17 | Feel Like Shit

123 16 9
                                    

Chapter kali ini lebih banyak narasi, agar kalian bisa paham suasana masing-masing, karakter. Jadi, bacanya jangan terburu-buru.

.

.

Setelah keluar dari apartemen [Name], Levi berjalan dengan cepat menuju mobilnya sambil jarinya mencari nama Petra kemudian segera menghubunginya. Sayangnya satu panggilan tak langsung dijawab oleh Petra. Levi coba hubungi lagi, tetap wanita itu masih belum mau mengangkat panggilan tersebut, karena disana Petra membiarkan panggilan tersebut begitu saja, hingga panggilan kesekian kalinya barulah ia mengangkatnya.

"Kau dimana?!" tanyanya cepat tanpa memperduli suaranya yang bergema keras pada parkiran.

"Sudah selesai mengurusi wanita itu?" dengan nada yang begitu malas.

"Kau dimana?"

"Apa pedulinya itu untukmu hah?"

Tangan Levi mengepal kuat dengan menahan amarah Levi kembali bertanya, "Aku tanya kau dimana?!"

Diseberang sana, ternyata ada Zeke yang sedang bersama Petra. Pria itu menggeleng cepat menyalahkan atas semua respon yang telah Petra berikan terhadap Levi. Juga pria itu menepuk dahi yang untuk beberapa kali atas respon bodoh. Zeke sudah lelah untuk mengatakan kepada Petra agar bersikap biasa dan lihatlah apa yang sedang terjadi sekarang, semuanya menjadi sangat berantakan. Petra gagal menahan emosinya ketika ia sampai dikantor ketika melihat [Name] dan Levi yang sedang bertatapan.

"Aku sedang diluar bersama temanku"

"Pulang!"

"Apa?!"

"Apa kau mau aku mengamuk disana dan menarikmu pulang?!"

Petra menghempas meja, dan segera mengakhiri panggilan tersebut. Ia mengacak rambutnya. Jujur saja rasanya ia sama sekali tidak ingin pulang karena sudah pasti disana mereka akan bertengkar dengan hebat, sedangkan sakit kepalanya dari tadi pagi masih belum hilang ditambah lagi perutnya juga terasa sakit.

"Lihatkan, Levi pasti akan marah besar"

"Kau ini kenapa Zeke lebih mengkhawatirkan Levi. Bukankah seharusnya disini kau membelaku?"

"Maaf Petra tapi aku sudah mencoba membuatmu agar tidak gegabah, tapi akhirnya kau malah semakin memperkeruh semuanya."

"Sial, kalian sama saja!"

"Sudah lebih baik kau segera pulang"

Petra memutar bola matanya kesal dan mengemaskan semua barangnya dengan tergesa-gesa kemudian segera pergi. Zeke melihat itu tersenyum lebar sekali tampaknya malam ini akan ada sebuah pertengkaran besar, dengan santai ia mengambil cangkir yang berisikan kopi dan menyesapnya dengan perlahan menikmati kafein yang masuk menyegar tubuhnya, menghembuskan helaan nafas yang terasa begitu menenangkan jiwanya, Zeke merasa puas atas apa yang telah ia lakukan.

°°°°

Levi berdiri dengan cepat ketika orang yang ditunggu sedari tadi sudah tiba. Beberapa pelayan dirumah sudah paham betul pemandangan apa ini, dan apa yang akan terjadi terhadap keduanya jadi mereka semua memutuskan untuk segera masuk kedalam ruangan masing-masing. Membiarkan berdua menyelesaiakn semuanya dengan sebuah pertengakaran. Levi semakin mengepalkan tangannya dengan kuat menatap wajah Petra yang terlihat tidak takut dan tidak pula menunjukkan sebuah penyesalan.

"Aku sama sekali tidak mengerti kenapa kau bisa melakukan hal yang fatal seperti itu Petra!"

Petra berdengus. "Kau masih membela wanita itu ternyata"

NO REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang