9. si mungil di atas pohon

1K 110 3
                                    


Dari arah parkiran kedai, Lucas mengamati dalam diam interaksi antara sang adik dengan seorang omega di dalam kedai es krim itu.

Mengamati Dari awal, saat jaehyun tiba tiba memaksanya berhenti di depan sebuah toko es krim pinggir jalan, tiba-tiba keluar dari mobil, kemudian masuk ke dalam toko es krim itu, sampai saat jaehyun menghampiri seorang omega yang sedang duduk sendiri di dalam toko sambil memakan es krimnya.

Lucas juga melihat mereka berdua sedikit berbincang sebentar sebelum sang omega pergi meninggalkan toko itu, dan tak lama Jaehyun juga ikut keluar dari toko es krim itu.

"Pulang" kata pertama yang jaehyun keluarkan setelah dia keluar dari kedai. Lucas mengangguk, membuka pintu mobil, dan masuk ke dalam. Lucas duduk di bangku bagian depan kemudi mobil mewahnya dan jaehyun duduk di sebelahnya.

"Kau menyukai omega itu." Tanya Lucas,
mengungkapkan hasil pengamatannya.

"Tidak??." Ucap jaehyun dengan nada tidak yakin.

"Aku mendengar nada keraguan dari jawaban mu."

"Karena aku sendiri tidak tau bagaimana perasaan ku kepada omega itu." ucap jaehyun dengan perasaan yang tiba tiba gusar. Lucas menyergit aneh mendengar jawaban jaehyun.

"seharusnya kau bisa mengartikan perasaan mu sendiri jaehyun karena kau sudah besar, lagipula apa yang kau khawatirkan, menyukai seseorang itu wajar, bahkan kau bisa menyukai Beta, omega, atau alpa sekalipun. . . .

. . . . Apalagi tanda mate mu tidak pernah muncul. Kau tau kan jae jika usia 25 tahun tanda mate mu belum ada, itu artinya ikatan yang di takdirkan untuk mu sudah putus dan kau bebas memilih takdir mu."

"Aku tau, ta-"

"Tapi kau takut jika omega itu memiliki mate atau takut di tolak." ucap Lucas memotong ucapan jaehyun.

"Bukan masalah itu. Ini menyangkut perasaan ku, aku masih meragukan perasaan ku untuknya seperti apa. kurasa di banding rasa suka dalam artian romansa, aku hanya bersimpati terhadap omega itu, dan omega itu tidak memiliki mate, dia adalah omega buangan." ucap jaehyun, membuat Lucas menyergit heran.

"Simpati??, Seperti sebuah bualan darimu, kau bukan alpha yang bisa merasakan rasa simpati kepada orang lain, apalagi untuk orang asing." ucap Lucas.

Ucapan itu berhasil membuat jaehyun semakin gelisah, karena yang di ucapkan Lucas tepat sasaran.

Karena selama ini, selama dia menjadi donatur di beberapa rumah sakit dan panti asuhan, kebaikan itu di lakukan bukan karena kemauan dirinya, itu di lakukan atas dasar keterpaksaan untuk sebuah pencitraan saja di depan publik, agar namanya selalu terlihat bagus.

Jaehyun mengakui sendiri kalau sejak kecil jaehyun tidak pernah mempunyai rasa simpati, contoh besarnya dulu saat jaehyun menolak mate nya, dia tidak memikirkan akan kondisi mate nya setelah penolakan itu.

Padahal jaehyun tau penolakan itu pasti akan sangat merugikan mate nya, namun dirinya memilih tidak memperdulikannya dan menutup mata, bahkan saat jaehyun memuaskan hasratnya dalam membunuh orang-orang yang tidak bersalah, tak ada simpati sedikit pun terhadap korban yang memohon pengampunan kepadanya.

"Walaupun kita sudah tidak bertemu selama 10 tahun, bukan berarti ibu melepaskan mu begitu saja tanpa pengawasan, ibu tetap memantau dan mengawasi setiap gerak gerik mu. dan selama 10 tahun ini, dari hasil laporan yang ku lihat dalam setiap langkah yang kau ambil, kau tidak punya rasa belas kasihan sama seperti kakek."

"Jangan sama kan aku dengan si tua Bangka itu." decak jaehyun tidak suka di samakan dengan iblis itu.

"Kau memang mirip dengan kakek jae, Kemiripan itu di terima atau tidaknya olehmu pada kenyataanya kau memang sangat mirip dengan kakek mu. mulai dari sifat, sikap, keras kepala, ambisius, bahkan kau sama melakukan segala cara untuk mendapatkan apapun yang kau mau, bahkan kau bisa membunuh orang yang tidak memiliki dosa demi kesenangan sendiri. "

Baby's Breath....Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang