Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3
Now playing :
Cinta Dalam Hati—Ungu"Iya, sekali lagi saya meminta maaf atas pelayanan kami. Mengenai kerugian kakak, nanti saya akan bertanggung jawab akan hal itu. Mohon maaf sekali lagi ya, kak."
Gadis yang mengenakan dress selutut itu, keluar dari bangunan tersebut dengan wajah ditekuk kesal. Bajunya yang berwarna putih sebagiannya harus berubah menjadi warna kuning sebab terkena tumpahan minuman. Kejadian tak terduga ketika salah satu pelayan membawa sebuah minuman tak sengaja menabraknya hingga membuat barang bawaannya tumpah mengenai dresnya.
Untung saja keadaan di kedai tersebut masih sangat sepi dan hanya ada dirinya di sana yang membeli. Sehingga ia tidak perlu menanggung malu dan menjadi bahan tontonan orang-orang.
"Bang, gua minta maaf ya atas kejadian tadi. Gua benar-benar enggak sengaja. Jangan pecat gua, bang. Gua butuh banget pekerjaan," ucap laki-laki memohon dengan kedua tangan yang ia satukan di depan dada.
Para karyawan yang mencuri-curi pandang dengan kejadian yang saat ini berlangsung sedikit merasa iba dengan laki-laki tersebut. Sebut saja Tiyo. Masih menduduki bangku SMA dan harus bekerja untuk mencari biaya tambahan. Karyawan baru yang direkrut langsung oleh pemilik gerai ini. Mereka takut jika Tiyo harus berakhir hari ini.
Eja, si pemilik gerai itu memegang kedua pundak Tiyo untuk menenangkannya. "Gak ada yang bakalan pecat lo. Dan lo bakalan tetap bekerja di sini."
"Semua orang wajar melakukan kesalahan. Lo baru di sini. Jadikan kesalahan ini sebagai pembelajaran agar selanjutnya bisa menjadi lebih baik. Usahakan fokus bekerja. Cepat boleh, asalkan semuanya terukur dengan baik, oke?" Eja menurunkan tangannya dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
Ia menoleh menatap seluruh karyawannya. "Untuk kalian dan juga untuk saya. Kita jadikan kejadian tadi sebagai renungan dan motivasi, agar ke depannya kita bisa melakukan yang terbaik. Kalian boleh kembali ke pekerjaan masing-masing."
Seluruh karyawan yang bekerja di sana mengangguk patuh dan pergi ke bagian masing-masing. Lonceng yang sengaja di gantung di bagian atas sebagai penanda ada orang yang datang saat pintu dibuka, tiba-tiba saja berbunyi. Pelanggan tersebut mendekat untuk memesan makanan dan di layani oleh karyawan yang bertugas di sana.
Sementara Eja sibuk memperhatikan objek lain dan membelakangi pelanggan tersebut. "Mau pesan apa, kak? Oh iya, ini kita punya menu baru, dengan harga yang sangat terjangkau," ucap karyawan tersebut, menawarkan dan memberikan daftar makanan tersebut.
"Saya mau pesan, orang yang di samping mba itu, suruh balik sini. Gua mau jambak rambutnya, songong banget jadi orang!" Karyawan tersebut tiba-tiba saja panik.
Dan tanpa diperintahkan oleh karyawan, Eja yang mendengarnya dan merasa tidak punya masalah dengan orang mana pun akhirnya berbalik. Matanya membulat sempurna, barang yang ada di tangannya ia lepaskan hingga berjatuhan di lantai, dan tanpa bertanya ia langsung berlari dan memeluk manusia yang ia lihat.
"Lo kapan baliknya, anjing? dan lo kenapa enggak bilang kalau udah di Indo," tanya Eja sambil memeluknya dengan erat.
Tihan tersenyum dengan sangat amat bahagia dan membalas pelukan Eja. "Gua balik lo malah anjing anjingin, ye. Nyesel gua balik."
Eja melepas pelukannya dan meninju lengan Tihan. Kedua manusia ini memang tidak diciptakan untuk serius dalam mengungkapkan perasaan satu sama lain. Setelahnya Eja mengajak Tihan untuk berkeliling memperlihatkan kesuksesannya dalam membangun gerai TBC setelah para penghuni lantai dua menyerahkan seluruhnya kepadanya.