Happy reading;)
•
•
•
Tandai typo 🚫
•
•
•
_______________________________________________
Di mansion keluarga Bintang, Ardan dan Cantika duduk di halaman belakang lebih tepatnya duduk diayunan."Kak" panggil Cantika.
"Paan?" sahut Ardan.
"Mau loli" Ardan yang tak faham pun mengerutkan dahinya.
"Loli? Lonte liar?" bingung Ardan.
"Hah? Lonte apa?" Cantika malah balik bertanya.
"Itu loli apa Riaa" Ardan mulai gemas sendiri dengan cewenya itu.
"Itu loh kucingnya Alya, kan namanya Loli" jawab Cantika.
"Lo mau kucing?" Ardan turun dari ayunan lalu jongkok didepan Cantika yang masih duduk anteng diayunan nya.
"Engga, Ria mau anjing!" kesal Cantika.
Ardan terkekeh, "ya udah ayok beli"
"Bayarin kan? Oke, ayok" Cantika melengos meninggalkan Ardan yang melongo.
Di ruang tamu, Cahaya sedang duduk disofa sambil menonton drakor di tv.
"Mau kemana sayang?" tanya Cahaya pada Cantika yang bergabung duduk di sebelah kanannya.
"Mau beli kucing bun" jawab Cantika.
"Sama Ardan kan? " Cantika mengangguk.
"Woyy!!! Main tinggal bae lo" pekik Ardan di belakang sofa.
"Apasih bang teriak-teriak" kesal Cahaya.
Tanpa menjawab, Ardan malah duduk di sebelah kiri Cahaya dan memeluk bundanya dari samping.
Kini Cahaya duduk diampit oleh dua remaja itu.
"Ria nya sih ninggalin Ardan, kan Ardan kesel" ujar Ardan diakhiri dengan isakan kecil.
"Eh kok nangis?!" ucap Cahaya terkejut.
"Kak Dzaki kok jadi lembek gini?" pertanyaan dari Cantika yang membuat isakan Ardan semakin keras.
"Tuh bun" adu Ardan.
"Kamu sakit ya?" Cahaya menempelkan telapak tangannya didahi Ardan.
Panas
"Hidungnya mampet bun, ngga suka" Ardan menggosok-gosok hidung nya dengan kesal sambil menangis.
"Makanya jangan nangis sayang, kalo nangis nanti tambah mampet hidungnya" beber Cahaya.
"Pusing" ujar Ardan mengadu sambil menenggelamkan kepalanya di leher Cahaya.
"Tidur dikamar ya?" tawar Cahaya yang diangguki Ardan.
Cantika yang masih terbengong pun sadar, "bun, Cantika ikut ya" celetuk Cantika.
"Iya sayang, ayo"
Dikamar milik Ardan, Ardan sudah berbaring di kasurnya.
"Kok bisa sakit sih?" celetuk Cantika.
Cahaya sudah pergi mengambil air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Ardan.
"Lo pikir gue alien hah?!" kesal Ardan menatap Cantika dengan tatapan sayu, matanya berair.
"Ishh maksud Ria, masa tiba-tiba sakit? Kan aneh"
"Ngga tau, deket-deket lo keknya gue jadi sakit gini" sebelum Cantika menjawab, Cahaya yang baru masuk mengomeli putranya.
"Lagi sakit masih aja jahil" omel Cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA
Teen FictionMuka datar,sifat dingin,irit bicara. itulah ciri khas seorang ARDANA DZAKI AL FATIH putra dari Cahaya dan Bintang. Ardana yang biasa dipanggil Ardan oleh orang-orang memang mempunyai sifat dingin,tapi sifat dingin itu pupus digantikan dengan sifat t...