20. I Don't Wanna Kiss You

35 6 0
                                    

Benar saja, di belakang sekolah banyak anak dengan seragam sekolah sebelah yang berkelahi melawan satu, Raja. Cowok itu sudah berkali-kali tersungkur, namun tetap bangkit sekalipun sudut bibirnya luka, lebam di pipi, bahkan kerah depan bajunya robek.

"Azri anjing!" Raja melangkah maju, namun masing-masing tangannya ditahan oleh murid SMA tetangga—SMA Galaxy High School yang biasa dikenal dengan SMA GHS, sehingga Raja tidak mampu menggapai Azri, cowok tengil yang tengah berdiri sambil merokok.

"Lo apain Disha sampe nangis!" Urat di leher Raja keluar, cowok itu terlihat sangat marah dengan wajahnya yang merah.

"Berisik sia!" sahut Azri.

"Anjing teh goblog sia!! Jangan macam-macam ka Disha, anjing!" Raja berusaha berontak. "Kahed sia!!"

"Gak usah marah-marah dong." Azri menginjak putung rokoknya.

"Disha nanti sedih liat abang tercintanya ini babak belur." Azri mengambil foto Raja dengan penampilannya yang begitu.

Azri dan Raja hanya berbeda dua tahun, adik kelasnya itu baru menduduki bangku kelas 10, namun terkenal dengan suka membuat onar di sekolahnya, terkenal dengan anggota geng motor yang Azri ikuti. Sebenarnya Disha dan Azri seumuran dan sekelas sejak mereka SD bahkan di Sekolah Menengan Pertama. Namun, kecelakaan dua tahun yang lalu membuat Disha harus tinggal kelas sehingga gadis itu masih duduk di kelas 9 sekarang.

"Adik tercinta lo itu pembunuh!" kata Azri.

"Diem lo anjing! Disha gak ada salah!"

"Berhenti ganggu Disha, Anjing!"

"Jangan sampai lo yang gue bunuh!!"

"Alisa malu di atas sana karena udah punya kembaran kayak lo! Najis!"

"Hajar aja," kata Azri kepada lima temannya. "Hajar sampe mampus."

Raja dihajar habis-habisan, dikeroyok oleh lima siswa. Tak berselang lama, Shaka, Delvin dan Kai langsung datang.

Azri berdecak, "Yeu, si anying!"

"WOI!! STOP!!" teriak Delvin, mengundang atensi. Lima siswa itu berhenti mengeroyok Raja, kini beralih fokus untuk berpencar menyerang tiga teman Raja. Delvin melawan dua, Kai melawan dua, dan Raja akhirnya melawan satu.

Menghindar dari perlekahian itu, Shaka langsung menghampiri Azri. Menyerang atasan kelompok itu lebih penting daripada berkelahi melawan lima anggotanya.

"Woi, pengecut!" teriak Shaka.

"Mau sampai kapan lo lari dari kenyataan? Mau sampe kapan juga lo tutup mata sama perasaan lo sendiri?" tanya Shaka.

"Lo masih suka 'kan, sama Disha?" Pertanyaan Shaka membuat Azri diam. "Ingat sama curahatan lo dulu?"

"Kenapa lo gak bisa berdamai sama semuanya?" tanya Shaka lagi. "Terima kenyataan kalau Alisa udah nggak ada? Kembaran lo gak akan bangga dengan kelakuan kakaknya yang kayak gini."

"Gak usah bawa Alisa!" Azri melayangkan satu pukulan hingga melukai sudut bibir Shaka, namun cowok itu tidak membalas balik.

Shaka yakin kalau Azri baik, jauh di dalam lubuk hatinya Azri adalah Azri yang dulu. Azri hanya belum bisa menerima keadaan sehingga semua masih terasa gelap untuknya.

"Stop ganggu Disha," kata Shaka. 

"Disha gak salah," ujarnya lagi.

"DIEM!" seru Azri. "Lo gak tau perasaan gue!"

"Lo juga gak tau perasaan Disha, lo juga gak tau perasaan Raja. Kita semua kehilangan Alisa!"

Azri hanya tertawa.

Rewrite The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang