8-MEJA MAKAN

17 1 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Playing now :
Immortal Love Song-MahadewA

"Emang susah sih, tapi gua bakalan tetap coba. Dan gua juga gak mau taruh ekspektasi yang lebih. Kalau diterima, yaudah gua berangkat. Kalau enggak yaudah, gak pa-pa," ujar Sadam si mahasiswa jurusan hukum semester 4, yang saat ini begitu fokus dengan layar laptopnya.

Eros mengangguk setuju. "Gua juga bakalan kayak begitu. Masih banyak juga event-event atau program kampus yang bisa kita ikutin."

Eros Yohanes, yang merupakan mahasiswa jurusan ilmu komunikasi ini memang sangat aktif di berbagai organisasi kampus dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya. Terbukti saat menginjak semester 3, ia sudah mengikuti program pertukaran mahasiswa. Dan sekarang di semester 5 ini, ia lebih aktif di organisasi BEM kampusnya.

"Entar kalau gua udah mau masuk kuliah, lo semua harus bantuin gua, bang," pinta Alif kepada Eros, Sadam, Ken dan Galang.

"Iya. Sekarang yang harus lo lakuin itu, fokus aja ke sekolah lo. Kalau lo mau dibantu, buktiin kalau lo emang serius," tukas Ken.

"Dan sekarang lo juga harus nentuin, lo bakalan kemana. Biar ke depannya udah bisa atur strategi dan jalan yang bakal lo tempuh," sahut Galang.

Muhammad Alif Margamahendra, laki-laki jangkung yang tengah menempuh bangku SMA. Yang selalu meminta saran dari abang-abangnya mengenai dunia perkuliahan. Sementara Galang Bagaskara, mahasiswa jurusan teknik mesin semester 3. Ia penghuni baru di Kos 20 karena baru pindah dari kos lamanya. Alasan ia pindah itu karena jarak Kos 20 lebih dekat dari kampus, dibandingkan kos lamanya.

Dan terakhir, Kenzie Megantara. Laki-laki dengan ciri khas lesung di pipinya, saat ini menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan hubungan internasional. Keluarga Ken yang pada dasarnya berprofesi sebagai diplomat hebat serta bekerja di pemerintahan, mendorong Kenzi untuk terjun ke dunia tersebut.

"Eja belum masuk kerja, ya?" Tanya laki-laki yang datang menghampiri mereka. Laki-laki itu adalah salah satu partner kerja Eja. Panggil saja Amar.

Saat ini kelima laki-laki tersebut tengah nongkrong di cafe tempat Eja kerja. Sepulang dari menonton penampilan Eja pagi tadi pun, mereka langsung memutuskan untuk ke sini. Sementara Eja memilih untuk kembali ke kos bersama Agum.

"Belum, bang. Kayaknya dia masih nge-down. Pas tampil di kampus tadi, dia beberapa kali lupa lirik lagunya dan blunder pas ditanyain sama mc," jelas Ken.

"Gua turut prihatin ya," ucap Amar.

"Tapi gua minta tolong, buat sampaiin ke Eja untuk suruh dia segera masuk kerja ya. Mau bagaimana pun kondisinya, dia masih ada kewajiban di cafe ini. Dan pemilik cafe ini udah nyariin dia beberapa kali." Amar sedikit tidak enak menyampaikan nya.

"Iya bang, nanti gua sampaiin. Lo enggak usah gak enakan gitu bang, lo bener kok," sahut Eros.

****

Tihan yang tadinya banyak tingkah, mulai dari menjahili kak Alin, bercerita dengan kak Indira dan bunda Tiana, sekarang ia sudah seperti kucing yang kepalanya habis di pukul. Belum ada percakapam yang dibuka di atas meja tersebut. Masing-masing mereka masih menikmati makanan.

"Nama kamu siapa? Dan sekarang kesibukan kamu apa?" Tanya Tito, matanya tertuju pada laki-laki yang mengenakan kemeja hitam rapi dengan lengannya sengaja digulung sampai siku.

"Samuel Aldebaran. Panggil Sam aja om, tante," ucap Sam dengan sopan.

"Kesibukan akhir-akhir ini cuman ngampus, menjadi pembicara di seminar, ikut BEM dan ikut pembelajaran tambahan tentang bisnis," sambung Sam.

KOS 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang