25. Impian Shakira

30 4 0
                                    

"Terima kasih, silahkan datang kembali." Shakira memberikan uang kembalian, tersenyum ramah pada pembeli.

Sambil mendengarkan podcast terbaru Shaka yang update tadi malam, ketika ada pelanggan yang hendak melakukan pembayaran, Shakira mempause suara dari earphone-nya. 

Lonceng yang menggantung di atas pintu kaca berbunyi, pertanda ada yang memasuki toko. Orang itu adalah Bunda, di kedua tangannya menenteng bahan belanjaan. Shakira melepas earphone, bergegas membantu Bunda yang kesusahan membawa barangannya.

"Biar Shakira bantu." 

"Iih, tumben. Lagi ada maunya, nih?" Bunda memberikan tas kain belanja yang berisikan tepung, buah-buahan dan gula.

"Yee, aku kan emang anak baik." Shakira membawa itu ke dapur.

"Bund," panggilnya, melihat Bunda membasuh tangan dan siap memakai apron dan penutup kepala.

"Hm?" gumam Bunda mulai sibuk dengan tepung-tepung.

"Bunda," panggil Shakira lagi.

"Kenapa, Ra?" Bunda menoleh dari timbangan tepung.

"Mbak Dini mana? Gak kerja hari ini? Mbak Amel? Mbak Ayu? Teh Dian?" tanya Shakira celingukan, hanya ada Bunda sendiri di dapur.

"Bentar lagi juga dateng."

Shakira hanya bergumam "ooo" bulat.

"Sana gih, jaga kasir."

Shakira mengangguk dan pergi, tapi cewek dengan topi koki itu malah berbalik, menyembulkan kepalanya dibalik pintu untuk mengintip Bunda.

"Kenapa sih, Ra? Hm?" Bunda mengetahui kalau anaknya itu mengintip.

Shakira menarik napas panjang, menggigit bawah bibir sebelum akhirnya ia bicara. Oke, semua keberanian sudah terkumpul.

"Minggu depan mau ke puncak, tiga hari. Acara tahunan sekolah. Boleh, ya?" Benar, Shakira memang ada maunya.

"Nggak boleh," sahut Bunda cepat.

"Yah, Bundaaaa." Shakira langsung bergelayut di lengan Bunda. "Cuman tiga hari doang, Bund."

"Nggak boleh, Shakira."

"Ini tuh acara buat kelas 11, nanti ada Kakak OSIS nya juga kok, aman. Teman-teman aku juga pada ikut, masa cuma aku yang nggak ikut. Di sana bakal rame, Bund, ada api unggun, terus diriin tenda."

Bunda menangkupkan kedua pipi Shakira dengan tangannya yang bertepung. Kedua mata Shakira berbinar lucu. "Boleh?" ucapnya penuh harap.

"Ya? Ya? Ya? Boleh, yaaa?" Ayo dong, Bund.." Shakira memelas.

Bunda mengembangkan senyum, meyakinkan Shakira. "Nggak boleh, sayang." Bunda menggeleng.

"Ah, Bunda.." Shakira mendesah malas. "Ayolah, Shakira udah gede, udah bisa jaga diri sendiri."

"Shaka ikut?" tanya Bunda sambil menuangkan gula halus ke adonan.

"Nggak lah, dia udah tua, udah kelas 12."

"See? No, no, no. Nggak boleh ikut."

"Bunda, Shakira bakal bahagia di sana, bakal seru-seruan. Shakira juga janji gak bolos check-up, janji."

"Bunda udah kebal dengan semua janji palsu kamu," kata Bunda mencolek wajahnya.

"Apa, Bund? Boleh. Jadi? Boleh? Boleh. Yes!! Kali ini Shakira janji beneran. Makasih Bunda udah izinin aku. Love you." Shakira mengecup pipi Bunda. Gadis itu bersenandung ria menuju tempat kasir.

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang