan dengan sangat lama.
"Saat musim panas tiba, ayo pergi makan malam di Sungai Han." Ucap Seulgi memejamkan kedua matanya.
Seungwan tersenyum mengingat malam saat mereka menghabiskan waktu di Sungai Han untuk makan dan membicarakan banyak hal, "Aku yang akan membayar tagihan makanan." Serunya.
Menyadari bagaimana temannya mengubah suasana Chanyeol merasa berterima kasih, "Kali ini kita minum bersama." Ucapnya dengan pelan.
Seulgi menatap Chanyeol yang berada di samping Seungwan, kedua tangan mereka saling bertautan membuat Seulgi mengukir senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAGE
FanfictionOrang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan ramah, bahkan ketika ibunya jatuh sakit. Son Seungwan tetap bersikap seperti biasanya, memberikan senyum tipis dan bersikap dengan sopan layaknya tidak terjadi apapun dalam hidupnya.