2. Dari Jendela Bus

127 23 1
                                    

Di hari pertamanya sekolah, bunda tidak bisa menjemput karena ada pesanan mendadak di toko kue. Shakira terpaksa harus pulang naik bus, menunggu di halte. Tapi, lagi dan lagi Shaka sepertinya tak akan membuat kehidupan Shakira tenang dan baik-baik saja setelah kepindahannya ke rumah baru. Harusnya sebelum setuju pindah rumah, Shakira harus melakukan survei lingkungan dan tetangga di sekitar rumahnya dulu agar tidak mengalami banyak kejadian menyebalkan seperti yang sudah terjadi padanya sekarang.

"Shakira, pulang bareng yuk!" Ajakan dari Shaka mengundang atensi murid-murid yang juga menunggu di halte. Arshaka Adinata, gantengnya seperti Le Mineral ada manis-manisnya, ramah tamah, sopan, cerdas, prestasinya juga nyata. Pokoknya Shaka itu paket lengkap, apalagi saat mengisi azan waktu ishoma, suaranya mengundang rasa syahdu. 

Tapi bagi Shakira, suara Shaka hanyalah angin lalu 

"Shakira Audyaaa!" Shaka melambai dengan senyum yang dimanis-maniskan sampai matanya benar-benar seperti garis pelangi. Sungguh, demi rumah spongebob berubah jadi terong, Shaka tidak pernah merasa euphoria seperti ini, dan tidak pernah segila ini. Jelas-jelas kalau Shakira tidak suka padanya sejak pertama mereka bertemu.

"Shakiraaa!! Audyaaa!!"

Shakira berdiri, sontak saja Shaka menegakan punggungnya dengan senyum sumringah. "Akhirnya mau juga, yuk pulang bareng."

Shaka rupanya terlalu percaya diri untuk mengira kalau Shakira menerima ajakannya. Faktanya, Shakira berdiri untuk masuk ke dalam bus yang berhenti di hadapannya. Gadis itu masuk, duduk di dekat jendela.

Shaka masih bisa melihatnya. "Shakira, kita tetap pulang bareng kok. Lo naik bus, gue naik motor. Oh, lo gak mau ikut gue karena motor gue belum dicuci, ya? Nanti gue cuci deh." Kalimat Shaka masih bisa terdengar samar-samar.

"Itu cowok apa sih! Gila!" 

Saat bus mulai berjalan, Shaka juga ikut mulai menjalankan motornya, tepat di samping bus. Bahkan lewat ekor matanya Shakira masih bisa melihat cowok itu setia mengiringi. Pun saat di lampu merah seperti sekarang, Shaka masih ada di samping. Sialnya lagi, Shakira tertangkap basah mencuri pandang ke arah Shaka. Cowok itu malah melambai sambil tersenyum.

"Emang gila dia." Shakira menutup kaca bus dengan ranselnya.

***

Seperti biasa rutinitas jogging sore, Shaka baru saja membuka pagar rumahnya. Bertepatan dengan Shakira yang barusan lewat dengan skateboard-nya dengan kedua telinga disumpal earphone. Shaka kembali masuk ke dalam, menuju garasi dan mengeluarkan skuter pink milik Rika. 

"Shakiraaa!!" 

"Shakiraa Audyaaa!!"

"Shakiraaa!! Tungguin!!"

"Haii!!" Akhirnya Shaka dapat menyetarakan posisinya dengan Shakira. Akan lebih baik kalau Shaka lebih banyak menyetok sabar, kembali ia diacuhkan oleh Shakira. Postif thinking saja, mungkin musik yang mengalun di earphone Shakira cukup keras sampai tidak bisa mendengar suaranya.  

"Shakira, lo emang suka main skateboard, ya?"

"Gue suka jogging tiap sore, biar sehat."

"Oiya, gimana sekolah barunya tadi?"

"Sorry ya gue berisik, this is Shaka soalnya hehe."

"Shakira, boleh gak kita temenan?"

Shakira berhenti, hampir saja Shaka jatuh karena mencekal rem mendadak. "Gak!" balas Shakira.

"Berarti lo dari tadi denger gue ngomong?" tanya Shaka.

"Bisa gak sih jangan ganggu gue? Gue gak mau diganggu cowok! Pergi lo!"

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang