2 | Open Your Eyes, Dear

128 17 4
                                    

Tak mau mengulang kesalahan yang sama [Name] bangun lebih pagi, bersiap serapi dan semenarik mungkin. Karena orang pasti melihat kita dari suatu penampilan terlebih dahulu, rok span selutut berwarna hitam dengan baju kemeja berwarna putih, rambut diikat tinggi dan lipstik berwarna merah, tak lupa jam tangan dan menyemprotkan parfum. Jauh lebih segar dari pada penampilannya kemarin. Jika diingat ia bahkan tidak sempat mandi. Mungkin karena itu juga ia tak diterima disana.

Kali ini ia memiliki banyak waktu untuk memilih sepatu tidak seperti kemarin asal mengambil sepatu didalam rak alhasil kakinya sampai lecet, sepatu hitam dengan telapak merah menjadi pilihannya, berjalan dengan sangat elegan karena sepatu yang nyaman digunakan. Tas dan juga berkas yang sudah disiapkan tadi malampun ia bawa dengan map berwarna biru. Semoga hari ini bisa diterima disana.

Seperti biasa ia harus menaiki bus jaraknya cukup jauh sekitar 30 menitan. Sesuai dugaan bus kali ini jauh lebih ramai karena masih pagi dan jurusannya juga akan menuju tempat terpadat di kota Tokyo yang terdapat banyak bangunan tinggi diisi dengan berbagai macam pekerjaan. Jam melingkar cantik ditangan menunjukkan pukul 7 pagi dan sekarang hanya tinggal beberapa menit saja maka ia akan segera sampai.

°°°°

Sudah hampir 15 menit [Name] menunggu gilirannya untuk sesi interview tak disangka yang mendaftar sungguh sangat ramai sekali untung saja ia datang lebih awal jika tidak mungkin ia akan memakan waktu lebih lama lagi, meingat operasi Louis sekitar jam 12 siang. Setelah interview dia akan menyempatkan diri keklinik.

Tiba-tiba ponselnya bergetar satu pesan diterima dari Erwin.

"Semoga sukses interviewnya hari ini! Aku doakan yang terbaik!"

[Name] tersenyum hangat membaca pesan singkat dari pria yang jauh disana, dengan cepat ia membalas.

"Terima kasih! Aku akan mentraktirmu banyak makanan saat kau berkunjung ke Jepang!"

Tak sampai satu menit balasan dari Erwin ia terima lagi.

"Tentu! Aku tidak sabar ingin segera berkunjung"

"Nona [Name] Metzger?"

[Name] menoleh cepat mengangkat tangannya ke udara, sudah waktunya untuk melakukan interview. Semoga kali ini ia tidak melakukan kesalahan. Berjalan masuk dengan kepercayaan tinggi [Name] tidak pernah merasa sedikitpun gugup karena ia sendiri tahu bahwa ia mampu dan bisa. Udara dingin dari Ac terasa dikulit disana sudah ada seorang pria tua siap untuk menginterview.

Tapi berbeda dengan pria satu ini, memijat dahinya karena merasa tidak ada satupun yang cocok untuk menjadi sekretarisnya. Wanita yang bernama Hange menutup rapat pintu setelah orang terakhir yang di interview keluar dari ruangan. Berjalan santai Hange mengambil berkas didalam tempat sampah yang masih bersih belum terlalu banyak kotoran, ia meletakkan berkas tersebut ke hadapannya.

"Oi jangan sembarang meletakkan benda di atas mejaku, berkas ini sudahku buang!" katanya menatap jijik berkas tersebut.

"Harus berapa banyak orang lagi? Kita coba saja dulu wanita ini"

Hange membaca deskripsi dari biodatanya disana "Lulusan terbaik universitas di Amerika, wow.. Menguasai bahasa inggris dengan nilai IELTS di atas standar, wow... Hm memiliki keahlian dalam hal komunikasi, manajemen penyimpanan file, sampai memanajemen pertemuan rapat maupun bisnis, luar biasa. Oh dan yang terakhir mempunyai penampilan yang menarik, dia sangat cantik jika aku bisa katakan dengan sangat keras. Sangat sempurna" Hange menambahkan memuji penampilan wanita itu kemarin.

NO REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang