20 | (Was) Friend

98 11 0
                                    

Tawa khas itu mengudara tak lupa juga gumpalan asap yang sesekali ia hembuskan. Sambil menyantap crepes coklat yang dihadiahkan spesial untukya, [Name] benar-benar menikmati cerita yangs sedang ia dengarkan. Padahal seharusnya ia sedang berkerja sekarang, tapi pria tua dengan gaya nyentriknya ini malah asyik mengobrol sama sekali tidak mengizinkannya untuk melanjutkan pekerjaan. Sungguh [Name] sudah menolak dengan sopan tapi tetap saja Kenny tidak mengizinkannya untuk melanjutkan pekerjaan. 

Sudah 20 menit sedari tadi ia terus bercerita tentang masa muda dan bagaimana caranya dia bisa sukses hingga sekarang, meskipun Ackerman itu sudah memegang kekuasaan puluhan tahun, tapi semenjak berada di kepimpinan Kenny nama keluarga mereka semakin meningkat dan terus meningkat hingga diakui oleh dunia bahkan sudah tercatat didalam majalah Paradis.

"Tuan sungguh banyak memiliki pengalaman, dan semuanya keren sekali"

Kenny merapikan rambut belakangnya dengan menyunggingkan senyum kebanggaan. "Oh iya jelas, dimanapun aku berada mereka akan meneriaki namaku. Kenny.. Kenny.. Kenny.. Hahah seperti itu"

[Name] tertawa pelan. 

"Tapi yah, selain namaku yang sudah besar dan dikenal oleh siapapun bukan berarti semua orang itu juga menyukaiku"

Kenny tertawa kecil, [Name] paham betul apa yang dimaksud Kenny. Siapapun itu akan tau akan ada orang yang tidak suka atas kesuksesan kita. Karena orang-orang seperti itu pasti akan mencari sebuah cara hanya untuk menjatuhkan.

Kenny membenarkan posisi topi koboy nya bersandar sambil menyilangkan kakinya. Raut wajahnya kini sudah tampak lebih tenang. Pada akhirnya kita tetap harus berhati pada orang yang kita kenal karena kita sama sekali tidak tau apa isi dari kepala orang.

"Kemana Levi belum pulang lagi?"

"Tuan Levi pergi makan siang tadi bersama istrinya" jawab [Name] setelah menelan sisa crepes.

Kenny merubah lagi posisi duduknya kini tampak lebih serius. "[Name]"

"Ya tuan Kenny?" jawabnya menoleh.

"Mereka masih mesra kan?"

"Maksudnya tuan?"

"Petra dan Levi, apakah mereka masih terlihat saling mencintai?"

[Name] diam sejenak, sekiranya apa maksud dari pertanyaan Kenny barusan. Apakah pria ini tau bahwa beberapa hari yang lalu sempat ada keributan besar antara mereka bertiga? Apakah mungkin ini juga menjadi alasannya datang kesini untuk bertanya, seketika [Name] menjadi keringat dingin. Bagaimana jika Petra mengadu pada Kenny?

"Hm.. Itu.."

[Name] mulai gusar, ia takut untuk menjawab, Kenny jauh lebih berkuasa di perusahaan ini jadi dia bisa melakukan apa saja kepadanya, dan Levi hanya bisa apa?

"Itu.. Tuan.. Ehh"

Kening Kenny timbul beberapa lipatan, tampak dia sedikit heran sedangkan [Name] semakin meremas bajunya.

"Ada apa [Name] kau tampak gugup"

"T-tidak tuan, aku hanya—"

"Apa terjadi sesuatu kepada mereka?"

"Sebenarnya tuan Lev—"

Suara pintu terbuka. Levi berdiri disana tampak wajahnya menaruh curiga, mata tajam itu menatap [Name] yang sedang terkejut akan kehadiran dirinya. Lantas [Name] berdiri dengan cepat.

"Kenny apa yang kau lakukan disini?"  tanya setelah berada didepan mereka berdua.

"Memangnya tidak boleh?" sewot Kenny.

NO REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang