11-I'M ALWAYS HERE

13 1 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now playing :
Penjaga Hati-Nadhif Basalamah

"Sebelum itu, kau cari dulu nilai X sama Y nya. Nanti kalau sudah dapat, kau tinggal bagi dengan hasil yang tadi kau dapat itu dari perkalian sebelumnya," logat khas Medan itu terdengar di ruangan VIP rumah sakit. Siapa lagi kalau bukan suara Agum.

"Lagi pula kau berdua ini anak IPS, masih pula kau belajar matematika. Heran kali aku bah," lanjut Agum.

"Ya, gitu deh bang. Andai aja bisa request matematika dihilangin. Pasti gua ada dibarisan depan," ujar Alif, yang tetap fokus menulis di buku tulisnya.

"Sama, bang. Gua udah muak sama matematika," timpal Tihan.

Agum menghela nafas panjang. Di ruangan ini kedua anak SMA itu sedang mengerjakan tugas matematika mereka bersama-sama. Agum yang memang basic-nya jago di mata pelajaran itu sering kali mengajari kedua adiknya jika punya waktu luang.

Yah, walaupun misuh-misuh karena kedua remaja itu lambat sekali menangkap apa yang ia jelaskan.

Dua hari yang lalu, Kinan sudah dipindahkan kamar inap setelah melakukan operasi. Itu semua merupakan saran dari dokter agar beberapa kerusakan dalam kepala gadis tersebut bisa teratasi. Sudah terhitung tiga hari Kinan belum juga membuka matanya. Anak kos 20 lantai 2 juga secara bergantian berjaga di kamar tersebut, kecuali Sadam.

"Lah, sejak kapan lo berdua ada di sini?" Tanya Eja, baru saja datang bersama dengan Eros dan Ken.

"Satu jam yang lalu, bang. Lo baru balik?" Tanya Tihan. Eja mengangguk sambil meletakkan kantong kresek di hadapan Agum, Tihan, Alif, Galang dan juga Dirga.

Kelima laki-laki tersebut langsung mengambil bagian masing-masing. Kebetulan sekali perut mereka belum terisi dan sedari tadi sudah meminta asupan.

"Iya, Han. Sebenarnya jam 5 sore seharusnya gua udah balik. Tapi ada rapat himpunan yang harus gua ikuti, jadi lambat ke sininya. Oh iya, itu makanan buat kalian. Di traktir sama bang Eros," jelas Eja.

"Widih, abis gajian lo, bang?" Tanya Galang.

"Enggak. Gua baru aja dapat kiriman, jadi yaudah gua beliin aja buat kalian," jawab Eros, yang sudah berbaring di atas sofa.

"Terima kasih, ya, bang. Lo bertiga gak mau ikut makan juga?" Sahut Tihan.

"Kita bertiga tadi udah, Han. Lo makan aja dah," ucap Ken yang juga ikut berbaring di sebelah Eros.

"Oh iya, bang Deden gak ada ya?" Tanya Eja yang sedari tadi tidak menemukan sosok laki-laki dengan penuh candaan itu.

"Hari ini dia ada kerja kelompok di kos temannya. Jadi gak bisa untuk ikut jenguk," balas Dirga di sela-sela menikmati makanan yang ada dalam mulutnya.

Eja hanya ber-oh sambil menganggukkan kepalanya paham. Ia ikut merebahkan tubuhnya di lantai dan tas nya ia jadikan sebagai bantal. Hari ini cukup melelahkan baginya. Kegiatan yang padat dari pagi hingga malam begitu menguras tenaganya. Belum lagi tugas-tugasnya yang masih menumpuk.

Tidak ada percakapan yang terdengar di antara mereka. Ken dan Eros sibuk dengan handphone di tangan mereka. Agum, Dirga, Tihan, Galang dan juga Alif masih melahap makanannya. Dan Eja sengaja menutup matanya dan masih terjaga.

Beberapa menit setelahnya, suara Tihan terdengar. "Bang Sadam gak mau kesini ya?" Tanya nya.

"Wajar, Han. Gak mudah buat dia berdamai dengan semuanya. Kita kasih dia waktu untuk berfikir dulu," sahut Galang.

KOS 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang