Happy reading;)
•
•
•
Tandai typo🚫
•
•
•
______________________________________________________"Baik-baik yaa, sering main jugaa"
Bintang, Cahaya, Alex dan Karina mengantarkan Ardan dan Cantika kerumah baru mereka bersama para sahabat mereka berdua.
"Ponakan jangan lupa" ujar Ferdian gamblang.
"Baru nikah kemaren njir" desis Dinda.
"Ya udah kita pulang ya" pamit Cahaya.
"Iya, semuanya hati-hati"
"Siapp"
Seperginya mereka, Cantika dan Ardan masuk kerumah yang menjadi hadiah dari Bintang untuk mereka berdua.
"Ini kegedean ngga sih kak? Kita cuma berdua rumahnya segede pahala Ria" celetuk Cantika.
"Makanya nanti kita bikin anak yang banyak buat nyesekin ini rumah" sahut Ardan yang membuat Cantika reflek memukul belakang kepala ardan.
"Lo main pukul aja, ntar otak gue lepas anying" umpat Ardan.
"Emang pinya otak?" sarkas Cantika.
"Dih songong" cibir Ardan.
"Biarin"
Belum satu hari mereka tinggal serumah sudah seperti ini, Ardan rasanya jadi ingin menarik perkataannya yang ingin tinggal serumah berdua dengan Cantika.
"Kakak beresin baju-baju nya, aku mau beresin bahan dapur sekalian masak" perintah Cantika.
"Nanti gue liat aset negara lo gimana?"
"Ya udah sih, kaya dulu ngga pernah mandi bareng aja" jawab Cantika dengan santai.
"Itu kan pas tk njir" lagi dan lagi Ardan mengumpat.
"Udah sana beresin" pakea Cantika dengan mendorong dorong Ardan.
"Iya iyaa, ngga usah dorong-dorongg" kesal Ardan.
Ardan naik ke kamar mereka berdua, sedangkan Cantika berbelok ke arah dapur untuk mengolah bahan-bahan yang sengaja tadi mereka beli saat perjalanan.
"RIA!! GUE MAU PERKEDEL!!" teriak Ardan dari atas membuat Cantika terkejut.
"IYAAA" balas Cantika tak kalah lantang.
Beberapa menit kemudian keduanya duduk di meja makan lalu makan dengan cara duduk yang tidak lazim dimana Ardan duduk dengan satu kaki yang di naikkan ke kursi dan Cantika yang duduk bersila di kursi.
"Nanti temenin Ria ngambil Asep ya kak" celetuk Cantika yang menbuat Ardan tersedak.
"Asep siapa?!" seru Ardan setelah meredakan tenggorokannya.
"Kucing yang dibeliin kakak waktu itu lohh" jawab Cantika.
"Namanya ngga aesthetic amat njir, Asep" desis Ardan.
"Ya biarin lah"
"Suruh supir aja lah, cape gue habis beresin baju" tolak Ardan.
"Oke"
"Dih, bocah aneh emang"
•••
Kini kedua remaja itu sedang melakukan aktivitas mereka masing-masing, Ardan yang sibuk dengan laptopnya dan Cantika yang sibuk dengan skincare nya.
"Ntar malem jalan-jalan yuk kak" ajak Cantika.
"Kemana? "
"Kemana-mana asal berdua sama kamu" jari Ardan yang tadinya dengan lincah mengetik di keyboard laptop kini terhenti, diambilnya boneka beruang milik Cantika lalu melemparnya sehingga mengenai Cantika.
"Kok ditimpuk sih?!" pekik Cantika.
"Gabut aja" acuh Ardan yang nyatanya ia sedang salting karena perkataan Cantika.
"Jadi mau kemana?" ulang Ardan.
"Nyari jajanan malem aja lah, Ria pengin bakso mercon, cimol, seblak, telur gulung, dan lain-lain"
"Lo ngidam ya? " kini gantian Ardan yang terkena tutup botol skincare yang dilemparkan oleh Cantika.
"Sembarangan! " ujar Cantika.
"Ya lo tiba-tiba aja minta bakso mercon, gue kira ngidam" balas Ardan membela dirinya sambil mengusap dahinya yang terkena tutup botol skincare.
Keduanya kembali hening untuk beberapa waktu, sampai Cantika meminta tolong pada Ardan untuk membukakan botol handbody pada Ardan.
"Bukain ini dong kak" pinta Cantika sambil menghampiri Ardan.
Ardan menyiapkan tenaganya untuk membuka botol itu, tapi ternyata dirinya tidak perlu membuang tenaga untuk membuka botol itu.
"Lah? Si tai, gue udah ngumpulin tenaga loh" gumam Ardan.
"Makasih"
Cantika kembali duduk di meja riasnya, sedangkan Ardan mulai jahil. Dengan langkah riang, Ardan menghampiri Cantika dan menarik rambut cantika yang di cepol sehingga rambut yang tadinya diikat dengan tinggi sekarang turun.
"Kak! " pekik Cantika.
Cantika berniat untuk menjambak rambut Ardan juga, tapi dengan cepat Ardan menahan pergelangan tangan Cantika dan memutarnya sehingga kini Ardan memeluk Cantika dari belakang.
"Minimal tinggi dulu wlee" goda Ardan lalu berlari keluar kamar.
"KAK DZAKI!!!" teriak Cantika.
"DALEM SAYANGG, JANGAN TERIAK-TERIAK!! AHAHAHAHAHA" sahut Ardan dari bawah sambil tertawa.
Cantika menyusul Ardan yang sudah duduk di sofa sambil ngos-ngosan, Cantika meloncat ke pangkuan Ardan.
"ANJING!!" umpat Ardan lagi dan lagi, dia bahkan sudah tidak tau berapa kali dirinya mengumpat hari ini karena kelakuan Cantika.
"Aba-aba dulu tai!" peringat Ardan.
"Biarin" acuh Cantika sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Ardan lalu mulai membuka handphonenya.
"Alay semua isi hp lo" cibir Ardan yang sedikit mengintip.
"Dih, situ sendiri yang norak" balas Cantika.
"Alay"
"Apasih! Diem! " peringat Cantika.
Ardan mulai menyalakan tv nya, membiarkan Cantika sibuk dengan ketujuh suaminya itu sambil sesekali melirik apa yang di tonton oleh Cantika. "Padahal aku maunya nikah sama kalian, tapi kenapa takdir mempersatukan aku sama cowo kingkong ini" celetuk Cantika berbicara dengan foto yang menampilkan member Nct dream.
"Ngga ada adab lo ngomong gitu ke gue!" kesal Ardan.
"Gini-gini gue mirip Mark nct, sembarangan lo ngatain gue kingkong" lanjutnya.
"Idih, Mark nct dari mananya" cibir Cantika.
"Songong lo bocah!"
"Maaf om"
"No problem baby"
"DIH?!"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA
Teen FictionMuka datar,sifat dingin,irit bicara. itulah ciri khas seorang ARDANA DZAKI AL FATIH putra dari Cahaya dan Bintang. Ardana yang biasa dipanggil Ardan oleh orang-orang memang mempunyai sifat dingin,tapi sifat dingin itu pupus digantikan dengan sifat t...