21-SATU WAKTU YANG MENYENANGKAN

15 2 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now playing :
Moving On-Kodaline

Di belahan bumi yang lain, seorang gadis baru saja kembali dan mengistirahatkan tubuhnya di dalam tenda. Ia menegak setengah air minumnya dan mengipasi dirinya dengan tangan. "Padahal kita cuma dengerin materi doang. Tapi capeknya berasa abis lari maraton, iya gak sih, Din," keluh gadis di sebelahnya.

Hanin yang diajak berbicara pun mengangguk. Gadis yang mengajaknya berbicara itu adalah rekan timnya. Hanin sudah mengenal beberapa teman setimnya salah satunya adalah Gaby.

"Nanti ada acara apa lagi, ya?" Tanya Gaby yang sudah ikut duduk di samping Hanin. Keduanya duduk beralaskan rumput di depan tenda sambil memperhatikan beberapa peserta berlalu lalang.

"Nanti siang cuman istirahat, terus setelah solat azar bakalan ada materi lagi, dilanjut dengan games," jawab Hanin, ia sempat membaca rundown acara tadi pagi sebelum berkegiatan.

Tiba-tiba tiga orang laki-laki datang menghampiri mereka dan ikut duduk. Nafas ketiga laki-laki itu begitu ngos-ngosan. Mereka juga adalah tim Hanin, yang mewakili Jakarta.

"Jogja hari ini panas banget. Berasa dibakar gua," keluh cowok berkacamata dan rambut yang dibelah dua. Martin, namanya.

Faiz mengangguk setuju. "Kalau malam berasa di kutub selatan," sahutnya.

"Sabar, dikit lagi. Besok kita udah pulang. Dan nanti malam katanya kakak panitia bakalan adain pesta kembang api buat sambut tahun baru," ucap Galih, tak sengaja melihat beberapa panitia membawa kembang api menuju tenda panitia.

"Wih, seru dong," Gaby nampak antusias.

"Yoi, sekalian jadi hiburan juga gak sih. Lumayan capek di sini," balas Galih.

Faiz menoleh ke arah Hanin. "Udah makan siang? Udah jam 12 loh," tanya nya.

Hanin hanya menggeleng. Bagaimana mungkin ia bisa makan siang sementara dirinya baru saja kembali ke tenda. Panitia acara sempat memanggil para ketua tim untuk mengadakan briefing, dan Hanin yang merupakan ketua di tim akhirnya memenuhi panggilan tersebut.

"Yaudah, kita makan dulu di sana. Biar maag lo gak kambuh," ajak Faiz lalu berdiri dari duduknya. Ia menarik tangan Hanin untuk menuju sebuah stand makanan yang berjualan di sekitar area camp.

Martin, Galih dan juga Gaby saling pandang melihat aksi dari rekan tim nya itu. "Bakalan ada cinta bersemi di camp, nih," ujar Galih.

"Kukira bakalan ngincer dari daerah lain, ternyata setimnya sendiri. Kocak emang," sambung Martin lalu tertawa.

"Lumayan sat set juga tuh si Faiz," sahut Gaby tak habis fikir.

****

Hari ini anak-anak lantai 2, Kinan dan Delisa banyak mengunjungi tempat-tempat wisata. Setelah dari air terjun, Dirga memandu mereka untuk menuju sebuah pantai. Di sana mereka banyak melakukan banyak hal. Seperti bermain air, berfoto, membuat istana pasir layaknya anak kecil, bermain banana boat, menaiki jetski dan masih banyak lagi. Dirga juga mengajak mereka untuk mengeksplor di sebuah perbukitan.

Disana mereka bisa melihat tanaman strawberry, memetik dan memakannya atas izin warga lokal. Menikmati padatnya bangunan perkotaan dari ketinggian. Terakhir tempat yang mereka kunjungi adalah desa Alus.

"Gua kayaknya betah deh kalau tinggal di sini," celetuk Deden, sesekali ia menundukkan kepala lalu tersenyum saat berpapasan dengan warga desa Alus.

"Sama gua juga. Banyak kembang desa," ucap Ken tidak sadar. Sedari tadi mata keranjangnya sudah jelalatan menatap satu persatu gadis desa yang mereka lewati. Bahkan sesekali ia memberanikan diri untuk menyapa.

KOS 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang