13 | The Truth

87 11 7
                                    

Tenggorokan [Name] terasa segar sekali karena sedang menikmati ice chocolate dan menyantap makan siangnya di kantin, setelah setengah hari berkerja dan berkutat dengan segala macam berkas dan menatap layar laptop membuatnya lelah, tapi [Name] tidak mau mengeluh karena ia baru saja mendapatkan gaji pertamanya bekerja disini. Jumlahnya lumayan besar, cukuplah untuk memenuhi kebutuhannya dengan Louis, tak lupa [Name] menyisihkan beberapa jumlah uang untuk melunasi hutang kepada Erwin. Juga, pelantikan Erwin akan dilaksanakan satu bulan lagi, pria itu sudah berjanji bahwa dia akan segera datang berkunjung, dan yang terakhir dia akan melakukan perjalanan keluar kota mengunjungi beberapa perusahaan bulan depan.

Jika di perlihat satu-persatu rasanya jadwal [Name] sangat padat, belum lagi Levi yang akhir-akhir ini sering marah tidak jelas. Padahal ia baru saja menikmati gaji pertama tapi moodnya harus rusak ketika Levi marah dan melemparkan beberapa kertas laporan yang baginya tidak rapi dan tidak detail. Alhasil [Name] harus menulis kembali semuanya membuat laporan tersebut serapi mungkin. [Name] menghela nafas panjang sambil menikmati sandwich nya dengan bosan. Tak ada yang menarik kali ini di kantin, semua orang menikmati makan siang mereka. 

Hingga [Name] tersadar ada dua orang yang membawa makan siang mereka dan meletakkannya dihadapan [Name]. Mereka adalah Reiner dan Bertholdt dua pria itu kompak mengambil bangku tepat didepannya. 

"Sendirian aja neng" goda Reiner.

[Name] memukul pelan bahu Reiner membuat pria itu tertawa pelan. "Aku capek sekali Reiner" [Name] mengeluh sambil mengunyang makanannya tidak penuh semangat, Reiner menyesap kopinya. "Membuat kesalahan lagi ya?"

"Tentu saja. Padahal aku sudah melakukan semuanya dengan teliti, tapi ketika laporan itu diserahkan hasilnya tetap sama!"

Mereka berdua diam saja sambil menikmati makanan, wanita itu menyesap minumannya dan tak ingin lagi menghabisi roti isi tersebut, nafsu makanannya benar-benar hilang seketika, meskipun perutnya masih lapar.

"Habiskan makananmu [Name]" kata Bertholdt.

[Name] mendorong pelan piringnya, "Aku sudah kenyang." lalu ia meletakkan kepalanya dimeja dan mengerang kesal. Berthold berinisiatif menepuk punggung [Name] guna menenangkan wanita itu, sedangkan Reiner tertawa kecil dulu ia juga sering dimarahi oleh Levi karena kinerjanya kurang bagus jadi ia merasa wajar saja. Tapi jika Reiner pikir, atasannya itu akhir-akhir ini memang suka mendadak marah, wajahnya selalu bersungut kesal setiap datang ke kantor, mungkin karena beban pekerjaan membuat pria itu kesal atau ada masalah lain yang Reiner tak mau cari tahu karena bukanlah haknya untuk bertanya.

"[Name]!"

Mereka bertiga kompak kaget, suara berat itu tiba-tiba datang entah dari mana. [Name] mengangkat wajahnya melihat Levi yang berdiri didepan mereka bertiga dengan wajah tanpa ekspresi, terlihat kedua kantung mata pria itu semakin menghitam, wajahnya juga sedikit pucat, sepertinya kesehatan pria itu sedikit menurun akhir-akhir ini. 

"Keruanganku sekarang."

Singkat, padat, dan jelas. Hanya itu. Levi telah pergi dan menghilang dari balik keramaian. Reiner dan Bertholdt mengelus dada mereka karena baru beberapa detik saja pria itu disini dan mengatakan perintah membuat mereka merinding ketakutan, sedangkan [Name] menelan ludahnya kuat-kuat. Dilihat dari ekspresi Levi tadi sepertinya dia membuat kesalahan lagi. Mendadak ia mual, karena terlalu banyak tekanan rasanya. Bertholdt menyadari itu ia memegang bahu [Name] wajahnya tampak khawatir. 

"Kau baik-baik saja?"

[Name] mengangguk. "Aku baik, jangan khawatir. Aku permisi dulu"

Mereka menatap punggung [Name] yang sedang berjalan tertunduk, seperti tidak ada semangat untuk datang keruangan Levi. Mereka kasian melihat [Name] jangan diragukan mereka pasti siap membantu wanita itu untuk menyelesaikan masalahnya, mengingat [Name] baru berkerja disini. Tapi untuk sekarang biarlah [Name] menyelesaikan masalah tersebut, selagi wanita itu mampu, karena mereka yakin [Name] wanita yang cerdas.

NO REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang