17. Kamera Lama

23 5 0
                                    

Hari ini sepulang sekolah, Shakira ada jadwal untuk latihan skating. Pulang bersama Shaka membuat cowok itu mengantar dan menunggunya latihan. Masih sama, Shakira tidak mau kalau Shaka melihatnya latihan. Shakira meminta agar cowok itu menikmati ciloknya mang Umay di depan. Dan, Shaka menurut.

"Yakin ikut festival akhir tahun?" tanya Sona saat mereka bersebelahan sambil berseluncur di gelagang es.

"Yakin lah, ngeremehin?"

"Gak papa, cuma pengen ngeliat wajah yakin lo yang jumawa itu aja."

"Btw, hubungan lo sama Shaka itu apa? Pacar?" tanya Sona membuat Shakira berhenti.

"Pacar? Ngaco." Shakira kembali berseluncur. "Dia noh tetangga gue."

"Tapi kayaknya dia suka sama lo."

"Emang," jawab Shakira santai.

"Terus, lo terima?" Kali ini nada Sona penuh semangat.

"Terima apaan? Nembak aja nggak. Nggak berharap juga gue."

"Wait, tapi lo suka kan sama dia?" tanya Sona selidik.

Shakira mempercepat geraknya meninggalkan Sona. "Kayak gak ada pertanyaan lain aja, Na."

Sona tertawa, mengejar Shakira. "Say it! Say it! You love him! Lo suka juga, kan?"

"Ngaco!" seru Shakira. "Mantan lo si Kai apa kabar? Gue satu sekolah sama dia." Kali ini giliran Shakira yang tertawa, sedangkan wajah Sona terlihat masam.

"Mending lo kasih tau kronologi putusnya." Shakira berhenti, Sona ikut berhenti.

"Karena fokus timnas, gue gak bisa LDR dan gak mau ke-distrac selama pelatihan timnas," jawab Sona. Sedangkan pada Kai, Sona tidak menjelaskan apa-apa, karena nyatanya sampai sekarang Sona menyesali hari itu. "Orang tua gue, ketat banget. Jadi, gitu deh." Sona kembali berseluncur.

"Wow!! Lo gak ada niatan mau balikan?" Kali ini Shakira yang mengejar Sona.

"Nggak."

"Ayolah, tuh cowok kayaknya masih gamon sama lo." Shakira tertawa.

"Nggak!"

"Jangan-jangan lo juga gamon."

Sona mengacungkan jari tengah. "Shut the fuck up! Gue gak gamon!"

Shakira semakin tertawa. "Say it! Say it if you cant be moved too!"

***

"Gimana latihannya?" tanya Shaka sembari memasangkan Shakira helm.

"Kayak biasanya, seru." Shakira duduk di jok belakang.

"Udah siap?" Shaka melihat melalui kaca spion kalau Shakira mengangguk. Gadis itu berpegangan pada tas punggung Shaka, diam-diam Shaka mengulum senyum.

"Apa liat-liat!" Shakira melotot ke arah kaca, ia tahu kalau Shaka tengah melihatnya.

Shaka menggeleng, "Nggak, nggak papa." Ia mulai menjalankan motor, menembus keramaian jalan sore itu.

Jalan Asia Afrika tetap ramai meskipun langit mendung, angin bertiup membawa butir-butir pasir beterbangan membuat mata perih. Daun-daun di pepohonan ikut menari ditiup angin, tampaknya sebentar lagi hujan akan turun.

"Kita ke mana?" tanya Shakira saat Shaka berbelok ke jalan yang tidak biasanya.

"Mau ngambil kamera." Shaka memberhentikan motornya di depan toko servis kamera. "Bentar, ya."

Shakira hanya mengiayan, ia berdiri di samping motor sambil memperhatikan jalanan raya yang ramai orang berlalu-lalang. Tak menunggu lama, Shaka akhirnya kembali dengan wajah sumringah.

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang