Detik berubah menjadi menit, menit berubah menjadi jam. Pagi berubah ke siang, dan siang berubah ke malam. Putaran waktu selalu begitu hingga tak terasa sudah tiga hari sejak kejadian itu, dan sejak itu pula Levi memutuskan untuk tidak pulang kerumah. Motel sederhana yang jaraknya cukup jauh memang pilihan yang tepat, Levi masih memutuskan untuk pergi menangkan dirinya, dan juga sengaja memberikan waktu kepada Petra agar wanita itu sudah bisa berpikir dengan normal kembali. Meski tak pulang kerumah Levi tetap masuk ke kantor seperti biasa, tapi tidak pernah hingga satu harian penuh, ia akan pulang jauh lebih awal lalu kembali ke motel untuk beristirahat.
Apa selama tiga hari Petra tidak menghubunginya? Iya. Petra terakhir menghubungi tepat pada malam itu saja, setelah ia menghidupkan kembali ponselnya dengan sesuai dugaan Levi memang banyak sekali panggilan juga pesan dari Petra, namun Levi membiarkan itu semua tak ada niatan untuk menghubunginya kembali.
Bukan gaya Levi sebenarnya pergi berhari-hari yang tak pulang kerumah, namun jika kembali di ingat apa yang terjadi pada dirinya bersama Petra sungguh membuatnya lelah hanya untuk bertengkar. Katakan saja ia egois dengan lari seperti ini, namun wanita itu bukankah sama? Hanya ingin ucapannya terus didengar? Sedangkan Levi sudah mencoba menjelaskan semuanya?
Kemudian Levi berpikir sendiri, jika kau merasa sedang tidak baik-baik saja, siapa yang akan kau cari?
Apakah orang tersayang? atau orang yang dapat kau percaya?
Lalu bagaimana jadinya orang tersayang tersebut ternyata menjadi alasan dirimu sedang tidak baik-baik saja? Apa akan tetap mencari orang tersebut?
Bagi Levi Ackerman, jawabannya tetap sama. Walaupun sedang membuat masalah semakin keruh Levi tetap akan kembali kepada orang tersebut, karena percayalah meskipun begitu hatinya tetap meronta untuk kembali kesana. Meskipun disekitar masih belum tenang, Levi hanya ingin pulang dan memperbaiki semuanya. Hari ini, Levi menyadari dirinya mau sampai kapan mereka harus saling diam seperti ini? Helaan nafas keluar, dengan sambil memijit pangkal hidungnya.
Lantas kenapa, bukan wanita itu yang Levi datangi terlebih dahulu?
Langkah kaki terdengar mendekat, kemudian mengambil posisi tepat disampingnya. Levi melirik melihat orang tersebut membawa satu piring makanan yang sudah ia hidangkan lengkap dengan minuman seadaanya. Kini Levi melihat secara jelas pemilik wajah tersebut, jika kau menebak itu adalah Petra berarti kau salah besar.
Orang tersebut adalah [Name].
Apakah itu artinya, [Name] telah menjadi orang yang Levi percayai? Maka dengan begitu Levi akan mendapatkan jawaban yang selama ini ia cari?
Ketika membuka pintu, hal yang pertama kali [Name] lakukan adalah mematung karena tidak menyangka akan kedatangan tamu di tengah hari. Pria itu hanya bisa tersenyum kikuk dengan menyerahkan sekantung buah persis seperti anak kecil, dan disinilah mereka berdua duduk saling bersebelahan. Levi memutuskan untuk mengunjungi apartemen [Name] setelah tiga hari menghilang dan tak pula menghubunginya dengan alasan pekerjaan. Untunglah Hari ini perban matanya sudah bisa dibuka, tak perlu untuk datang kerumah sakit karena ada Erwin yang telah membantu. Matanya sudah sembuh total, syukurlah tidak meninggalkan cacat yang akan membekas untuk waktu lama.
Levi mengambil potongan buah segar dan menikmatinya dalam diam. [Name] menggeser cangkir kopi hitam, karena ia sama sekali tidak memiliki stok teh hitam ataupun teh biasa. Tapi itu bukanlah masalah bagi Levi.
"Matamu sudah baikan?"
"Hm, besok aku sudah bisa kembali masuk kerja."
Levi kembali mengangguk. Kini mereka sama-sama diam, [Name] melirik sesekali Levi yang disampingnya yang tampak memainkan gelas dengan sambil menggoyangkan benda itu dengan perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
NO REGRET
RomantikDisaat cinta mulai diuji dengan kedatangan orang baru sedangkan Levi terus berusaha keras untuk mempertahankan rumah tangganya. Namun hati ini sudah terlanjur jatuh mencintai wanita yang datang dititik terendah, sedangkan dunia memandang wanita ters...