Bagaimana jika orang di masa lalu yang menyakitimu datang kembali? Bagi Shakira pertama Ayah, ke dua adalah Jeriko. Entah apa niat sebenarnya laki-laki itu sampai pindah ke Bandung. Tapi, sayangnya Shakira tak akan pernah menoleh ke arahnya lagi, barang sedikitpun. Jeriko hanyalah seperti lagu Inul, masa lalu, benar begitu dan tidak lebih.
"Hai."
Shakira mengerutkan dahi, laki-laki itu sudah menangkir di pagi hari di depan kelasnya.
"Berangkat bareng, ya?" Jeriko berpindah melihat laki-laki di sebelah Shakira.
"Iya, kenapa?" jawab Shaka.
Jeriko bergumam "ooo", lalu kembali menatap Shakira. "Mau ngasih ini." Jeriko memberikan susu kotak coklat dengan secarik note hijau di atasnya.
Ada tulisan, have a good day, Ra!
"Nggak usah repot-repot, buat lo aja." Shakira menolak.
Jeriko mengambil tangan Shakira, meletakan susu itu di atas telapak tangannya. "Ini buat kamu, this is your favorite, right?"
Shaka mengambil alih susu kotak itu dari tangan Shakira, mengecek tanggal kadaluarsa dan siapa tau ada tanda-tanda mencurigakan dari susu kotak itu.
"Aman, kok. Gak usah takut." Jeriko paham gelagat Shaka.
Shaka hanya menatapnya datar tanpa ekspresi, memberikan susu itu kepada Shakira dan membiarkan gadis itu masuk ke dalam kelas.
"Gue cuma mau minta maaf dan menebus kesalahan gue di masa lalu ke Shakira," kata Jeriko setelah Shakira pergi.
"Oh," hanya itu sahutan Shaka.
"Gue nyesel."
"Bagus lah kalo lo nyesel."
"Gue mau balikan sama dia."
"Memangnya Shakira mau?" tanya Shaka meremehkan.
"Liat aja nanti."
Shaka menarik satu sudut bibirnya. "Keliatannya nggak begitu, tuh. Mending belajar yang rajin, sekolah yang bener ya, Dek. Satu lagi, jangan pernah macem-macem sama Shakira, saya gak akan segan-segan bertindak sama kamu." Shaka menepuk punggung Jeriko sekali sebelum meninggalkan adik kelasnya itu pergi.
***
"Eh? Lo udah siapin barang buat ke puncak belum?" Alexa menyuapkan baksonya.
Jangankan menyiapkan barang, meminta izin saja Shakira belum. "Udah."
"Eh, puncak lagi dingin banget gak, sih? Lo bawa berapa jaket?" tanya Sandra.
"Kayaknya tujuh, cukup?" Kali ini Maurin yang menjawab.
"Emang sedingin itu?" Shakira membulatkan mata.
"Ya, kan buat jaga-jaga sekalian, Ra." Maurin memoleskan lipbalm di bibir setelah makanannya habis.
"Permisi, gue boleh join di sini?" Pertanyaan itu membuat Shakira dan Maurin menoleh ke belakang, sedangkan Sandra dan Alexa mendongak.
Mantan Shakira itu membawa semangkuk soto dan segelas es jeruk.
"Lo gak liat ini tempat udah penuh?!" Alexa melotot, melebarkan kaki di tempat duduk, begitupun dengan Sandra dan Maurin.
Shakira memutar mata malas. "Mending lo pergi, deh." Jengah dengan kehadiran cowok itu.
"Oke! Eat well guys," Jeriko tersenyum ramah.
"Lo gak liat apa kita udah pada selesai makan?!" Alexa kembali melotot.
Jeriko terlihat kikuk, lalu pamit begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars
Teen Fiction"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta pertama akan berepilog dengan tidak bersama-sama, kasarnya akan berakhir pada perpisahan. Shaka tidak mau menjadi bagian dari 90 persen itu, yang...