8 | The First Day

95 13 3
                                    

Getaran dari handphone membangunkan [Name] seketika, tapi tunggu dulu ketika ia hendak bangung dadanya terasa berat sekali, apa kiranya benda yang begitu berat berada di atasnya ini, dengan sedikit tenaga karena baru saja bangun dari tidur, ternyata itu bukanlah sesuatu yang harus di khawatirkan, Louis yang sedang tidur ternyata. [Name] tertawa pelan memindahkan kucing itu kesampingnya, "Selamat pagi captain, setelah sembuh kau dapat kebiasaan baru ya" Louis semakin menggulung dirinya lebih rapat ketika tangan babunya itu mengelus lembut.

[Name] melihat jam pada handphonenya, masih ada satu jam lagi sebelum berangkat, dengan cepat ia segera bangun dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang majikan. [Name] membuka jendela, hari yang sangat cerah untuk memulai berkerja di tempat yang baru, dan semoga saja boss barunya itu tidak menjadi penghambatnya bekerja. Baiklah setelah cukup dengan menikmati cuaca pagi, [Name] mengambil gelas dan segera membuat teh, dengan asik mencari nomor pria berambut pirang, tumben sekali dia tak ada menghubungi.

[Name] tersenyum manis karena tak perlu lama untuk menunggu pria itu mengangkat telpon.

"Hi princess"

[Name] mengulum senyumnya, "Hi, selamat pagi. Bagaimana kabarmu dokter?"

"Aku baik, hanya sedikit lelah"

Mata [Name] menyipit menyadari bahwa pria itu sedang tidak berada dirumah, apa artinya.. "Kau masih dirumah sakit ya?"

Erwin mengangguk sambil merenggangkan badannya. "Iya mungkin sebentar lagi aku akan pulang." kemudian ia terdiam sejenak, bermenung dengan matanya mengarah ke file milik Alexa.

"Apa menurutmu aku bisa membantu gadis kecil ini?" mata biru itu kini kembali menatap wanita disana dengan suara seruput tehnya, hal kecil itu mengukir senyum pada wajahnya.

"Erwin, kau tahu. Aku sama sekali tidak pernah meragukan kehebatanmu sebagai seorang dokter, hingga dimana aku pernah berpikir bahwa jika aku sakit parah dan akan ditangani olehmu aku tidak akan takut karena aku yakin semuanya akan baik-baik saja."

Erwin dengan seksama menatap [Name] disana.

"Bukan aku saja yang akan berpikiran seperti itu, aku yakin setiap pasien yang ditangani olehmu juga akan sama. Maka dari itu, apa yang perlu kau khawatirkan? Kau hebat dengan segala cara."

Pria itu kini sedang menimbang perkataan [Name] yang ada benarnya, lagi pula ia telah menjadi dokter bukan baru beberapa bulan, sudah banyak pasien dan segala jenis penyakit yang telah ia tangani, seharusnya ia harus yakin terhadap kemampuan yang ia punya, berusaha agar pasiennya dapat sembuh. Setelah itu, senyuman terukir di wajah tampan itu.

"Nah gitu dong.. Jangan cemberut lagi. Everything's gonna be okay"

"Okay princess, thank you"

"Anytime"

"Apa kegiatanmu hari ini?"

"Oh iya, aku lupa memberi tahumu bahwa aku sudah pindah kerja"

"Pindah? Kenapa?"

[Name] menghela nafasnya, sambil mengambil mangkuk makan milik Louis, "Kau masih ingat hari dimana aku ditolak? Yang saat itu aku telah terlambat datang interview?"

Erwin mengangguk cepat.

"Boss itu datang menemuiku kemarin dan memintaku untuk berkerja bersamanya"

"Apa alasannya?"

[Name] mengangakat bahwu, "Tidak tahu, yang aku tahu hanyalah bahwa Hange-san dan dengannya adalah teman baik, itu saja"

"Pria itu yang memiliki perusahaan Ackerman bukan?"

NO REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang