Punggung terasa begitu pegal, mungkin bersandar adalah pilihan terbaik meredakan rasa lelah disana. Mata terpejam dengan telapak tangan saling bertautan. Semenjak memecat sekretarisnya bulan lalu semua pekerjaan ia selesaikan sendiri, belum lagi menghadari rapat lalu menyelesaikan materi presentasi sendiri. Sebenarnya ia tak banyak menuntut mereka untuk menjadi sekretaris hebat tapi entah kenapa ia sama sekali belum bisa memantapkan pilihan. Jika dilihatpun mereka yang datang mempunyai segudang pengalaman.
Ponsel di atas meja bergetar menandakan ada pesan yang masuk, dari kursinya ia bisa melihat dari siapa itu. Hange lah orang yang mengirimkan sebuah pesan singkat. Dengan rasa malas mengambil ponsel dan membacanya didalam hati.
"Mission accomplished! Besok dia akan berkerja dikantroku."
Isi pesan itu diakhiri juga dengan satu emoji mengejek. Berdecak kesal ia meletakkan sembarangan ponselnya bermerek mahal tersebut. Kembali memejamkan mata ia mengambil waktu sedikit untuk beristirahat.
Baru saja memejamkan mata suara ribut akibat pintu dibuka paksa membangunkannya.
"Apa yang kau lakukan?!" teriak pria tua diambang pintu dengan rokok disela bibirnya. Ia berjalan mendekati meja sambil menatap semua berkas yang menggunung. "Kau bermalas-malasan cebol?!"
"Jangan sembarangan kau pak tua! Aku sedang beristirahat"
"tch jam istirahat masih satu jam lagi! Apa-apaan kau jangan membuat perusahaan kita jadi hancur karena sifat malasmu itu!"
"Kau terlalu berlebihan aku bisa menyelesaikannya sebentar lagi! Berikan aku sedikit waktu!"
Pria tua itu menarik paksanya agar menjauh dari kursi kekuasaan, lalu duduk disana dengan kedua kaki dengan santai berada diatas meja. "Hey! Jangan letakan sepatu kotormu di atas mejaku dan jangan merokok diruanganku!"
Tak menjawab pria tua itu hanya berdecak kesal memutar bola matanya malas. "Kenapa ruanganmu sepi sekali? Mana sekretarismu?"
"Sudahku pecat"
Menoleh cepat pria tua itu mengernyit. "Kenapa kau pecat?! Dia jauh-jauhku bawa dari Jerman!"
"Jangan bercanda pak tua dia mengacaukan jadwal rapatku bahkan materi presentasi yang sudahku pesan dari bulan sebelumnya belum selesai juga. Aku harus menahan emosi saat ia mengatakan bahwa berkas itu belum selesai saat satu jam lagi rapat!"
Tak disangka respon pria itu hanya tertawa. "Padahal dia tidak seperti itu saat berkerja denganku. Mungkin kau terlalu memajankannya"
"Lalu ini?" sambungnya.
"Itu hanya calon pendaftar untuk menjadi sekretarisku"
"Kenapa susah-susah mencarinya, aku bisa mengirimkan kau orang yang jauh lebih handal dari pada sebelumnya- eh apa ini?!" dengan cepat ia menurunkan kakinya lalu menatap layar laptop didepannya. Layar didepannya menunjukkan sebuah profil tentang wanita yang bernama [Name] Metzger.
"Siapa dia?"
"Itu-"
"Jangan-jangan kau menjadi seorang penguntit ya?! Dia cantik juga"
"Dengarkan aku dulu tua bangka!"
"Sial berani sekali kau menyebutku seperti itu! Memangnya kau tidak tua juga? Berapa umurmu? 50 kan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NO REGRET
RomansaDisaat cinta mulai diuji dengan kedatangan orang baru sedangkan Levi terus berusaha keras untuk mempertahankan rumah tangganya. Namun hati ini sudah terlanjur jatuh mencintai wanita yang datang dititik terendah, sedangkan dunia memandang wanita ters...