7. perbincangan dua omega buangan.

1.2K 109 0
                                    

Di sebuah ruangan yang sunyi, seorang
pria tua duduk dengan tenang di sebuah
kursi goyang yang terbuat dari kayu, ia duduk nyaman sembari menghadap pemandangan cantik dengan air terjun yang turun langsung dari pegunungan di sepanjang sisinya. Suasana di sini sangat tenang, sunyi, dan sepi, karna jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota besar.

Klik!

Pintu terbuka, seorang pria berusia dua puluh tujuh tahun berjalan masuk, pria bertubuh kurus tapi tinggi itu berjalan mendekati pria yang sedang duduk santai di atas bangku goyang tua itu.

"Bagaimana hasilnya?." Tanya pria tua tanpa menatap lelaki muda yang baru saja masuk. Pria tua itu bernama Aldo.

"Maaf ayah, Kita gagal lagi." ucap lelaki muda itu dengan nada menyesal. Pemuda itu bernama loren.

Lelaki tua yang sedang duduk itu mengangguk kemudian membalikan tubuhnya menghadap loren.

Aldo tersenyum "Jangan khawatir, ini baru permulaan kita bisa lakukan hal itu lagi nanti." ucap Aldo.

"Tapi waktu kita sudah tidak banyak ayah. apalagi jika sampai Waktu yang telah di tentukan kita masih tidak berhasil, maka tidak akan ada peluang keberhasilan di kemudian hari."

"Loren apa kau tidak percaya dengan kemampuan ayah?." Aldo bertanya dengan nada datar.

Tubuh Loren menegang mendengar ucapan bernada datar itu. "Sa-saya percaya ayah, Maafkan kekhawatiran saya." Pria yang lebih muda membungkuk sopan untuk meminta maaf.

"Tidak apa-apa, ayah mengerti kekhawatiran mu, lalu Bagaimana stok bahan." Tanya Aldo yang sudah menggunakan nada biasa.

"Masih banyak ayah, kemarin saya baru membawa beberapa bahan dari pinggiran kota." Ucap Loren dengan nada menggebu.

"Apakah saat kau ke sana, ada informasi terbaru dari bawahan kita?."

"Ada ayah, Menurut informasi yang saya dapat dari mata-mata yang kita sebar di sekitar kota dan daerah pinggiran, kalau pemerintah sedang menyelidiki kasus zombi ini secara diam-diam."

"sepertinya mereka sudah mencurigai sesuatu, kalau begitu mulai sekarang kita harus berhati hati dalam bertindak, Tetap awasi para pecundang itu dari kejauhan"

"Baik ayah."

"Kalau begitu kau bisa keluar, tapi sebelum kau pergi ke ruangan itu, mampirlah ke kamar ibu mu, ayah yakin ibumu saat ini sangat merindukan anaknya." titahnya dengan nada lembut.

"Baik ayah, kalau begitu aku pergi" ucap Loren membungkuk sopan, berbalik pergi meninggalkan ruangan itu.

Sepeninggal Loren Ruangan itu menjadi sepi kembali, perlahan senyum miring terukir di bibir pria tua itu.

"Dasar lambat " gumam Aldo meremehkan.

Kata itu di peruntukan kepada pemerintah karena sangat lambat dalam menangani kasus ini, padahal korban yang berjatuhan sudah sangat banyak.

"Dunia ini sangat tidak adil" ucap Aldo sembari menikmati semilir angin yang masuk melalui jendela kaca yang terbuka lebar.

Sedangkan kata itu Aldo tunjukan untuk korban yang tidak pernah mendapatkan keadilan, padahal bukti-bukti sudah banyak.

"Uang dan koneksi"

Kata itu Aldo tunjukan untuk kecepatan kerja pemerintah, coba korban memiliki uang banyak atau koneksi orang dalam, pasti masalah ini akan langsung di tindak lanjuti.

Aldo menatap lurus ke depan dengan mata tajam namun otaknya tidak berhenti berfikir, memikirkan langkah ke depannya bagaimana mereka melanjutkan rencana tapi tidak di curigai oleh pemerintah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Baby's Breath....Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang