9

92 3 1
                                    

Happy reading;)



Tandai typo 🚫



__________________________________________________

Hari sabtu, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua murid dijenjang SMA begitupun Ardan.

Jam sudah menunjukkan pukul 09;00 WIB, tapi Ardan masih terlelap dibalik selimutnya bak pangeran yang menunggu ciuman dari sang putri untuk membangunkannya.

Dibawah, tepatnya di ruang keluarga Bintang sedang menonton tv ditemani dengan teh hangat buatan Cahaya.

"Ardan belum bangun Ca?" tanya Bintang pada Cahaya yang bergabung duduk disampingnya.

"Belum, biarin aja masih sakit dia" semalam Ardan terbangun dengan tubuh menggigil, untungnya Cahaya dan Bintang belum tertidur saat itu dan lewat didepan kamar putra mereka.

Cahaya tentu panik, jadi Cahaya memilih tidur bersama Ardan dan Bintang tidur bersama Aqeela.

"Beneran mau dinikahin?" Cahaya mendongak untuk melihat wajah Bintang, karna posisinya sekarang sudah memeluk Bintang.

Cup

Bintang mengecup sekilas bibir Cahaya, "iya, anak kita udah berani nyosor soalnya"

"Dih, kayak bapaknya" cibir Cahaya.

Bintang terkekeh lalu mengeratkan pelukannya pada Cahaya.

"Gaga lepas ih" kesal Cahaya yang merasa sesak.

Bintang malah tertawa keras dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Gaga ih!! Kamu mau jadi janda?!!" pekik Cahaya.

"Duda sayang" ujar Bintang membenarkan.

"Bodo amat"

Disisi lain, Ardan mulai membuka matanya.

"Riaa" gumam Ardan.

"Mau ngajak jadian malah disuruh nikahin sekalian" lanjutnya, matanya masih merem melek menyesuaikan cahaya dari matahari yang menerobos di gorden kamarnya.

Masih terbengong mengumpulkan tenaga, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada pesan yang masuk.

💌 Riaa
Pesan: Selamat pagii calon suamiii💗😙

"Sialan!" umpat Ardan, cowo itu sekarang terlihat menggemaskan karna wajahnya yang memerah.

"Awas aja lo, habis nikah gue makan sampe puas"

•••

"Papah" panggil Cantika.

"Iya sayang?" Alex mengelus lembut kepala putri satu-satunya.

"Pengin ke rumah ayah" Alex yang peka langsung mendengus, pasti anaknya mau bertemu dengan putra dari sahabatnya itu.

"Boleh kan" Alex tentu saja pasrah melihat anaknya yang membujuk dengan menggenggam erat tangannya.

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang