24

12 2 0
                                    

Happy reading;)



Tandai typo 🚫



__________________________________________________

Suhu AC kamar yang dingin tidak membuat Ardan diam tanpa mengatakan "gerah, Ria..". Cantika membawa Ardan pergi ke kamar mandi dan mengguyurkan air dari shower.

"Kakak kenapa sih?!"

Ardan memeluk Cantika, meletakkan dagunya di pundak Cantila. Nafas terengah-engah menerpa leher Cantila saat Ardan membenamkan wajahnya di ceruk leher Cantika, "Sayang..." Ardan menggeram.

Cantika membeku begitu merasakan bibir yang mengecup lehernya, "Ria..." Ardan memeluk erat dengan mencumbu leher Cantika.

"Kak Dzaki..."

Mata yang terpejam dengan cengkraman dipinggang Ardan membuktikan kegugupan Cantika.

"Tolong kakak, sayang..."

Cantika menelan ludah, "Apa maksud-".

Dentuman punggung Cantika yang menabrak dinding kamar mandi membuat nya meringis. Tatapan tajam dan lapar dari Ardan membuat Cantika menelan ludahnya gugup, Ardan menatap mata Cantika saat mendekatkan wajahnya.

"Ria..."

•••

Matahari menyapa bumi dengan cahaya nya, sinar matahari yang terpancar menembus gorden kamar pasutri muda yang kini tidur tanpa busana dan hanya tertutup selimut. Raut wajah lelah dengan kamar yang seperti kapal pecah sudah memperlihatkan kejadian apa yang terjadi semalam, baju yang tergeletak dimana-mana dan sprei kasur yang sudah tidak berbentuk memperlihatkan kekacauan setelah aktivitas malam mereka.

Sepasang mata tajam terbuka, mata dengan pupil coklat itu mengedip kaku menyesuaikan cahaya matahari. Netranya mengedar melihat kamar nya yang seperti telah diterjang angin topan, ah dia lupa 'wanita' yang disamping nya.

Raut lelah tanpa terusik dengan sinar matahari itu tampak cantik dan damai, tangan Ardan terangkat menyingkirkan rambut yang menutupi pipi Cantika.

"So beautiful..." gumamnya.

Kecupan ringan di dahi dilakukan sebelum Ardan beranjak pergi memungut pakaian lalu masuk ke kamar mandi.

20 menit berlalu, Ardan keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang dan rambut yang meneteskan air. Handphone miliknya yang berada di meja samping ranjang berbunyi, membuat nya tidak jadi membuka lemari.

Ferdian is calling.....

"Halo"

"Lo ngapa ngga sekolah njir"

"Telat bangun"

"Lah? Cantika?"

"Sama"

"Ekhem...Habis ngapain kok sampe telat bangun?"

Ardan yang membuka mulut hendak menjawab tiba-tiba saja di sela dengan suara Yuda di telfon.

"Habis ngew-"

"Bacot!"

Ardan mematikan telfon sepihak, tidak memikirkan umpatan teman-temannya dia sana. Berjalan menuju lemari setelah memeriksa Cantika yang masih tertidur tanpa gangguan.

Mata cantik dengan bulu mata lentik mulai terbuka, pandangan Cantika mengedar saat mencari keberadaan Ardan. Tatapannya terhenti pada punggung tanpa balutan pakaian, "Kak..." suara serak itu membuat Ardan menoleh.

"Bentar sayang, kakak pakai baju dulu, " Cantika hanya bergumam setelah Ardan menjawabnya.

Beberapa menit kemudian kaki panjang itu melangkah mendekati ranjang dan duduk di sisinya, "Mau mandi?" elusan lembut di kepala Cantika menjadi pelengkap suara lembut Ardan.

"Sakit~" rengekan itu membuat Ardan tertawa lucu antara kasihan namun juga puas.

"Kakak gendong ke kamar mandi," tawar Ardan.

Tanpa menunggu jawaban, Ardan mengangkat tubuh tanpa baju itu dan membawanya ke kamar mandi. "Bisa mandi sendiri atau mau dimandiin? "

"Modus, udah sana keluar!" Ardan menggeleng dramatis sebelum keluar dari kamar mandi membiarkan Cantika membersihkan diri.

Ardan menunggu dengan sabar, handphone di tangannya menunjukkan grup chat yang berisi teman-temannya termasuk Alya dan Dinda.

ORANG PENTING 👹
Anda, Alka, Alya, Dinda, Ferdian, Wife💗, Yuda

Ferdian
  | Ditunggu ponakan nya @Ardan

Yuda
  | Harus mirip gue

Dinda
  | Lo yang buat? @Yuda

Ferdian
  | Lo mau buat? Ayo sama gue, gue siap @Dinda

Dinda
  | Najis

Anda
  | Berisik.

Yuda
  |Sensi amat calon bapak

Alya
  | Cantika digempur sampe ngga masuk sekolah

Ferdian
  | Parahh

Dinda
  | Gacor bro🔥

Alka
  | 21+

Yuda
  | Nah lohh dapet peringatan

Alya
  | Ga seru
  | Syebell

"Kakaakk!!"

Teriakan dari dalam kamar mandi langsung membawa Ardan kembali ke dunia asli, ia langsung berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Uyy?" sahut Ardan.

"Gendong Ria!"

Ardan langsung masuk ke kamar mandi mendapati cantika terbalut dalam handuk dan berdiri dengan bertumpu pada wastafel.

Ardan langsung menggendongnya keluar dari kamar mandi, menyiapkan baju ganti untuk Cantik dan membantu memakaikan nya.

"Gini dong tiap hari, " gumam Cantika.

"Anda berharap anda adalah seorang tuan putri?" sarkas Ardan.

"Aku bukan tuan putri, aku ratu, " Cantika menjawab dengan sombong.

Ardan hanya menggelengkan kepala mendengarnya, "Makin tengil."


Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang