Happy reading;)
•
•
•
Tandai typo 🚫
•
•
•
_________________________________________________________"Bukannya minta maaf malah bentak-bentak! Gue suami lo kalo lo lupa!"
"Gue bakal minta maaf kalo gue salah! Dan disini gue ngga salah, terserah lo mau percaya atau ngga"
Keduanya masih berdebat di Rooftop disaksikan oleh para sahabatnya yang terkejut menonton perdebatan ini, apalagi mendengar bahasa Cantika. Cantika meninggalkan Rooftop dengan membanting pintu, Ferdian berjingkrak kaget sebab ia berdiri didepan pintu.
Alya dan Dinda mengejar Cantika, sedangkan para cowo itu mencoba menenangkan Ardan.
"Tenangin diri lo, jangan gegabah, kita udah temenan lama begitupun lo sama Cantika, harusnya lo bisa percaya sama dia" Alka berkata sambil menarik Ardan untuk duduk.
"Gimana gue mau percaya sama dia? Gue liat dengan mata kepala sendiri dia pelukan sama cowo lain sedangkan gue menjalani hukuman yang bahkan bukan salah gue, gue ngga papa ngejalanin hukuman demi dia tapi emang harus kaya gini balasan dia?"
Tiba-tiba Alya datang dengan ngos-ngosan dan juga keringat mengucur di dahinya, "Gue minjem motor! Cantika keluar gerbang pake motor kebut-kebutan" Alya langsung merebut kunci motor Alka dari saku cowo itu lalu melengos pergi begitu saja.
"Cantika punya motor?" tanya Yuda.
Motor dipacu dengan sangat cepat, seorang gadis dengan lihai mengendarai motornya yang berasal dari sebuah cincin kecil. Sesampainya di parkiran tadi, Cantika melemparkan cincin yang selalu ia pakai lalu menekan tombol di kunci gelangnya, dan yang terjadi cincin itu seketika berubah menjadi motor sport hitam.
Melihat Alya dan Dinda yang mengejarnya, Cantika menambah kecepatan motornya sampai Alya dan Dinda tidak terlihat. "Cowo anjing!" umpat Cantika sambil menambah kecepatannya.
Alya dan Dinda yang tertinggal memilih untuk berhenti di pinggir jalan, "Cantika gila banget, kita ketinggalan!" ujar Alya.
"Gue takut dia kenapa-kenapa" cemas Dinda.
"Kita balik ke sekolah aja, ngabarin yang lain" mereka berdua kembali menaiki motor Alka lalu kembali ke sekolah.
Masih di Rooftop, Ardan memejamkan mata sambil bersender di bahu Alka. "Ria.. " lirih Ardan.
Pemuda itu meneteskan air matanya entah sadar atau tidak, Alka sadar bahwa sahabatnya menangis tapi dia memilih untuk diam.
"Baru nikah udah berhadapan sama perpisahan di ujung tanduk" celetuk Alka membuat Ferdian dan Yuda yang bermain game di handphone mereka seketika melotot mendengar itu.
"Punya temen kok mulutnya ngga ada ramah-ramahnya" lirih Ferdian.
"Udah mana orang nya lagi senderan dibahu dia lagi" lanjut Yuda menatap Ardan yang sedang menangis.
Lagi dan lagi pintu Rooftop membuat mereka terkejut, pintu didobrak oleh Alya dan Dinda yang datang dengan nafas yang tidak teratur.
"Al Cantika, ngga tau" ujar Alya terbata-bata.
Dinda duduk dengan nafas yang terengah-engah, "Iya bu terus bu, ini hampir keluar bayi dugongnya" ujar Ferdian yang kebetulan duduk di samping Dinda.
"Sialan lo!" gertak Dinda.
"Cantika?" celetuk Ardan.
"Tenang dulu, ngomong pelan-pelan" Alka mengelus punggung Alya sampai nafas Alya kembali tenang.
"Tadi gue ngejar Cantika pake motor, tapi dia cepet banget Al, gue sama Dinda ketinggalan jauh banget" beber Alya.
"Sejak kapan Cantika punya motor? Dan lagi, sejak kapan dia bisa ngendarain motor? Itu aja pertanyaan gue" tanya Yuda beruntun.
"Gue ngga tau" lirih Ardan.
"Gue marah, tapi gue lebih marah ke diri gue sendiri" lanjutnya.
"Kita cari Cantika bareng-bareng"
•••
"Oh ayolah, mana mungkin gadis kecil kesayangan ku menangis hanya karena hal kecil seperti ini?" dua orang lelaki dewasa yang kini sedang berhadapan dengan seorang gadis yang tak lain adalah Cantika itu menggelengkan kepalanya.
"Dan sejak kapan kamu menangisi cinta? Itu menjijikkan, ayah tak pernah mempelajari hal remeh seperti itu" dari nama panggilannya, kalian tau betul siapa dua lelaki tersebut. Itu adalah Bintang dan Alex yang kini sedang menemani Cantika di kantor Alex, tepatnya mereka sedang menertawakan Cantika.
"Sialan! Aku datang kesini tidak untuk di ejek!" banyak yang tidak tau seberapa dekatnya Cantika dengan Bintang, bahkan Ardan sekalipun tidak mengetahui sifat Cantika yang sebenarnya bisa dibilang nakal.
"Anakmu itu sungguh memuakkan sialan! Dia membentak putriku" Alex memukul bahu Bintang.
"Mana ku tau dia akan membentak putrimu, bahkan aku tidak tau kejadian dimana putrimu ini berpelukan dengan siluman kadal Afrika" balas Bintang sembari berjalan kearah sofa.
"Siluman kadal Afrika itu orang suruhanmu ayah" kata Cantika dengan datar, cewe itu sekarang sudah duduk dimeja kerja ayahnya.
"Kau sendiri mau mengikuti rencana ku" jawab Bintang tak mau kalah.
"Hey tuan Alex, mengapa kau hanya berdiam diri seperti patung?" tanya Cantika saat melihat papahnya yang hanya menatap mereka berdua dengan datar.
"Bahkan aku tidak tau harus mengatakan apa, kau ayah yang gila, bagaimana bisa kau melakukan ini hanya untuk mengobati mental anakmu, dan kau adalah istri yang gila, bagaimana bisa kau mengikuti rencana mertuamu yang tidak waras ini?" cerocos Alex.
"Kau tidak tau apa-apa" sentak Cantika dan Bintang kompak.
"Kesehatan mental membuat dia tidak bisa mengontrol emosinya, dengan bantuan anakmu yang berstatus istrinya itu akan membuat dia sadar bahwa dia telah membentak orang yang membuatnya tergila-gila, secara otomatis dia akan tau bahwa dia harus selalu mengontrol emosinya" beber Bintang.
"Yayayaya terserah kau saja, aku hanya kasihan melihat Ardan yang harus berjuang melawan rencana dari ayahnya dan juga istrinya"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA
Teen FictionMuka datar,sifat dingin,irit bicara. itulah ciri khas seorang ARDANA DZAKI AL FATIH putra dari Cahaya dan Bintang. Ardana yang biasa dipanggil Ardan oleh orang-orang memang mempunyai sifat dingin,tapi sifat dingin itu pupus digantikan dengan sifat t...