Our Page 34

106 9 0
                                    

•••

Park Chanyeol
Pergilah bersama Paman Gong, aku akan mengantarmu pulang nanti.
Pekerjaanku akan selesai sebentar lagi.

Kening Seungwan mengerut lalu menatap deretan gedung tinggi kota Seoul dari balik kaca mobil. Mereka sudah berjanji akan makan malam bersama setelah tidak bertemu selama dua minggu dan hanya melakukan panggilan video setiap malamnya, padahal saat ini mereka berada di negara dan kota yang sama tetapi untuk bertemu saja sangat sulit.

Son Seungwan
Aku mengerti.
Hati-hatilah saat menyetir.

Tidak butuh waktu lama sampai mobil yang di kendarai Paman Gong sampai di restoran yang tuju. Restoran yang memiliki konsep mewah dan elegan itu memiliki tiga lantai.

Lantai pertama merupakan tempat yang bisa di kunjungi oleh siapapun tanpa membuat reservasi. Sedangkan lantai dua merupakan tempat yang sangat privat dan hanya bisa di pesan untuk mendapatkannya. Yang terakhir adalah bagian rooftop yang biasa digunakan untuk pesta dengan pemandangan city light kota Seoul.

Melihat bagaimana interiornya Seungwan bisa menebak secara garis besar berapa uang yang keluar jika makan di restoran ini.

Tapi Chanyeol bahkan memiliki lebih banyak uang saat masa sekolah belum lagi banyak dari lagunya mendapatkan royalti dalam kurun beberapa tahun kedepan. Kekasihnya bahkan membeli apartemen dengan sekali menggesekkan kartunya!

Jadi makan disini pastilah hanya menghabiskan beberapa ratus ribu Won bagi Chanyeol.

Awalnya Seungwan kira, dirinya akan di bawa ke lantai dua ternyata mereka menuju rooftop.

Pintu yang terbuka menampilkan sebuah layar dari kain putih dengan proyektor yang menyala. Di sisi lain ada seorang bartender yang bersiap meracik minuman. Lalu beberapa meja disediakan dengan tapih bersama kursi.

Di belakang meja proyekyor juga terdapat beberapa sofa duduk berukuran besar yang bisa memuat empat hingga lima orang.

Apakah pelayan salah membawanya?

Saat akan berbalik videopun berputar menampilkan sosok Chanyeol yang sedang duduk di kursi ruang rekaman dengan gitar di tangannya. Wajahnya masih tampan walaupun terlihat lelah, dan juga cara duduknya sangat canggung dan gugup membuat Seungwan menahan tawanya.

"Seungwan. Tunggu sebentar aku gugup!" Serunya dengan panik.

Setelah beberapa saat Seungwan melangkah mendekat berniat melihat lebih dekat sosok Chanyeol yang ada di dalam video.

"Aku membuatnya secara tidak sengaja saat mengingat pertemuan kita di bandara. Lalu tanpa sadar lirik dan irama yang kubuat menjadi lagu, dan aku ingin kau mendengarnya."

Lalu Chanyeol mulai memainkan gitarnya. Suaranya yang dalam terdengar sangat asing dan juga mendebarkan. Kata demi kata yang keluar membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Tangannya bergetar merasa tersentuh.

Ingatannya kembali ke masa lalu. Pertemuan pertama mereka yang Seungwan kira akan menjadi pertemuan yang canggung tetapi sebaliknya mereka saling memeluk, mengucapkan kata rindu yang selama ini di tahan. Mengeluarkan semua perasaan mereka saat itu juga.

Tidak memiliki banyak waktu karena kesibukkan pekerjaan dan pendidikan dan menghabiskan banyak waktu dengan panggilan video. Pertemuan yang bahkan bisa di hitung dengan jari.

Anak laki-laki yang menatapnya penuh penasaran di kedai kafe sedang melamarnya.

"Apa kau menyukainya?"

Seungwan memutar tubuhnya, menatap Chanyeol dengan setelan suit dan bunga mawar putih di tangannya. Wajahnya tersenyum sedangkan dirinya kini menangis dengan haru. Tidak adil!

OUR PAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang