18. The Smiths

37 8 0
                                    

Perasaan Shaka tidak tenang kalau tidak memastikan Shakira, apalagi tadi sore mereka main hujan. Shaka menumpukan tangga di balkon kamar Shakira, selain membawa sekotak martabak manis, Shaka juga membawa tiga kerikil yang akan ia lempar ke kaca jendela.

Tak perlu menunggu sampai lemparan ke tiga, pada lemparan pertama gadis itu langsung menyibakan gorden. 

"Hai! Aku kira udah tidur." sapa Shaka saat Shakira menghampirinya ke balkon.

"Hai."

"Kamu ngapain malam-malam?" tanya Shakira.

"Tadaaa!!" Shaka menunjukan kotak martabaknya.

"Perasaan aku gak pesan gofood."

"Raja dari kerajaan Sailormoon yang mengirimkan ini atas nama misi untuk Shaka," sahutnya menyodorkan kotak martabak itu untuk Shakira.

"Makasih utusan Sailormoon." Shakira menerima. 

"Jadi, sebenernya kamu mau ngapain? Tumben banget," tanya Shakira.

"Nggak papa, cuman mau mastiin kamu."

"Aku?"

Shaka mengangguk. "Coba senyum."

Shakira menurut, ia memberikan Shaka senyuman manis.

"Nah, mastiin senyum kamu masih ada atau nggak."

"Iihh! Apasih, Shaka!"

Shaka tertawa. "Yaudah, selamat menikmati, yaa. Kalo butuh apa-apa hubungin aku. Jangan tidur larut malam. Selamat malam, Shakira."

"Iya, Shaka. Selamat malam."

"Nunggu apa?" tanya Shakira setelah mereka saling diam beberapa saat.

"Masuk kamar sana," kata Shaka.

"Kamu puluang duluan."

"Nggak, kamu masuk duluan, terus aku pulang."

"Ish! Yaudah, bye!"

Shaka melambai sambil mengulum senyum. Setelah melihat gadis utu masuk, barulah ia turun dan kembali ke rumah. Diam-diam Shakira terus memperhatikannya dari celah gorden sampai lampu di kamar cowok itu menyala.

"Kok ada ya orang kayak dia?" Shakira bergumam sendiri, dibuat salah tingkah.

***

Seperti biasa, di hari libur sekolah Shakira akan ikut membantu Bunda di toko kue, tentunya bukan bagian dapur. Shakira menjaga di bagian kasir, bertepatan dengan Mbak Amel yang jaga kasir lagi ambil cuti untuk libur bersama keluarganya.

"Kembali tujuh ribu, ya." Shakira membuka laci keuangan dan mengambil uang kembalian di sana. 

"Terima kasih, silahkan datang kembali." Shakira tersenyum ramah.

"Baik, ada yang bisa saya bantu?" Meskipun kedua mata Shakira berfokus pada layar monitor untuk mengecek daftar roti, Shakira mengetahui ada orang berdiri di depan kasir.

"Shakira." Panggilan dengan suara familiar itu membuatnya refleks menoleh.

Tatapan Shakira berubah dingin. "Perlu apa anda ke mari?" tanyanya.

"Boleh bicara sebentar," ujar lelaki itu.

"Bicara apa? Tidak ada yang perlu dibicarakan."

"Ayah mau minta maaf." Kepalanya sedikit menunduk.

Shakira tertawa sumbang. "Nggak malu menyebut anda sebagai seorang Ayah?"

"Ayah tau, Ayah gak pantas."

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang