Happy reading;)
•
•
•
Tandai typo🚫
•
•
•
_________________________________________________Lagi-lagi Cahaya menghela nafas panjang, sungguh ini sangat melelahkan. Untungnya Ardan sudah tak sepanas kemarin, jadi dia bisa fokus mengurus Bintang.
Pagi ini Cahaya sedang didapur bersama Aqeela, karna hari minggu jadi mereka berdua memasak bersama.
"Ayah sama abang masih sakit bun?" tanya Aqeela.
"Abang udah sembuh" bukan Cahaya yang menjawab, melainkan Ardan sendiri.
Cahaya menempelkan punggung tangannya ke dahi Ardan untuk mengecek apakah masih panas atau tidak dan hasilnya
"Udah ngga panas" gumam Cahaya.
"Bun, nanti Ardan mau nganter Ria beli kucing boleh kan?" ujar Ardan.
"Iya, tapi pake mobil jangan pake motor, diluar lagi panas banget soalnya" Ardan pun mengangguk sambil menyuapkan apel yang sudah dipotong menjadi dua.
Aqeela dan Cahaya lanjut memasak untuk sarapan ditemani Ardan yang memakan apel sembari memperhatikan 2 perempuan itu.
Setelah sarapan, Ardan pergi menjemput Cantika untuk mengantarkan gadis itu pergi membeli kucing yang dijanjikan sebelum Ardan jatuh sakit.
Cantika yang sudah siap memoles dirinya pun segera turun menuju ruang tamu untuk pamit pada orang tuanya.
"Mamaaahh papaaahh~~"
"Kenapa?" sahut Karina.
"Cantika mau izin pergi beli kucing sama kak Dzaki, boleh?" ujar Cantika.
"Ardan udah sembuh?" tanya Alex.
"Udah tadi ngabarin" jawab Cantika.
Karina dan Alex pun memberikan izin, Cantika langsung pergi menuju teras untuk menunggu Ardan.
Terdengar klakson dari luar membuat Cantika berlari kecil menghampiri asal suara itu, Ardan yang tadi akan keluar dari mobil tidak jadi karena melihat Cantika masuk.
"Beneran udah sembuh kan??" tanya Cantika antusias.
"Sebenarnya sih belum ya, tapi demi lo nih gue mau keluar panas-panas," jawab Ardan tanpa menoleh.
"Loh? Kok gitu? Ya udah kita ngga jadi aja, harus sembuh duluu" protes Cantika.
"Engga elah, gue ngga lemah-lemah amat" sanggah Ardan.
"Tetep aja" gumam Cantika yang masih di dengar Ardan.
Cukup lama mereka terselimuti keheningan sampai didepan toko yang menjual hewan peliharaan Cantika langsung menarik tangan Ardan dengan antusias.
"Pelan-pelan Ri, tokonya ngga bakal lari" kesal Ardan.
Dua remaja itu disambut dengan ramah oleh pelayan toko itu, "silahkan dek, kita punya beberapa hewan lucu untuk dijadikan peliharaan" ujar pelayan toko dengan ramah.
"Aku mau kucing yang bukunya lebat trus warnanya abu-abu muda ada ngga kak?" pelayan itu tersenyum ranah dan menunjukkan kucing yang dideskripsikan oleh Cantika.
"Kak, bagus kan?" Cantika menggendong kucing yang di bawakan oleh pelayan dan menunjukkan pada Ardan.
Ardan mengangguk dan tersenyum, "Mau ambil itu?"
"Iya"
"Ini saja kak, tolong sekalian kandangnya sama makanannya ya kak" Ardan mengeluarkan dompetnya untuk membayar kucing dan perlengkapannya.
Dimobil, Cantika memangku kucing tadi menghiraukan Ardan yang kesal karna tidak dianggap.
"Mikisihh" cibir Ardan.
"Hehe makasih kak" ujar Cantika merasa tersindir.
"Hm"
"Kakak besok sekolah??" tanya Cantika mecoba mencairkan suasana.
"Sekolah, tapi gue ngga bisa jemput lo besok ngga papa kan?"
"Ngga papa, emang besok mau kemana?"
"Ada urusan bentar"
•••
Pagi hari menyapa, Cantika sudah berada dimobil menunggu papahnya sambil memainkan handphone nya.
Tak lama kemudian, Alex masuk dengan jas CEO nya.
"Berangkat sekarang?" tanya Alex yang baru saja memasuki mobil.
"Iya, udah siang juga" jawab Cantika.
"Tumbe Ardan ngga jemput" celetuk Alex di tengah perjalanan.
"Ada urusan katanya, Cantika juga ngga tau urusan apa" Cantika berkata sambil cemberut.
"Trus kenapa mukanya cemberut gitu? Ntar juga ketemu" cibir Alex.
"Ih papah mana tau" kesal Cantika yang membuat Alex terkekeh.
Mobil yang ditumpangi Alex dan Cantika sampai didepan gerbang SMA MATAHARI, "Cantika sekolah dulu" pamit Cantika sambil menyalimi tangan Alex.
"Hm"
Saat Cantika membuka pintu mobil tiba-tiba ada sebuah motor yang dikendarai sepertinya seorang laki-laki melintas tepat dihadapan Cantika yang membuat Cantika reflek terduduk lagi dikursi mobil dan membuat Alex langsung keluar dari mobil.
"WOY!!!" teriak Alex yang membuat semua mata tertuju padanya.
Melihat motor itu yang terus melaju, Alex berpindah mengecek keadaan putrinya.
"Sayang ada yang luka? Bilang sama papah" ujar Alex khawatir.
"Ngga papa, Cantika cuma shock" jawab Cantika.
Dari kejauhan terlihat Ardan berlari mendekati Alex dan Cantika, "Ada apa pah?" tanya Ardan sambil ter engah-engah.
"Tadi ada yang mau nyerempet Cantika" jawab Alex.
"Tapi Ria ngga papa kan? Ngga ada yang luka kan? Ayo biar Ardan anter ke UKS, kalo perlu ke rumah sakit aja ntar biar Ardan yang izin-" ucapan Ardan terpotong karna bibirnya yang disentil oleh Alex.
"Aduh pah kok disentil sih?!" pekik Ardan.
"Abisnya kamu nyerocos aja ngga selesai-selesai" jawab Alex yang sama kesalnya.
"Udah ah, Cantika mau ke kelas" celetuk Cantika yang sudah lelah akan perdebatan dua lelaki didepannya.
"Ya udah ati-ati, dan Ardan papah ngawasin kamu ya! " peringat Alex.
"Iya pah iyaaa" pasrah Ardan.
Cantika menarik tangan Ardan dan masuk ke SMA menghiraukan tatapan Alex yang terkejut.
"Kakak ada urusan apa sih sampe ngga bisa jemput Ria?" tanya Cantika.
"Urusan penting intinya" jawab Ardan ngasal.
"Meeting?" tanya Cantika lagi.
"Hm"
"Ih yang bener dongg" kesal Cantika yang merasa terabaikan.
"Ya lo kepo banget jadi orang" Ardan menyentil dahi Cantika yang membuat Cantika mengaduh kesakitan.
"Sakitt!! Main sentil aja" pekik Cantika.
"Lebay" Ardan kembali menyentil dahi Cantika dan langsung berlari menghindari amukan dari gadis itu.
Tbc
Yok di polloww+potee+comennya comennn
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA
Teen FictionMuka datar,sifat dingin,irit bicara. itulah ciri khas seorang ARDANA DZAKI AL FATIH putra dari Cahaya dan Bintang. Ardana yang biasa dipanggil Ardan oleh orang-orang memang mempunyai sifat dingin,tapi sifat dingin itu pupus digantikan dengan sifat t...